๐๐๐ง๐ ๐๐จ๐๐๐จ ๐ ๐๐ก๐จ๐ฅ๐จ๐ง ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐จ ๐ฝ๐ฎ๐ฟ๐ ๐๐
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
๐. ๐ฃ๐ฒ๐ป๐ฑ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ ๐ฝ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐บ๐ฎ : ๐๐๐น๐น๐ ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐บ๐ฎ๐ธ๐ป๐ฎ ๐บ๐๐๐น๐ฎ๐ธ
Sebagian ulama memandang bahwa kata kullu dalam hadits tersebut bermakna semua secara mutlak. Karena dianggap konteks hadits berbicara tentang masalah agama, maka adanya hal baru yang tidak termasuk bagian dari agama, ia tidak tercakup dalam hadits tersebut.
Al imam Asy Syathibi rahimahullah berkata :
ุฃู โูู โุจุฏุนุฉ โุถูุงูุฉ ูุฃู ูู ู ุญุฏุซุฉ ุจุฏุนุฉูู ุง ูุงู ูุญู ุฐูู ู ู ุงูุนุจุงุฑุงุช ุงูุฏุงูุฉ ุนูู ุฃู ุงูุจุฏุน ู ุฐู ูู ุฉุ ููู ูุฃุช ูู ุขูุฉ ููุง ุญุฏูุซ ุชูููุฏ ููุง ุชุฎุตูุต ููุง ู ุง ูููู ู ูู ุฎูุงู ุธุงูุฑ ุงููููุฉ ูููุง; ูุฏู ุฐูู ุฏูุงูุฉ ูุงุถุญุฉ ุนูู ุฃููุง ุนูู ุนู ูู ูุง ูุฅุทูุงููุง
โBahwa setiap bidโah adalah sesat. Setiap hal baru adalah bidโah. Tidak ada ungkapan yang semisal hadits ini yang begitu terang yang menunjukkan bahwa bidโah itu adalah perbuatan tercela. Tidak ada ayat maupun hadits yang membatasinya atau mengkhususkan maknanya dan tidak ada pula makna yang bisa dipahami yang menyelisihi makna dzahir hadits tersebut.
Maka ia menjadi dalil yang jelas bahwa sesungguhnya makna hadits tersebut bersifat umum dan mutlak.โ[1]
Al imam Ibnu Rajab al Hanbali rahimahullah berkata :
ููููู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ูููู ุจุฏุนุฉ ุถูุงูุฉ ู ู ุฌูุงู ุน ุงูููู ูุง ูุฎุฑุฌ ุนูู ุดูุกูุ โููู โุฃุตูู โุนุธูู ู โู ู โุฃุตูู โุงูุฏููููุ ููู ุดุจููู ุจูููู: ู ููู ุฃูุญูุฏูุซู ูู ุฃูู ูุฑููุง ู ุง ูููุณู ู ูููู ูููู ุฑูุฏููุ ููููู ู ู ุฃุญุฏุซ ุดูุฆุงูุ ููุณุจู ุฅูู ุงูุฏููููุ ููู ููู ูู ุฃุตูู ู ู ุงูุฏูููู ูุฑุฌุน ุฅูููุ ููู ุถูุงูุฉูุ ูุงูุฏููููู ุจุฑูุกู ู ููุ ูุณูุงุกู ูู ุฐูู ู ุณุงุฆูู ุงูุงุนุชูุงุฏุงุชุ ุฃู ุงูุฃุนู ุงูุ ุฃู ุงูุฃููุงู ุงูุธุงูุฑุฉ ูุงูุจุงุทูุฉ
โMaka sabda Nabi shallallahu โalaihi wasallam โSemua bidโah adalah kesesatanโ termasuk dari kalimat yang singkat namun mengandung makna yang luas, tidak ada satupun yang keluar dari keumuman hadits ini, dan ia merupakan pokok yang sangat penting dari dasar-dasar agama.
Hadist ini serupa dengan sabda Nabi lainnya : โBarangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak berasal darinya, maka perkara tersebut tertolak.โ Maka setiap hal baru yang disandarkan kepada agama dan tidak memiliki dasar yang bisa dirujuk itulah kesesatan. Dan agama terlepas dari kesesatan seperti itu. Sama saja itu dalam masalah keyakinan, amal, ucapan yang dzahir maupun yang batin.โ[2]
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah :
ูุงูุจุฏุน โุงูู ูุฑููุฉ โู ุง โูู โุชูู โู ุณุชุญุจุฉ โูู โุงูุดุฑูุนุฉ ููู ุฃู ูุดุฑุน ู ุง ูู ูุฃุฐู ุจู ุงููู ูู ู ุฌุนู ุดูุฆุง ุฏููุง ููุฑุจุฉ ุจูุง ุดุฑุน ู ู ุงููู ููู ู ุจุชุฏุน ุถุงู ููู ุงูุฐู ุนูุงู ุงููุจู ุตูู ุงููู ุนููู ูุณูู ุจูููู ูู ุจุฏุนุฉ ุถูุงูุฉ ูุงูุจุฏุนุฉ ุถุฏ ุงูุดุฑุนุฉ ูุงูุดุฑุนุฉ ู ุง ุฃู ุฑ ุงููู ุจู ูุฑุณููู ุฃู ุฑ ุฅูุฌุงุจ ุฃู ุฃู ุฑ ุงุณุชุญุจุงุจ ูุฅู ูู ููุนู ุนูู ุนูุฏู ูุงูุงุฌุชู ุงุน ูู ุงูุชุฑุงููุญ ุนูู ุฅู ุงู ูุงุญุฏ ูุฌู ุน ุงููุฑุขู ูู ุงูู ุตุญู. ููุชู ุฃูู ุงูุฑุฏุฉ ูุงูุฎูุงุฑุฌ ููุญู ุฐูู. ูู ุง ูู ูุดุฑุนู ุงููู ูุฑุณููู. ููู ุจุฏุนุฉ ูุถูุงูุฉ
โDan bidโah yang dibenci adalah setiap perkara yang tidak diperintahkan oleh syariโat, yaitu membuat syariat baru yang tidak ada perintahnya dari Allah. Barangsiapa membuat sesuatu sebagai agama dan cara mendekatkan diri kepada Allah tanpa syariat dari Allah, maka dia adalah pembuat bidโah. Itulah bidโah yang dimaksud dalam ucapan Nabi shalallahuโalaihi wassalam ; โsetiap bidโah adalah sesatโ.
Maka bidโah itu adalah lawan dari pada syariโat. Syariโat itu adalah apa yang diperintah oleh Allah dan RasulNya, baik itu perintah wajib atau yang sifatnya anjuran, walaupun perkara itu belum pernah terjadi di masa Nabi, seperti tarawih berjamaโah, mengumpulkan al Qurโan dalam satu mushaf, membunuh orang-orang murtad atau khawarij dan sebagainya. Apa yang tidak disyariโatkan oleh Allah dan RasulNya maka itu adalah bidโah dan kesesatan.โ[3]
Abdullah bin Umar radhiyallahuโanhumaa berkata :
ูู ุจุฏุนุฉ ุถูุงูุฉ ูุฅู ุฑุขูุง ุงููุงุณ ุญุณูุฉ
โSeluruh bidโah itu sesat sekalipun manusia memandangnya baik.โ[4]
Dalil pendapat kelompok pertama ini didasarkan kepada sebuah hadits, di mana Rasulullah shalallahuโalaihi wassalam bersabda :
โู ููู โุฃูุญูุฏูุซู โููู โุฃูู ูุฑูููุง โููุฐูุง โู ูุง โููููุณู โู ููููู โูููููู โุฑูุฏูู
โBarangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak berasal darinya, maka perkara tersebut tertolak.โ (HR. Muslim)
Dalam hadits tersebut jelas dinyatakan bahwa perkara baru yang ditolak adalah perkara dalam urusan kami ini, yang dimaknai dengan urusan agama. Sehingga perkara yang tidak terkait dengan syariat seperti urusan dunia tidak termasuk di dalamnya.
Juga dalil hadits lainnya yang berbunyi :
ุฅูุฐูุง ููุงูู ุดูููุกู ู ููู ุฃูู ูุฑู ุฏูููููุงููู ู ููุฃูููุชูู ู ุฃูุนูููู ู ุจููู ููุฅูุฐูุง ููุงูู ู ููู ุฃูู ูุฑ ุฏููููููู ู ููุฅูููููู
โApabila itu adalah perkara dunia kalian, kalian tentu lebih mengetahuinya. Namun, apabila itu adalah perkara agama kalian, kembalikanlah padaku.โ (HR. Ahmad)
Sehingga kesimpulan dari pendapat kelompok pertama ini adalah sebagai berikut :
1. Setiap bidโah adalah kesesatan, sebagaimana dzahir hadits telah menegaskan akan hal ini. Sedangkan hal-hal baru yang tidak terkait masalah agama tidak termasuk bidโah.
2. Meskipun kelompok ini menyatakan bahwa lafadz kullu dalam hadits bidโah bermakna semuanya, tapi tetap harus membagi hal baru menjadi dua, berdasarkan hadits lainnya yang menyebut โAmruna hadza" dalam urusan kami ini.
Yang kemudian dimaknai dengan urusan agama, sehingga hal baru itu terbagi menjadi dua, hal baru atau bid'ah dalam urusan agama dan hal baru yang terkait masalah dunia.
๐. ๐ฃ๐ฒ๐ป๐ฑ๐ฎ๐ฝ๐ฎ๐ ๐ธ๐ฒ๐ฑ๐๐ฎ : ๐๐๐น๐น๐ ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐บ๐ฎ๐ธ๐ป๐ฎ ๐๐ฒ๐ฏ๐ฎ๐ด๐ถ๐ฎ๐ป
Yang selanjutnya adalah pendapat dari mayoritas ulama yang menyatakan bahwa lafadz kullu dalam hadits tersebut adalah bermakna semua yang tidak mutlak alias sebagian saja.
Bersambung ...
______________
[1] Al Iโtisham (1/188)
[2] Jamiโ Ulum wal Hikam hal. 597
[3] Majmuโ Fatawa (23/133)
[4] Al Inayatul Kubra (1/339)
Baca juga kajian Ustadz AST tentang Bid'ah :
- Kata Kullu Menurut Ahli Ilmu part III
- Kata Kullu Menurut Ahli Ilmu part II
- Kata Kullu Menurut Ahli Ilmu
- Pembagian Bid'ah Menurut Jumhur Ulama
- Lima Pembagian Bidah
- Dua Kubu Pendapat Masalah Bid'ah
- Bershalawat Saat Berjabat Tangan Apakah Bid'ah?
- Membuka Acara Dengan Al Fatihah Bid'ah?
- Ucapan Selamat Tahun Baru Islam Bid'ah?
- Tahlilan Apakah Bid'ah?
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq