Melipat Waktu
Waktu itu relatif, kata Einstein. Hanya saja dalam versi Einstein, relativitas waktu hanya terkait dengan fenomena empiris semisal kecepatan cahaya dan gravitasi.
Sedangkan dalam perspektif Islam, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi waktu, yaitu kenabian dan kewalian. Para nabi (dengan mukjizatnya) dan para wali (dengan karamahnya), sesuai kehendak Qudrah dan Iradah Allah dapat diberi waktu yang berbeda dari orang reguler sehingga mereka kadang dalam sekejap melakukan hal-hal yang lumrahnya hanya bisa dilakukan dalam waktu yang lama oleh orang umum. Misalnya saja khatam al-Qur'an dalam satu shalat, shalat dalam jumlah rakaat yang fantastis dalam satu malam, dan sebagainya.
Jadi, bukan hanya ruang yang dapat dilipat sehingga seorang wali dapat menempuh jarak yang sangat jauh dalam sekejap, seperti dalam pembahasan طي الأرض, tapi waktu juga dapat dilipat. Baik melipat ruang dan waktu, keduanya dapat dikonfirmasi dalam teori saintifik.
Penjelasan tentang relatifitas waktu dapat dibaca di antaranya di kitab karya Syaikh al-Muhaddits Abdul Hayy al-Laknawi yang covernya seperti gambar di bawah.
*Tapi perlu dicatat, pembahasan ini hanya untuk menegaskan bahwa melipat ruang dan waktu adalah ranah ja'izat atau dengan kata lain ranah yang dapat diterima dalam rasio murni yang dengannya kita dapat memahami bagaimana mukjizat dan karamah bekerja. Adapun bila ada orang yang mengaku-ngaku bisa melakukannya, terutama di zaman ini, maka anda perlu memandangnya dengan curiga sebab sangat besar kemungkinan bahwa itu hanya bualan. Banyak sekali di zaman ini yang mengaku waliyullah padahal wajahnya saja menampakkan gelapnya kefasikan, alih-alih nur kewalian.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad