Pengakuan Syekh Ali dan Imam Al-Bushiri

Pengakuan Syekh Ali dan Imam Al-Bushiri

PENGAKUAN SYEKH ALI DAN IMAM AL-BUSHIRI

Perkataan para ulama yang saya sertakan dalam tulisan sebelumnya berasal dari generasi masa lampau. Di era sekarang, banyak juga ulama Sunni yang mengajarkan akidah Nur Muhammad itu. Di antaranya ialah Syekh Ali Jum'ah, Mantan Mufti Mesir sekaligus Mursyid Tarekat Syadzuliyyah. Artinya, status beliau sebagai pakar ilmu syariat dan tasawuf sekaligus itu tak perlu diragukan lagi. 

Saya lebih memilih ikut mereka. Dan tidak berani memandang akidah mereka sebagai akidah yang batil. Hanya dengan bermodalkan pelemahan terhadap sebuah hadits. Hadits-hadits yang kita ketahui itu berapa biji sih, ustad? Saya heran kalau ada ustad sampai berani bilang, "hadits-hadits yang berbicara tentang Nur Muhammad itu tidak ada satupun yang sahih. Bahkan meski dengan derajat Hasan. Semuanya berstatus sangat lemah", kata dia.  

Ustad, mohon maaf, memang sudah berapa hadits yang Anda hafal sehingga Anda berani berkata begitu? Itu pertanyaan logis. Anda bilang "tidak satupun". Emang udah diperiksa semua? Kenapa nggak bilang, setahu saya hadits itu daif. Dan jujurlah untuk berkata bahwa ulama yang berkata dhaif pun menerima kesahihan maknanya. Sikap ilmiah mengharuskan kita untuk terbuka dengan pendapat ulama yang lain. Dan jangan gampang membatilkan dengan landasan yang rapuh. 

Apa Anda mengira bahwa semua kitab hadits yang ada sekarang itu sudah merekam semua hadits Rasulullah Saw? Yang belum sampai ke kita itu masih buanyak. Apa Anda mengira bahwa kalau ada ulama mengatakan hadits A lemah itu otomatis dia menjadi lemah pada dirinya sendiri? Ibn al-Jawzi menulis buku tentang al-Maudhu'at, yang mengkompilasi hadits-hadits palsu. Nyatanya beliau dikritik juga. Dan ternyata tidak semua hadits yang dia katakan palsu itu beneran palsu (baca bukunya Syekh Usamah al-Azhari terkait masalah itu). 

Syekh Ali Jum'ah yang mengeluarkan fatwa bahwa salah satu--sekali lagi salah satu--hadits tentang Nur Muhammad itu palsu. Tapi beliau mengakui kesahihan maknanya, seperti terlihat di fatwa dan uraian beliau di video ini. Di sini beliau secara jelas menyebut Ruh Nabi Muhammad Saw itu sebagai makhluk pertama (ruhuhu kanat awwal al-makhluqat). Kepercayaan kita kepada ahli ini bukan terlahir dari fanatisme. Tapi dari kesadaran dan kerendahhatian kita, bahwa mereka pasti lebih tahu dalil ketimbang kita. 

Bagi yang suka baca qasidah Burdah, perlu diingat bahwa Imam al-Bushiri sendiri mengakui adanya Nur Muhammad yang menjadi perantara semua makhluk itu. Kalau nggak ada nabi, kata al-Bushiri, dunia itu nggak akan ada. Dan tentu saja yang dimaksud bukan jasadnya, melainkan ruhnya yang mulia. Syekh Ali Jum'ah juga mengakui pandangan yang sama. Walhasil, dalam akidah kaum arifin, ruh nabi adalah makhluk pertama yang Allah ciptakan sebagai perantara semua makhluk. 

فكيف تدعو إلى الدنيا ضرورة من ... لولاه لم تخرج الدنيا من العدم

"Bagaimana mungkin Rasulullah Saw dapat tergoda dengan gemerlap dunia? Sedangkan andai bukan karenanya, niscaya dunia tak akan pernah ada."

Apa itu artinya? Artinya ruhnya Nabi Muhammad itu adalah makhluk pertama. Kalau dia nggak ada, makhluk lain nggak bakal ada. Imam Bushiri yang bilang begitu. Dan itu senafas dengan penjelasan para pakar yang saya uraiakan dalam tulisan yang lalu. Qasidah Burdah ini dibaca oleh para ulama di berbagai belahan dunia. Dinyanyikan dengan penuh khidmat oleh umat Nabi Muhammad. Apa mungkin kitab yang talaqqathu al-ummah bi al-qabūl itu mengajarkan akidah yang batil? 

Baca juga kajian tentang Nur Muhammad Berikut:

Yang Pro tentang Nur Muhammad :

Yang Kontra tentang Nur Muhammad : 

Sumber FB Ustadz : Muhammad Nuruddin

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Pengakuan Syekh Ali dan Imam Al-Bushiri - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®