12. Syarat Wajib Puasa Ramadhan: Sehat
9 Hari Menjelang Ramadhan 1442 H
21 Sya’ban 1442 H – 4 April 2021
Syarat puasa terbagi menjadi dua macam: syarat wajib dan syarat sah.
Maksud dari syarat wajib adalah hal-hal yang membuat seorang menjadi wajib untuk melakukan ibadah puasa Ramadhan. Bila salah satu syarat wajib tidak terpenuhi pada diri seseorang, maka puasa Ramadhan itu menjadi tidak wajib atas dirinya. Atau malah sebaliknya, bisa menjadi mubah, sunnah, atau bahkan haram.
Sedangkan maksud dari syarat sah adalah syarat-syarat yang membuat ibadah puasa menjadi sah dan menjadi salah satu sebab gugurnya kewajiban puasa Ramadhan, di samping terpenuhinya sebab rukun. Di mana, jika salah satu syarat sah tidak ada, maka ibadah puasa menjadi tidak sah pula.
Atas dasar ini, secara fungsi, antara syarat sah dan rukun puasa tidaklah berbeda. Karena keduanya menjadi sebab sahnya pelaksanaan ibadah puasa. Namun yang berbeda adalah bahwa syarat sah bukanlah bagian dari ritual ibadah puasa, sedangkan rukun termasuk bagian dari ritual ibadah puasa.
Para ulama sepakat bahwa orang yang sedang sakit, tidak wajib melaksanakan puasa Ramadhan. Namun dia wajib menggantinya di hari lain ketika nanti kesehatannya telah pulih. Dan karenanya, di antara para ulama ada menyebut syarat sehat ini sebagai syarat ada’ bukan syarat wajib. Sebab orang sakit yang tidak berpuasa, wajib mengqodho’ puasanya di hari lain saat telah sehat.
Adapun maksud dari syarat ada’ adalah syarat yang membuat kewajiban ibadah puasanya tidaklah gugur. Dan karenanya, harus diqodho’ jika telah memenuhi syarat ada’ tersebut.
Dan syarat ini berbeda dengan 3 syarat wajib lainnya (Islam, akal dan baligh), yang memang sepenuhnya sebagai syarat wajib, bukan syarat ada’. Sebab, pada dasarnya tidak ada kewajiban qodho’ atas orang kafir yang masuk Islam selama kekafirannya, demikian pula dengan orang gila yang waras saat masa gilanya dan anak kecil yang mendapati umur baligh saat belum berumur baligh.
Terkait tidak wajibnya puasa Ramadhan atas orang yang sakit, Imam an-Nawawi (w. 676 H) berkata dalam kitabnya, al-Majmu’ Syarah al-Muhazzab:(1)
الْمَرِيضُ الْعَاجِزُ عَنْ الصَّوْمِ لِمَرَضٍ يُرْجَى زَوَالُهُ لَا يَلْزَمُهُ الصَّوْمُ فِي الْحَالِ وَيَلْزَمُهُ القضاء.
Orang sakit yang tidak mampu berpuasa dan ada harapan untuk sembuh, maka tidak wajib atasnya melakukan puasa namun harus mengqodho’nya.
Adapun dalil ketentuan ini adalah firman Allah - ta’ala –:
وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ (البقرة: 185)
Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka (wajib menggantinya) sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. (QS. Al-Baqarah: 185).
Sedangkan jenis penyakit yang membolehkan seseorang tidak menjalankan kewajiban puasa Ramadhan di bulan Ramadhan adalah setiap penyakit yang akan bertambah parah bila tetap berpuasa. Atau ditakutkan penyakitnya akan terlambat untuk sembuh.
Selain itu, jika orang yang sakit tetap berpuasa Ramadhan, dan hal itu tidak sampai membahayakan dirinya, maka puasanya tetaplah dinilai sah dan tidak wajib diqodho’.
Imam Ibnu Juzai al-Maliki (w. 741 H) berkata dalam kitabnya, al-Qawanin al-Fiqhiyyah:(2)
يسْقط عَن الْمَرِيض وَالْمُسَافر وَيجب عَلَيْهِمَا الْقَضَاء إِن أفطرا إِجْمَاعًا وَيصِح صومهما إِن صاما.
Tidak wajib puasa atas orang sakit dan musafir, namun wajib atas mereka mengqodho’nya. Namun jika mereka tetap berpuasa, maka puasanya dinilai sah.
-------------------
(1) Yahya bin Syaraf an-Nawawi, al-Majmu’ Syarah al-Muhazzab, hlm. 6/258.
(2) Ibnu Juzai al-Kalbi al-Maliki, al-Qawanin al-Fiqhiyah, hlm. 78.
Silahkan baca juga artikel kajian ulama tentang puasa berikut :
- Pengertian Puasa dan Puasa Ramadhan
- Sejarah Pensyariatan Puasa
- Keutamaan Ibadah Puasa
- Jenis-jenis Puasa
- Keistimewaan Bulan Ramadhan
- Hukum Puasa Bulan Sya'ban
- Jika Masih Ada Hutang Qodho’ dan Fidyah Ramadhan
- Hukum Puasa Ramadhan
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Islam
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Berakal
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Berumur Baligh
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Sehat
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Mampu
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Muqim Bukan Musafir
- Syarat Wajib Puasa Ramadhan : Suci Dari Haid atau Nifas
- Syarat Sah Puasa Ramadhan : Beragama Islam
- Syarat Sah Puasa Ramadhan : Berakal
- Syarat Sah Puasa Ramadhan : Suci Dari Haid atau Nifas
- Syarat Sah Ibadah Puasa : Pada Hari Yang Tidak Diharamkan
- Rukun Puasa Ramadhan : Niat
- Rukun Puasa Ramadhan : Imsak
- Imsak Yang Bukan Puasa
- Sunnah Dalam Puasa : Makan Sahur
- Sunnah Dalam Puasa : Berbuka Puasa (Ifthor)
- Sunnah Dalam Puasa Ramadhan : Memperbanyak Ibadah Sunnah Lainnya
- Sunnah Dalam Puasa : Menahan Diri Dari Perbuatan Yang Dapat Merusak Pahala Puasa dan Mandi Janabah Bagi Yang Berhadats Besar
- Pembatal Puasa : Empat Kondisi Seputar Pembatal Puasa
- Pembatal Puasa : Pembatal-pembatal Puasa Secara Global
- Pembatal Puasa : Batalnya Syarat Sah Puasa
- Pembatal Puasa : Makan Minum (Pertama)
- Pembatal Puasa : Makan Minum (2)
- Pembatal Puasa : Jima’
- Pembatal Puasa : Muntah Dengan Sengaja
- Pembatal Puasa : Mengeluarkan Mani Dengan Sengaja
- Pembatal Puasa: Apakah Berbekam & Mengeluarkan Darah Dari Tubuh Membatalkan Ibadah Puasa?
- Ibadah Ramadhan : Shalat Witir di Bulan Ramadhan
- Ibadah Ramadhan : Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan
- Rukhshoh Puasa : Orang-orang Yang Mendapatkan Keringanan Untuk Boleh Tidak Berpuasa Ramadhan Serta Konsekwensinya
- Rukhshoh Puasa Ramadhan : Sakit
- Rukhshoh Puasa Ramadhan : Musafir (1)
- Rukhshoh Puasa Ramadhan : Musafir (2)
Sumber FB Ustadz : Isnan Ansory MA
4 April 2021·