Nabi Adam diciptakan dengan bentuk siapa?
Mungkin pertanyaan ini tampak aneh. Tapi, ini menjadi topik yang cukup penting dalam kajian hadis dan akidah. Sumbernya adalah sabda Nabi SAW:
خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ عَلَى صُورَتِهِ طُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا. فَلَمَّا خَلَقَهُ قَالَ: اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ النَّفَرِ مِنْ الْمَلَائِكَةِ جُلُوسٌ فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ فَإِنَّهَا تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ. فَقَالَ: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ. فَقَالُوا: السَّلَامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ. فَزَادُوهُ "وَرَحْمَةُ اللَّهِ" فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ. فَلَمْ يَزَلْ الْخَلْقُ يَنْقُصُ بَعْدُ حَتَّى الْآنَ
"Allah telah menciptakan Adam dengan BENTUKNYA, tingginya enam puluh hasta. Setelah menciptanya, Allah berfirman "Sana pergi, dan ucapkanlah salam kepada malaikat yang duduk itu, dan dengarkan baik-baik bacaan salam mereka kepadamu, sebab itu sebagai salam penghormatanmu dan juga anak cucu keturunanmu." Adam mengucapkan "Assalamu'alaikum". Para malaikat menjawab "Assalamu'alaika warohmatullah." Mereka menambah dengan "warohmatullah." Maka siapapun yang masuk surga, bentuknya seperti BENTUK Adam (tingginya enam puluh hasta), namun manusia semenjak zaman Adam, tingginya semakin berkurang hingga sekarang. (HR. Bukhari)
Imam Khattabi berkata:
قوله: "خلق الله آدم على صورته " الهاء: وقعت كناية بين اسمين ظاهرين، فلم يصلح أن تصرف إلى الله عز وجل لقيام الدليل على أنه ليس بذي صورة سبحانه (ليس كمثله شيء)، فكان مرجعها إلى آدم، والمعنى أن ذرية آدم إنما خلقوا أطوارا كانوا في مبدأ الخلقة نطفة، ثم علقة، ثم مضغة، ثم صاروا صورا أجنة إلى أن تتم مدة الحمل/، فيولدون أطفالا وينشئون صغارا إلى أن يكبروا، فيتم طول أجسامهم. يقول: إن آدم لم يكن خلقه على هذه الصفة، لكنه أول ما تناولته الخلقة وجد خلقا تاما طوله ستون ذراعا، وقد كنا ذكرنا في معنى هذا الحديث وجوها أربعة أو خمسة، وهذا الوجه كاف بين.
“Sabda beliau ‘Allah menciptakan Adam dengan bentukNYA’ imbuhan ‘NYA’ di sini terletak di antara dua kata yang jelas. Maka tidak layak diarahkan kepada Allah. Sebab, telah nyata bahwa Allah TIDAK BERBENTUK. Maha suci Allah. “Tidak ada sesuatu pun yang semisal dengan-Nya” (QS. Asy Syura: 11). Oleh sebab itu, imbuhan tersebut diarahkan kepada Adam. Maksud hadis ini adalah anak-cucu Adam diciptakan melalui proses dan tahapan, awalnya berupa setetes air kemudian menjadi benda yang menempel di rahim lalu berubah menjadi gumpalan kemudian menjadi berbentuk janin, begitu seterusnya sampai akhir masa kehamilan. Lalu lahirlah ia menjadi bayi kemudian tumbuh membesar sehingga postur tubuhnya sempurna.
Maka Rasul bersabda: penciptaan Adam tidak seperti itu. Penciptaan Adam sejak awal sudah dengan postur tubuh yang sempurna, tingginya 60 hasta (kira-kira 30-an meter, pent).“ (A’lamul Hadis, Al Khatabi, 3/2227-2228)
Jadi, itulah maksud hadis “Allah menciptakan Adam dengan bentuknya”. Maka, tidak benar jika hadis ini dianggap tidak membawa faidah apa-apa jika imbuhan “nya” diarahkan kepada Nabi Adam. Yang benar, jelas ada faidahnya. Bahkan faidahnya cukup besar, salah satunya adalah membatalkan teori evolusi yang diciptakan oleh Charles Darwin bahwa manusia berasal dari kera (monyet) yang kemudian berevolusi menjadi manusia. Hadis ini membatalkan teori tersebut.
Wallahu a’lam.
Sumber FB Ustadz : Danang Kuncoro Wicaksono