PENULISAN LAFADZ "INSYAALLAH" MANA YANG BENAR ?
Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq
1. Beberapa kali saya mendapatkan pprotes karena pilihan saya dalam penulisan beberapa kata serapan dari bahasa Arab karena dianggap itu bisa merubah makna atau minimal dikatakan tidak tepat, seperti penulisan lafadz insyaaallah.
2. Padahal menurut kami yang terpenting dalam masalah seperti ini bukanlah transliterasinya, tapi pada benarnya pengucapan lafadz dan juga bentuk penulisannya dalam tulisan arab, yakni : إن شاء الله
3. Masalah transliterasi adalah hal yang longgar dan tidak selayaknya terlalu diributkan. Makanya kita dapati adanya beberapa versi penulisan yang berbeda-beda : Insya Allah, in sya'a Allah, insyaa'a Allah dan Insyaallah.
4. Yang agak lucu adalah yang menulis dengan "insha Allah," lalu diiringi klaim bahwa inilah yang paling benar.
Padahal dalam transliterasi bahasa indonesia untuk huruf ش ditulis dengan huruf SY, bukan SH. Adapun SH adalah translit dari huruf ش untuk bahasa malaysia dan inggris.
Adapun SH dalam bahasa Indonesia adalah translit dari huruf ص.
5. Atau yang menganggap bahwa penulisan yang benar adalah Insya Allah. Padahal huruf A pada kata insyaallah bukanlah hamzah dari lafadz Allah, tapi potongan dari insya-a (ان شاء). Sehingga tidak tepat juga ditulis dengan huruf kapital.
6. Saya pribadi lebih memilih menulis dengan bentuk : "insyaallah". Paling tidak karena tiga alasan :
Pertama : Menurut KBBI kata serapan yang lebih tepat untuk lafadz ان شاء الله adalah : insyaallah. Sama dengan ما شا ءالله adalah : masyaallah.
Kedua : Penulisannya cendrung lebih mudah dan praktis.
Ketiga : Menurut saya jika ditulis dalam bentuk lain justru akan terjadi ketidaktepatan, contoh jika ditulis dengan "insya'a Allah atau insya'allah.
Masalahnya adalah karena tanda (') adalah bentuk translit dari huruf 'ain (ع). Meski sebenarnya tidak selalu begitu. Seperti penulisan al Qur'an, meski ada tanda (') tetaplah dibaca القران bukan القرعن.
Wallahu a'lam
Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq