Ada dua konsep tentang bid'ah yang sangat lemah dan inkonsisten, yakni:
1. Konsep sunnah tarkiyah, yakni anggapan bahwa apa yang tidak dilakukan oleh Rasulullah dan sahabat padahal ada tuntutan untuk itu dan tidak ada penghalang, maka berarti hal itu bid'ah bila dilakukan.
2. Konsep bid'ah idhafiyah, yakni anggapan bahwa suatu amalan yang aslinya boleh dilakukan tetapi bila disandarkan secara rutin pada amaliah lain, maka menjadi bid'ah.
Kedua konsep itu awal mulanya diperkenalkan oleh Syaikh Ibnu Taymiyah dan diadopsi seratus persen serta dibela oleh Syaikh asy-Syatibi dalam al-Muwafaqat. Namun demikian, kaidah buatan dua ulama muta'akhirin ini (sama sekali bukan salaf) menyelisihi kaidah yang diajarkan seluruh ulama empat mazhab sebelum mereka. Bisa dibilang bahwa konsep tersebut syadz (nyeleneh). Pelajar yang mencari ilmu dengan metode yang benar akan tahu bahwa pendapat syadz seharusnya dihindari, tapi sayangnya beberapa pelajar dijauhkan dari hidayah sehingga yang syadz malah dianggap kebenaran yang tersembunyi dari mayoritas manusia dan merasa menjadi ghuraba' padahal menyimpang.
Bukan hanya itu, karena kaidah ini lemah, maka mereka berdua yang memperkenalkannya jatuh pada inkonsistensi. Ibnu Taymiyah sendiri memiliki wirid khusus yang dia baca secara rutin setelah subuh, padahal bacaan dan khasiatnya tidak pernah diajarkan oleh Rasul dan para sahabat. Demikian juga para Taymiyun yang taklid buta pada kedua tokoh di atas, mereka secara rutin mengkhatamkan Qur’an saat tarawih, terus menerus berdoa bersama dalam jumlah fantastis saat tanggal 27 ramadhan, dan amaliah lain yang menabrak kedua konsep lemah itu.
Semoga bermanfaat.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad