Mazhab Hambali Jalur yang Mana Anda Ikuti?
Dalam sejarah perjalanan Ilmu Akidah dan Fiqih yang telah masyhur disebutkan bahwa pengikut mazhab hambali terbagi menjadi dua kelompok setelah wafatnya Imam Ahmad bin Hambal.
✓ Kelompok pertama, Pengikut Imam Ahmad bin Hambal yang disebut dengan Fudhala Hanabilah (Pengikut Hambali yang paling utama). Kelompok pertama ini yang diakui oleh mayoritas ulama mazhab sebagai presentasi mazhab Imam Ahmad bin Hambal sampai saat ini.
Karena masih murni mengikuti konsep Ijtihad Imam Ahmad bin Hambal dalam Akidah dan Fiqih, maka pendapat Fudhala Hanabilah tidak jauh berbeda dengan mayoritas Ulama Mazhab. Diantara penerusnya Imam Ibnu al-Jauzi, Ibnu Qudamah al-Maqdisi, Ibnu Rajab dan lain-lain. Sebagai contoh mereka membolehkan membaca Al-Qur'an dan talqin di kuburan, Maulid Nabi dan Azan di telinga bayi yang baru lahir.
✓ Sedangkan kelompok kedua Pengikut Imam Ahmad bin Hambal yang telah dipengaruhi oleh kaum mujassimah (Menganggap Allah berjasad), Musyabbihah (Menyerupai Allah dengan Makhluk). Kelompok kedua ini tetap di nisbatkan kepada Imam Ahmad Bin Hambal, terutama dalam bidang Akidah.
Adapun Pelopor awal paham Tajsim dan Tasybih dalam Mazhab Hambali adalah :
1. Abu Abdillah al-Hasan bin Hamid bin Ali Al-Bahgdadi al-Warraq wafat 405 H, Guru dari Abu Ya'la al-Hambali
2. Muhammad bin al-Husain bin Muhammad bin Khalaf bin Ahmad al-Baghdadi al-Hambali, dikenal dengan sebutan Abu Ya'la al-Hambali, wafat 458 H
3. Abu al-Hasan Ali bin Abdullah bin Nashr az-Zaghuni al-Hambali, wafat 527 H
Karena sudah jauhnya penyimpangan Akidah yang dibawa mereka maka tampillah Imam Ibnu al-Jauzi seorang Ulama besar mazhab Hambali, wafat 597 H untuk meluruskan dan mengembalikannya kepada konsep Akidah Imam Ahmad bin Hambal, salah satu kitab bantahannya untuk Hanabilah yang sudah terkontaminasi paham tajsim dan tasybih yang berjudul "Daf'u Syubhat a-tasybih bi-akaffi at-tanzih".
Para Peneliti Mazhab meyatakan diantara faktor penyebab lambatnya perkembangan mazhab Hambali karena sebagian pengikut mazhab Hambali terpengaruh oleh paham tajsim dan tasybih. sehingga umat Islam menganggap bahwa mazhab Hambali sudah tidak aman lagi untuk diikuti.
Dan di kemudian hari jalur mazhab Hambali yang sudah terkontaminasi paham tajsim dan tasybih diteruskan oleh Imam Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnu Qoyyim al-Jauziyah.
Pada abad 12 jalur mazhab Hambali yang berpaham tajsim dan tasybih dihidupkan kembali oleh Muhammad bin Abdul Wahhab An-Najdi dan kemudian diteruskan oleh Bin Baz, Utsaimin, Sholeh Fauzan dll.
Pengikut Hambali yang berhaluan tajsim dan tasybih lebih mengagungkan pendapat gurunya dari pada Imam Ahmad bin Hambal sendiri. Sehingga mereka lebih dikenal dengan Taimiyyin (Pengikut Ibnu Taimiyyah) dari pada pengikut Imam Ahmad bin Hambal.
Mungkin bisa jadi disebabkan karena mereka sudah jauh dari konsep Akidah Imam Ahmad bin Hambal. Maka Ulama sepanjang masa tidak ridho jika mereka dinisbatkan kepada ajaran Imam Ahmad bin Hambal. Sebagai bukti, konsep Tri Tauhid (Tauhid Rububiyyah, Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Asma wa Sifat) yang dicetuskan oleh Imam Ibnu Taimiyyah dan digadang-gadangkan oleh Wahabi tidak pernah diajarkan oleh Imam Ahmad bin Hambal.
Oleh sebab itu, jika ada yang mengaku mengikuti mazhab Imam Ahmad bin Hambal dalam Akidah dan Fiqih, maka sebetulnya pertanyaan yang tepat adalah, anda ikut jalur yang mana ?
Wallahu 'alam
Baca juga kajian ulama tentang mazhab berikut :
- Masalah Taqlid dalam Bermadzhab
- Ikut Tarjih versi Mazhab atau Non Mazhab?
- Mengapa Mazhab Imam Syafi'i Lebih Dominan di Dunia Islam?
- Dinamika Mazhab
- Salafi Wahabi Bertopeng Mazhab Syafii?
Sumber FB : Amir Hamzah
19 Oktober 2022 pada 23.53 ·