SYEIKH ALI BIN AHMAD BASALAMAH RA
Syeikh Ali bin Ahmad Basalamah lahir pada hari Jum’at di kota Ketanggungan Timur Kabupaten Brebes tahun 1323 H. / 1905 M. beliau mulai mencari ilmu untuk kali pertama berguru kepada seorang wali agung As-syeikh Al Qutub Al - Kabir Al Arif billah Al Allamah Al Habib Ahmad Bin Abdillah Bin Tholib Al Athos pekalongan,kepada beliau Syeikh Ali sangat rajin dan semangat menimba ilmu.
Seusai belajar di Pekalongan ayahanda beliau kembali memberangkatkan ke Negara Hajrain dan beliau belajar disana selama delapan bulan kemudian pindah ke Tarim, di Tarim juga beliau sangat tekun mencari ilmu sampai beliau berhasil menguasai berbagai macam disiplin ilmu yang bermanfaat, seperti ilmu fiqih, Tafsir, Hadits, Nahwu Shorof dan lain - lain.
Syekh Ali Basalamah belajar di Tarim selama kurang lebih 9 tahun, setelah itu beliau kembali pulang dan tinggal di kota Tegal, beliau tinggal disana kurang lebih selama satu tahun, tidak lama kemudian beiau menikah dengan Hj Maimunah putri Syeikh Said Bin Abu Bakar Basalamah, Selama berumah tangga beliau dikaruniai seorang putra yang menjadikan beliau sangat bahagia, kemudian pada hari ke tiga dari kelahiran putranya ini Syeikh Ali mebawa putranya kehadapan guru beliau Al Arif Billah Al Habib Ahmad Bin Abdullah Bin Tholib Al Athos Pekalongan, lalu Syeikh Ali berkata kepada guru beliau: “ Ya Sayyidi, saya telah dikaruniai seorang putra, kedatanganku kemari hendak meminta nama untuk putraku”. Kemudian sang guru membacakan surat Al Fatihah dan berdo’a untuk sang putra dengan do’a - do’a yang indah lagi penuh manfaat selanjutnya putra Syeikh Ali tersebut diberi nama Muhammad.
Usaha Syeikh Ali memperoleh seorang putra yang sholih diantaranya ditempuh dengan meminta do’a kepada guru beliau terbukti dan nyata bahwa putra beliau yaitu Syeikh Muhammad Basalamah menjadi seorang ulama besar untuk daerah Brebes, Tegal dan sekitarnya.
Ketika menuntut ilmu di Tarim Syeikh Ali menimba ilmu dari beberapa ulama besar yang masyhur kewaliyannya diantaranya kepada seorang yang sangat alim yaitu Waliyullah Al Arif Billah Al Allamah Al Habib Abdullah Bin Umar Assyathiri, kepada Al Wali Al kabir Al Allamah Al Arif Billah Al Habib Alwi Bin Abdullah Bin Syihab dan ulama - ulama besar lain yang ada di Negara Tarim.
Setelah belajar ilmu di Tarim beliau pulang ke daerah kota Tegal mengajar dan menyebarkan ilmu, yang ketika itu dimulai dari masjid sang ayahanda yang bernama masjid Hajrain. Pada bulan Rajab ditahun pertama beliau berda’wah beliau menerangkan tentang kisah isra’ mi’raj Rosulullah Saw di masjid Hajrain yang ketika itu sangat banyak dipenuhi oleh pengunjung dan Syikh Ali menerangkan dengan sangat jelas sehingga para pengunjung merasa sangat bahagia dan betah.
Tidak lama kemudian beliau Syeikh Ali Bin Ahmad Basalamah hijrah ( pindah ) ke kota Jatibarang Brebes sampai hari wafat beliau. Di Jatibarang ini beliau meneruskan da’wah dan mengajarkan ilmu di berbagai tempat terutama dikediaman beliau sendiri, dimasjid, mushola, sampai kepelosok - pelosok pedesaan dan daerah pegunungan. Dan sudah barang tentu banyak sekali orang yang menimba ilmu dari beliau, mulai dari kalangan para kyai, para ustadz lebih - lebih orang awam yang jumlahnya sangatlah banyak, sehingga banyak ulama, kyai dan para ustadz yang telah manimba ilmu dari Syeikh Ali Bin Ahmad Basalamah untuk kemudian diajarkan didaerah mereka masing - masing.
Pada tahun 1368 H. atau tahun 1948 M. Syaikh Ali berangkat ibadah haji dan berziarah ke maakam Rasulullah SAW besama saudaranya Assyaikh Sa’id Bin Ahmad Basalamah, dan ketika ibadah haji ini beliau Syaikh Ali juga sempat menimba ilmu kepada ulama - ulama Makkah diantaranya kepada Assyaikh Al Alim Al Allamah Al Wali Al Kabir Al Arif Billah Assayyid Alawi Bin Abbas Al Maliki Dan Al Allamah Al Arif Billah Assayyid Husein Bin Muhammad Fad’aq serta ulama Makkah lainnya.
Dan pada tahun 1393 H. / 1973 M. Syaikh Ali berangkat ibadah haji untuk kedua kalinya.
Beliau Syaikh Ali adalah orang mengetahui banyak berita dan ahli dalam ilmu Fiqih, Tasfsir, Hadits, Nahwu, Tasawwuf dan ilmu - ilmu lain. Bahkan seorang murid beliau menjuluki beliau sebagai kitab berjalan pada masa beliau masih hidup.
Dalam kehidupan Syekh Ali Basalamah hanya ada 3 kegiatan penting yakni Taklim, membaca Wirid/Aurad & muthala'ah kitab kuning. Hampir ribuan kitab tersimpan dirumahnya. Untuk berburu berbagai kitab kuning, beliau membeli kepada berbagai pedagang kitab. Jikalau kitab itu tidak boleh dibeli, beliau akan menyuruh orang untuk menyalin dengan tulisan tangan dan dijilid persis kitab aslinya.
Zaman dahulu ada 2 ulama besar yang terkenal sebagai gudangnya ilmu & memiliki perpustakaan pribadi dengan banyak kitab. Yakni Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari & Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan. Namun Habib Salim bin Ahmad bin Jindan misalnya usai menghadiri Haul Habib Muhammad bin Thahir Al-Haddad di Tegal selalu mampir ke rumah Syekh Ali Basalamah untuk mengkaji Kitab-kitab kuning yang tidak dimiliki Habib Salim bin Jindan.
Putra Syekh Ali Basalamah yakni Syekh Muhammad bin Ali Basalamah menuturkan,"pernah Habib Salim bin Ahmad bin Jindan ketika ingin meraih sebuah kitab yang berada diatas lemari, menginjak tumpukan kitab untuk tumpuan supaya bisa meraihnya. Kemudian Syekh Ali Basalamah memperingatkan,ya Habib itu kitab"
Habib Salim bin Jindan menjawab dengan santainya,Aku juga Kitab.
Di ruang RS Kustati Semarang. Malam Ahad/Minggu 31 Maret 1979. Berbau wangi. Yang hadir disana tidak ada yang tahu asal wangi harum tersebut. Tetapi malam itu ada 2 orang ulama besar yang mempunyai kesamaan nama yaitu Syekh Ali bin Ahmad Basalamah yang terbaring koma & yang satu lagi yang sedang menjenguk yakni Habib Ali bin Ahmad bin Abdullah Al-Attas putra wali besar Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas Sapuro Pekalongan.
Meski Syekh Ali Basalamah dalam keadaan koma. Dari isyarat wajahnya tampak bahwa beliau mengetahui kedatangan sahabatnya sejak menuntut ilmu kepada Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib Al-Attas Sapuro Pekalongan. Kemudian melanjutkan selama 9 tahun di Hadramaut Yaman. Habib Ali bin Ahmad Al-Attas menjabat tangan sahabatnya dengan lembut. Diruangan hening itu. Keduanya berkomunikasi secara batiniah dalam diam.
Namun beberapa waktu kemudian, meskipun dalam keadaan koma, Syekh Ali Basalamah mengucapkan salam kepada Habib Ali bin Ahmad Al-Attas & selanjutnya dalam keadaan terpejam karena koma Syekh Ali Basalamah lebih dari 10kali menjawab salam diantaranya kepada Rasulullah Saw, malaikat Jibril, Mikail & kepada Syekh Ahmad bin Muhammad At-Tijani & terakhir mengucapkan 2 kalimat Syahadat
Keluarga yang menjaga di ruang tersebut tersentak kaget, tetapi mereka harus menerima kenyataan, melepas dengan ikhlas kepergian Syekh Ali bin Ahmad Basalamah. Menurut KH Misbahul Anam hanya seorang Wali besar yang dalam keadaan koma bisa mengucapkan salam kepada wali yang Hadir didekatnya. Juga Ruh para malaikat,Rasul & Waliyullah lainnya
Beliau Syekh Ali wafat tahun 1399 H. / 1979 M. dengan usia genap 80 tahun, demikianlah sekelumit dari sejarah kehidupan Syaikh Ali Basalamah.
Syaikh Ali banyak berwasiat kepada para murid beliau untuk memperbanyak membaca sholawat dan salam kepada junjungan Rasulullah SAW karena Sholawat adalah salah satu perantara untuk menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat lebih - lebih menuju surga yang penuh dengan kenikmatan.
Beliau juga banyak berwasiat kepada murid - muridnya untuk banyak membaca istighfar apalagi di zaman akhir seperti sekarang ini yang dosa digambarkan turun bagaikan hujan deras maka perlu banyak membaca sholawat dan istighfar untuk meraih ridho dan ampunan dari Allah subhanahu wa ta’ala.
Alhamdulilah wa syukurillah kini dakwah beliau diteruskan oleh cucunya Syaikh Sholeh Muhammad Basalamah ra
Zawiyah Sayyidi Syekh Ahmad At Tijani ra
baca juga kajian tentang ulama berikut :
- Mengapa Banyak Ulama Wafat
- Proses Ulama Dalam Berfatwa Mengenai Suatu Permasalahan Kontemporer
- Ulama Istana
- Validasi Fatwa Ulama
- Warisan Ulama Salaf, Adab dan Perbedaan Pendapat
Sumber FB : Cerita Para Wali