Bukti Adanya Allah ? (2)
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Bang, hati - hati kalau mancing di sini, ada buaya, Mas jangan lewat sana ada harimau beranak, ini dua contoh informasi yang tidak butuh kepada penelitian, mustahil pemancing tersebut menyelam memastikan informasi tersebut.
Kenapa pemancing tidak perlu meneliti kebenaran informasi tersebut, karena dia melihat mimik, gestur dan gaya bahasa penyampai informasi yang serius dan tegas tanpa bercanda.
Informasi singkat dari orang yang baru di jumpai bisa dipercaya, bagaimana dengan informasi yang disampaikan oleh orang yang dikenal jujur, pasti lebih dapat dipercayai.
Artinya yang paling penting itu bukan isi informasinya tetapi kualitas orang yang menyampaikan informasi, jika orangnya dikenal pembohong lalu menyampaikan informasi yang jujur, maka tetap tidak dipercaya, karena kualitas diri pembawa beritanya rendah.
Ketika nabi Muhammad mengumpulkan orang qurais, lalu mengatakan kepada mereka, kalau aku katakan bahwa dari bukit itu akan keluar seekor unta apakah kalian percaya, maka serentak mereka mengatakan kami percaya, kenapa mereka percaya, karena kualitas nabi sangat tinggi di mata mereka, karena selama 40 tahun hidup bersama mereka, nabi tidak pernah berbohong sekali pun.
Artinya informasi jujur, kabar sahih dan berita yang benar dapat dijadikan dalil akan kebenaran sesuatu, dengan mensyaratkan yang pembawa kabar sahih tersebut orang yang terpercaya, tanpa meneliti kebenaran berita tersebut, karena penyampai berita tidak pernah bohong sama sekali, selama 40 tahun.
Maka apapun yang disampaikannya pasti benar, karena akal telah menetapkan standar bahwa dia tidak pernah berbohong, wajib kita menerimanya, karena telah disaksikan oleh mereka yang hidup sezaman dengannya dan disampaikan secara mutawatir, lalu ditulis di lembaran kertas oleh ulama - ulama yang dikenal jujur.
Ketika nabi mengatakan tiada tuhan selain Allah, ia yang menciptakan langit dan bumi, maka berita ini tidak perlu diteliti karena yang menyampaikannya manusia paling jujur dan baik. Dan tidak perlu ditanyakan mana tuhannya karena cukup bumi dan langit sebagai bukti, karena setiap sesuatu pasti ada yang mengadakannya. Sebagaimana ketika kita melihat kipas angin, kita tidak menanyakan mana orang yang membuatnya, karena akal kita telah menetapkan bahwa kipas angin ada yang membuatnya, yang dikabarkan oleh penjualnya.
Mustahil suatu benda ada tanpa ada yang mengadakannya, pasti yang mengadakannya lebih hebat dari pada benda yang diadakan, dan untuk meyakini bahwa yang mengadakannya tuhan maha pencipta cukup dikabarkan dari manusia yang tidak pernah berbohong yang telah disaksikan oleh masyarakat yang hidup bersamanya. Karena mustahil mereka bersepakat terhadap sesuatu kecuali atas dasar kejujuran.
Oleh sebab itu, dalam ilmu aqidah, bahwa Wajib secara akal seorang nabi punya 4 sifat, jika ada 4 sifat ini maka wajib diyakini sebagai nabi; sidiq, amanah, fhatonah dan tabliq. Artinya adanya nabi bukti adanya tuhan semesta alam.
Dalu - dalu, Selasa 29 Oktober 2024
baca juga kajian tentang Tauhid : Bukti Adanya Tuhan?
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa