Apakah ibadah kita sudah mendatangkan rahmat ?
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Puncak dari ibadah seorang hamba adalah ibadahnya mendatangkan rahmat bagi dirinya dan orang - orang disekitarnya, baik di dunia maupun di akhirat.
Maka Menjadi renungan bagi kita, apakah ibadah yang selama ini kita lakukan sudah mendatangkan rahmat ?
Diantara ciri - ciri ibadah yang mendatangkan rahmat,
Ibadah tersebut melahirkan sifat kasih sayang pada diri orang yang beribadah, empati, peduli kepada sesama muslim, menciptakan kedamaian dan ketentraman ditengah masyarakat, dan mampu menjaga diri orang yang beribadah dari perbuatan keji, dan mungkar, serta ikut andil dalam perjuangan menolong agama Allah,
Jika ada orang yang rajin beribadah tetapi lisannya tajam terhadap sesama muslim, suka memvonis amalan sesama muslim dengan ahli bid'ah dan syirik, maka ibadahnya bisa jadi belum mendatangkan rahmat,
Karena tanda ibadah yang mendatangkan rahmat, orangnya akan menyebarkan rahmat kasih sayang, kedamaian dan ketentraman bukan menimbulkan perselisihan dan permusuhan,
Sebagaimana nabi muhammad SAW diutus sebagai rahmat, membawa risalah kasih sayang untuk alam semesta,
وما ارسلناك الا رحمۃ للعالمین
Tidaklah kami mengutus engkau muhammad kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta.
Jika ada orang yang rajin beribadah tetapi merasa paling baik dan benar, maka ibadahnya bisa jadi belum mendatangkan rahmat, karena dengan rahmat tersebut membuat orang beribadah semakin tawadhu, merasa kekurangan, banyak dosa kesalahan dan merasa rendah dan hina,
Dan ibadah yang menimbulkan rasa angkuh dan sombong, sama dengan ibadahnya iblis sebelum diusir dari surga.
Ibadah dan rahmat tidak bisa dipisahkan karena ibadah yang disyariatkan akan mendatangkan rahmat,
Dan rahmat Allah tersebut yang akan memasukkan seseorang ke dalam surga, sedangkan Ibadah merupakan sarana untuk mendatangkan rahmat Allah, bagi orang yang tidak pernah beribadah tidak akan pernah mendapatkan rahmat.
Maka nabi bersabda dalam salah satu haditsnya, termasuk diri nabi sendiri dimasukkan ke dalam surga karena rahmat Allah bukan karena amal ibadahnya,
أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ يَقُولُ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ . قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَا ، وَلاَ أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِى اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ .
Sesungguhnya Abu Hurairah berkata, ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Amal seseorang tidak akan membuatnya masuk surga.” Para sahabat bertanya, “Engkau juga tidak wahai Rasulullah?
” Beliau menjawab, “Aku pun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah.” (HR. Al-Bukhari No. 5673 dan Muslim No. 2816).
Untuk mendatangkan rahmat Allah harus tunduk dan patuh kepada syariat Allah dalam bentuk menghambakan diri kepadanya, sesuai yang telah digariskan oleh ulama ahlussunnah wal jamaah.
Tanda ibadah seseorang belum mendatangkan rahmat, keberadaannya menimbulkan perselisihan antara keluarga, jiran tetangga, orang tua dan anak dan melahirkan permusuhan ditengah masyarakat, saling salah menyalahkan dan saling hujat menghujat.
Jika sampai terjadi pada diri kita, ibadah rajin dan menuntut ilmu rajin tetapi rajin juga menyerang dan merendahkan amalan orang lain.
Maka perlu introspeksi diri, wahai diri apakah ibadahmu telah mendatangkan rahmat Allah atau sebaliknya melahirkan murka Allah seperti yang telah dialami iblis ?
Dalu - dalu, Ahad 4 Juli 2021
Yuk umroh 2021 bagi yang minat inbox aja
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa