🔰 USHUL FIQIH ABAL ABAL DARI GIRL SALAFI WAHHABI.
Dalam postingan itu si akhwat salaf mengatakan bahwa Ushul Fiqih defenisi Sunnah adalah "Suatu amalan dan cara beribadah yang diajarkan Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam bila ditinggalkan rugi" dan defenisi Sunnah: "Bila dikerjakan berpahala dan bila ditinggalkan tidak berdosa" bukanlah defenisi Sunnah dalam Ushul fiqih. 🤭😂🤣😅
Tentu ini merupakan kebodohan yang nyata. Maka, bagi yang merasa salafi Wahhabi dari kalangan Man and woman silahkan bawakan kepada kami kitab yang mengatakan seperti si akhwat itu katakan.
Al Imam Assyairazi (W 476 H) mengatakan:
والندب ما يثاب على فعله ولا يعاقب على تركه.
Artinya: Nadbun (Sunnah) adalah sesuatu yang dipahalai atas pelaku nya dan tidak disiksa atas meninggalkannya.
[Attabsirah Fii Ushul Fiqh: 21]
Al Imam Al Juwaini (W 478 H) mengatakan:
والمندوب : ما يثاب على فعله ولا يعاقب على تركه.
Artinya: Dan Mandub (Sunnah) adalah sesuatu yang dipahalai atas pelaku nya dan tidak disiksa atas meninggalkannya.
[Matnu Al Waraqat: 7]
Al Imam Abi Mudzaffar Assam'aanii Assyafi'i (W 489 H) mengatakan:
والندب ما يثاب على فعله ولا يعاقب على تركه
Artinya: Nadbun (Sunnah) adalah sesuatu yang dipahalai atas pelaku nya dan tidak disiksa atas meninggalkannya.
[Qawathi'ul Adillah Fii Ushul Al Fiqh: 1/112]
Al Imam Assarakhsi (W 490 H) mengatakan:
وحكمه شرعاً أنه يثاب على فعله ولا يعاقب على تركه
Artinya: Dan Hukumnya Sunnah menurut Syara' adalah sesungguhnya dipahalai atas pelaku nya dan tidak disiksa atas meninggalkannya.
[Ushul Assarakhsi: 1/115]
Inilah definisi yang sebenarnya dari Sunnah menurut kaedah Ushul fiqih dan silahkan bisa juga dicek dalam kitab kitab ushul fiqih lainnya pasti defenisi nya sama hanya saja dalam versi wahhabi salafi modern memang agak agak beda.
Tanbihun (peringatan).
Belajarlah lagi dengan giat dan tekun, sekiranya ilmu sudah mumpuni maka silahkan untuk melanjutkan menyebarkan kebenaran dimedia sosial dengan cara membagikan nya berupa postingan seperti ini. Ilmu tidaklah boleh disebarkan oleh orang orang yang bodoh sebab ilmu hanya disebarkan oleh orang orang yang terpercaya mulai dari dulu hingga kini. Sebab, masih banyak orang yang awam didalam media ini yang butuh sekali akan kebenaran.
Rasulullah bersabda:
وحدثنا إسماعيل بن عبد الرحمن قال: حدثنا إبراهيم بن بكر قال: حدثنا محمد بن الحسين الأزدى قال: حدثنا أبو يعلى وعبد الله بن محمد قالا: حدثنا أبو الربيع الزهراني، عن حماد بن زيد عن بقية بن الوليد عن معان ابن رفاعة، عن إبراهيم بن عبد الرحمن العذرى قال: قال رسول الله ﷺ : يحمل هذا العلم من كل خلف عدوله
Artinya: Ilmu ini akan terus dibawah oleh orang orang terpercaya sepanjang masa.
[Al Muntaqa' Syarah Muwattha': 1/80]
Al Imam Ibnu Sirin (W 110 H) mengatakan:
حدثنا محمد بن حليس البخاري، حدثنا علي بن الحسن البخاري، حدثنا نصر بن المغيرة البخاري النجار أبو السري، حدثنا عيسى الغنجار عن خارجة، عن هشام، عن ابن سيرين، قال: إن هذا العلم دين، فانظروا عمن تأخذون دينكم.
Artinya: Sesungguhnya ilmu ini merupakan agama, maka hendaklah kalian memperhatikan dari siapa kalian mengambil ilmu agama kalian.
[Al Kamil Fii Dhu'afai Arrijaal: 1/254]
Nabi Isa mengatakan:
كما قال عيسى عليه السلام: «إني ما عجزت عن إحياء الموتى، وقد عجزت عن معالجة الأحمق.
Artinya: Sesungguhnya tidaklah susah bagiku untuk menghidupkan orang orang yang telah mati. Namun, sungguh berat bagiku untuk meladeni orang yang dungu.
[Rasaa'il Fil Hikmah Lil Ghazali: 43]
Maka, belajarlah lagi cari ilmu pengetahuan sebanyak banyaknya dari orang orang yang benar, dengan cara yang benar dan metode yang benar.
© ID Cyber Aswaja
Oleh: M. Rofiannur Al Hamaamuh, SN, DH.
Sumber FB : ID Cyber Aswaja