𝗦𝗨𝗠𝗕𝗘𝗥 𝗔𝗝𝗔𝗥𝗔𝗡 𝗡𝗨𝗥 𝗠𝗨𝗛𝗔𝗠𝗠𝗔𝗗 𝗕𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝗜𝗜
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
Kita tidak akan mendapatkan bahasan tentang Nur Muhammad ini dari kitab-kitab mu’tabarah yang biasa kita rujuk dari para ulama baik yang hidup di fase abad awal, pertengahan dan akhir abad hijiryah.
Tulisan tentang Nur Muhammad ini baru kita temukan disusun oleh beberapa ulama muta’akhirin yang hidupnya sudah di abad ke 14 hijriyah. Dan terkhusus di Indonesia masalah Nur Muhammad ini kian populer lewat kitab-kitab Maulid yang banyak beredar dan dibaca di majelis-majelis ta’lim.
Lalu konsep Nur Muhammad juga diajarkan kebanyakan dari mulut ke mulut, yang karena tidak ada konsep baku tentang apa dan bagaimana sebenarnya ajaran Nur Muhammad ini, akhirnya kita temukan berbagai ragam perbedaan pemahaman mulai dari yang masih bisa ditolelir hingga yang sudah sangat ekstrim kebablasan.
Pemahaman ini semakin leluasa berkembang karena diberi label dan embel-embel sebagai kajian aqidah tingkat tinggi atau dianggap sebagai bagian dari ilmu tasawuf yang hanya layak dikonsumsi oleh kalangan khusus dan tidak boleh disentuh oleh sembarang orang.
Padahal dalam kenyataannya banyak mereka yang mengusung konsep seperti itu adalah orang-orang jahil lagi majhul hal. Ilmu aqidah dasar masih sering ngawur, ilmu alat tidak pernah belajar, pemahaman fiqih masih amburadul, tapi ngakunya ada di maqam yang hanya bisa ditempati orang-orang dengan kemampuan khusus ?
𝗔𝗱𝗮 𝗵𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝗞𝘂𝘁𝗶𝗽𝗮𝗻
Di tulisan sebelumnya kita telah menyebutkan bahwa pencantuman Nur Muhammad sebagai makhluk yang diciptakan paling awal memang disebutkan di dalam kitab-kitab para ulama, namun tidak secara tegas dikatakan siapa yang mendukung pendapat tersebut, bahkan ada yang menisbahkan itu pendapat dari sebagian kalangan Syiah, seperti yang dinyatakan oleh Syaikh Thahir bin Muthahir al Maqdisi rahimahullah berikut ini :
وسمعت بعض الشيعة يزعمون أن أول ما خلق الله نور محمّد وعليّ ويروون فيه رواية
“Aku pernah mendengar adanya sebagian Syiah mereka mengira bahwa sesungguhnya makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah Nur Muhammad dan Ali, dan mereka menyatakan adanya riwayat tersebut.”[1]
𝗣𝗲𝗻𝗴𝗴𝗮𝗴𝗮𝘀 𝗮𝘄𝗮𝗹 𝗸𝗼𝗻𝘀𝗲𝗽 𝗡𝘂𝗿 𝗺𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱
Dalam perkembangannya masalah Nur Muhammad yang sebenarnya hanya sebuah informasi tambahan dan penafsiran belaka atas beberapa ayat yang menyebut Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wassalam sebagai Nur, kemudian ditarik oleh sebagian pihak masuk semakin dalam untuk menjadi sebuah landasan pemikiran dalam bidang aqidah dan tasawuf.
Tercatat tokoh yang mempelopori konsep keyakinan Nur Muhammad ini adalah seorang tokoh sufi yang bernama Ibnu Arabi wafat tahun 638 H (Bedakan antara Ibnu Arabi dengan Ibnul Arabi, karena banyak yang sering tertukar atau menyamakan keduanya. Nama kedua Ibnul Arabi dengan al adalah ulama sunni yang bermadzhab Maliki).[2]
ابن عربي هو من أبرز العلماء الذين أكدوا على مفهوم نور محمد كجوهر أساسي في فهم الحقائق الإلهية
"Ibnu Arabi adalah salah satu ulama terkemuka yang menekankan konsep Nur Muhammad sebagai inti utama dalam pemahaman hakikat ketuhanan.”[3]
Ibnu Arabi adalah tokoh sufi yang kontroversial, tak sedikit deretan ulama ahlussunnah yang menvonis akan kesesatannya bahkan menghukuminya telah murtad seperti al imam Ibnu Jauzi, adz Dzahabi, Daqiq al Id, al Iraqi, Ibnu Hajar al Asqalani dan lainnya.
Meski tetap ada beberapa pihak yang menggelarinya dengan tokoh sufi terbesar dan berusaha membela mati-matian ajarannya. Karena itu lah kemudian tercatat saat tidak bisa ditempuh jalur ilmiah, al imam Ibnu Hajar al Asqalani rahimahullah sempat menantang murid-murid dari Ibnu Arabi untuk mubahalah.
Dan selang kurang dari dua bulan setelah peristiwa mubahalah tersebut, Allah ta’ala menimpakan adzabnya kepada lawan dari al imam Ibnu Hajar. Ia tertimpa kebutaan dan hanya dalam satu malam esoknya orang tersebut ditemukan telah terbujur kaku di kamarnya.[4]
𝗔𝗷𝗮𝗿𝗮𝗻 𝗜𝗯𝗻𝘂 𝗔𝗿𝗮𝗯𝗶 𝘁𝗲𝗻𝘁𝗮𝗻𝗴 𝗡𝘂𝗿 𝗠𝘂𝗵𝗮𝗺𝗺𝗮𝗱
Diantara kitab karya Ibnu Arabi yang berbicara tetang Nur Muhammad ini adalah :
1. Futuhat al-Makkiyah. Karya yang satu ini merupakan tulisan utama Ibnu Arabi yang membahas beberapa konsep utama dalam ilmu tasawufnya termasuk masalah Nur Muhammad.
2. Tarjuman al Ashwaq. Ini merupakan kumpulan sastra dari Ibnu Arabi yang di dalamnya mencakup berbagai metafora dan juga ungkapan tentang Nur Muhammad.
3. Kitab al Isra. Dalam karyanya ini Ibnu Arabi banyak membahas perjalanan spiritual dan wahyu, kemudian dihubungkan dengan Nur Muhammad.
4. Al Hikam al Ata'iyyah. Ibnu Arabi dalam karyanya ini meski membahas tentang wejangan kaitannya dengan kebijaksanaan, tapi dia juga mengkaitkan dengan Nur Muhammad sebagai sumber dari kebijaksanaan hidup.
Berikut ini adalah diantara ucapan dari Ibnu Arabi dalam kitab-kitab tersebut yang berbicara tentang Nur Muhammad, yang mana kemudian oleh beberapa tokoh sufi di masa setelahnya pernyataan -pernyataan ini dipopulerkan dan dikembangkan dalam bentuk konsep ajaran tauhid atau tasawuf.
