Tarjih itu bukan produk modern, sejak dahulu para ulama dalam mazhab telah melakukan tarjih hingga yang muktamad di setiap mazhab adalah pendapat rajih menurut masing-masing. Maka tidak relevan jika tarjih dihadapkan dengan mazhab karena yang dipahami kemudian adalah bahwa mazhab itu taqlid (yang dikonotasikan tercela) sedangkan "mazhab tarjih" itu tidak taqlid hingga memiliki nilai yang berbeda.
Yang merupakan produk modern adalah semangat untuk mengkaji, mencari dan mengolah pikiran agar siap menghadapi ragam perubahan yang ada. Semangat itu yang kemudian diejawantahkan dalam bentuk review ulang terhadap hasil ijtihad ulama terdahulu untuk mencari pendapat yang lebih unggul menurut metode yang mereka gunakan. Benar memang, semangat ini muncul ketika tradisi mazhab sudah mencapai fase matang dan orang tinggal mengikuti hasil ijtihad dan tarjih yang dilakukan para pendahulu. Semangat inilah yang menjadi titik pembeda, adapun aktifitas ijtihad dan tarjih ya itu tak ada beda.
Kita dapat melihat perbedaan hasil dari dua tradisi ini yang mana tradisi "non mazhab" cenderung lebih sering mengajukan gugatan dan pertanyaan terkait dalil ketimbang tradisi mazhab (yang biasanya menjadi pihak tergugat dan kalangan awam gelagapan karena ga paham dalil). Namun di sisi lain, pada tingkatan akademis tradisi mazhab memiliki metode yang lebih matang dan lebih kaya reverensi karena tradisinya telah berjalan berabad lamanya, kekayaan reverensi ini yang menjadikan tradisi mazhab segan untuk memberanikan diri maju melakukan ijtihad dan tarjih sendiri karena menyadari para pendahulu itu lebih unggul dalam banyak hal ketimbang mereka pribadi.
Jika pada tingkatan akademis keduanya memiliki ciri khas masing-masing, pada tingkatan awam keduanya tidak terlihat ada perbedaan yang signifikan karena pada akhirnya awam hanya tinggal ikut. Meski kalangan atas menentang taqlid misalkan, kalangan bawah pada akhirnya hanya mengikuti hasil yang ditetapkan oleh kalangan atas, persis sebagaimana awam dalam mazhab yang tinggal mengikuti hasil ijtihad para pendahulu.
Jadi untuk kalangan awam ya ga relevan pilihan antara "mazhab" ataupun "tarjih" karena keduanya bukan untuk dipertentangkan, pilihan yang ada paling tinggal "ikut tarjih versi siapa?" karena baik tradisi mazhab maupun tradisi non mazhab keduanya merupakan hasil proses tarjih juga...
Baca juga kajian ulama tentang mazhab berikut :
- Kotoran Manusia Menurut Madzhab Hanafi
- Bermadzab Cara Beragama Yang Tepat
- Sumber Ilmu Imam Empat Madzhab
- As-Sawadul Adzom Menurut Hadits dan Jumhur Ulama
- Menghadiahkan Pahala Untuk Mayit
Sumber FB Ustadz : Fahmi Hasan Nugroho