Mujassim Selalu Kepikiran Ukuran Allah
Berikut ini adalah contoh orang yang tak sadar sedang berfilsafat tapi mengaku menolak pakai akal. Lalu bagaimana memahami memahami dalil bila tanpa akal? ya mungkin mereka pakai dengkul. Sebagian lagi mengaku memakai akal, tapi akal sakit tentu saja. Karena itu wajar bila semua tentang Allah mereka bahas seolah membahas benda fisik. Akhirnya ada yang menyimpulkan bahwa ukuran Allah lebih kecil dari ruang, ada juga yang menyimpulkan bahwa ukuran Dzat-Nya lebih besar dari jisim apa pun. Ngawur semua.
Mujassim sejak masa salaf sudah terpecah menjadi beberapa golongan sebab berfilsafat tanpa akal sehat. Sebagian mengatakan Allah lebih kecil dari Arasy, sebagian lagi menyatakan lebih besar dari Arasy, sebagian lagi mengatakan ukurannya tak lebih besar dari gunung Uhud. Jadi wajar kalau sekarang ini, seperti di SS ada yang bertanya: "Tuhan antum ini sejenis amuba atau apa?" sebab di pikirannya memang ukuran Tuhan bisa dikomparasi dan punya jenis, apakah kecil sejenis amuba atau besar sejenis raksasa?
Aswaja tentu saja tidak mungkin kepikiran konyol begitu. Bagi Aswaja yang mendapatkan ajarannya dari salafus shalih yang original, Allah bukanlah jisim (wujud fisikal) sehingga tidak punya ukuran, tidak punya tempat dan tentu saja tidak dapat dibahas seperti membahas makhluk yang mempunyai ukuran yang beragam. Jadi tidak mungkin Aswaja membuat komparasi ukuran Allah dengan ukuran makhluk sebab sama sekali tidak relevan. Masak sesuatu yang wujud tanpa mempunyai ukuran dikomparasi dengan sesuatu yang wujudnya dalam bentuk ukuran? Hanya yang tak berakal yang mampu melakukannya.
Bagi Aswaja, Allah adalah al-Mushawwir (Pencipta bentuk dan ukuran), bukan al-Mushawwar (yang dibentuk dan diukur). Allah adalah Qadim, Dia wujud sejak semua ruang dan waktu belum wujud. Maha Suci Allah dari sangkaan para mujassim.
#mujassimsekarang
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad
30 April 2021