النور الذي خلق الله منه العالمين وبه يتجلى كل شيء
"Cahaya yang oleh Allah menciptakan dari-Nya alam semesta, dan dengannya segala sesuatu terungkap."[5]
نور محمد هو الضوء الذي يضيء العالم
“Nur Muhammad adalah cahaya yang cahaya itu menerangi alam ini.”[6]
نور محمد صلّى الله عليه وسلّم هو النور الذي خُلِقَ منه كل شيء
“Nur Muhammad shalallahu’alaihi wassalam adalah nur yang darinya diciptakan segala sesuatu.”[7]
النور الذي خلق الله منه العالمين
“Ini adalah cahaya yang Allah menciptakan darinya segala sesuatu.”[8]
النور المحمدي هو النور الأزلي الذي لا يزال، وهو الذي يُدْرَكُ منه جميع تجليات الحق
"Nur Muhammad adalah cahaya kekal yang tidak berakhir, dan dari cahaya ini segala manifestasi hakikat dapat dipahami."[9]
نور محمد صلّى الله عليه وسلّم هو نور باقٍ غير مخلوق، أزلي لا يتغير
"Nur Muhammad shalallahu’alaihi wassalam adalah cahaya yang kekal dan tidak diciptakan, abadi dan tidak berubah."[10]
النور المحمدي هو السرمدي الذي لا ينقضي أبداً
“Nur Muhammad adalah cahaya yang kekal yang tidak akan pernah berakhir.”[11]
نور محمد صلّى الله عليه وسلّم هو النور الذي لا يفنى، بل هو نور أزلي دائم
“Nur Muhammad shalallahu’alaihi wassalam adalah cahaya yang tidak akan pernah binasa, melainkan adalah cahaya kekal dan abadi."[12]
النور المحمدي هو نور دائم لا يتغير ولا ينقضي
"Nur Muhammad adalah cahaya yang abadi, tidak akan pernah berubah dan tidak akan berakhir.”[13]
Dan masih banyak lagi ucapan serupa dari Ibnu Arabi tetang Nur Muhammad ini. Yang mana kemudian ajaran-ajarannya dijabarkan oleh beberapa tokoh sufi sepeninggalnya diantaranya yang paling menonjol adalah Abdul Karim al Jilli (W 825 H) dengan karyanya Insan Kamil.
Dan insyaallah tulisan ini akan bersambung dengan mengutip ucapan-ucapan dari tokoh ini dan juga yang lainnya...
______
[1] Al Badau wa Tarikh (1/150)
[2] At Tasawuf al Islami hal 120.
[3] Syekh Akbar Muhyidin Ibnu Arabi, Muhammad Rustum, hal. 100
[4] Jawahir wa Durur (3/1002)
[5] Futuhat Makiyah (1/118)
[6] Al Isra hal. 100
[7] Tarjuman as Ashwaq hal 20
[8] Futuhat Makiyah (1/20)
[9] Futuhat Makiyah (1/140)
[10] Futuhat Makiyah (1/138)
[11] Al Isra hal. 101
[12] Tarjumal Aswaq hal. 21
[13] Al Hikam al Athiyah hal. 50
Baca juga kajian tentang Nur Muhammad Berikut:
Yang Pro tentang Nur Muhammad :
- Mengakui Kenabian Ruhani
- Hadits Jabir dan Akidah Muhaqqiqin
- Mereka Merujuk Pada Konsep Akidah Yang Salah
- Pengakuan Syekh Ali dan Imam Al-Bushiri
- Nur Nabi Muhammad
- Nur Muhammad Dalam Pengakuan Para Ulama Sunni
- Menakar Keilmiahan AST
- Haditsnya Palsu, Tapi Maknanya Boleh Jadi Benar
- Pengakuan Mawlana Al-Ghumar
- Berhati-hatilah Dalam Menyalahkan Pendapat Para Ulama
Yang Kontra tentang Nur Muhammad :
- Sumber Ajaran Nur Muhammad
- Ajaran Nur Muhammad Dari Mana Asalnya?
- Kitab Yang Membantah Konsep Akidah Nur Muhammad
- Yang Akan Segera Dituduh Wahabi
- Pilih Pendapat Yang Mana?
- Ragam Pendapat Tentang Nur Muhammad
- Intermezo Sejenak Bahasan Nur Muhammad
- Hadits-Hadits Tentang Nur Muhammad
- Benarkah Nur Muhammad Dihukumi Qadim Karena Berasal Dari Allah?
- Makna Qadim Untuk Nur Muhammad
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq