[Aqidah]
Banyak sekali tulisan ulama tentang akidah yang harus diyakini semua umat Islam bahwa Allah tidak memerlukan tempat, sebab Allah telah eksis sebelum Dia menciptakan segala tempat. Allah tidak di atas, tidak di bawah, tidak di arah mata angin.
Aqidah Ahlussunnah
ALLAH ADA TANPA TEMPAT
Sudah ah, males melayani debat. Ini saja cukup untuk pegangan Ahlussunnah wal jamaah. Ini aqidah kami. Dalil dalil dan perdebatannya sangat panjaaaang tapi gak bagus disuguhkan untuk umum (fb/awam), biarkan tersimpan di kitab sebagai konsumsi para kyai/ustad/santri. Ini saja cukup untuk awam :
نعتقد ان الله استوى على العرش
Kita meyakini Allah beristiwa di atas arasy.
ﻭﺃﻧﻪ ﻣﺴﺘﻮ ﻋﻠﻰ اﻟﻌﺮﺵ ﻋﻠﻰ اﻟﻮﺟﻪ اﻟﺬﻱ ﻗﺎﻟﻪ ﻭﺑﺎﻟﻤﻌﻨﻰ اﻟﺬﻱ ﺃﺭاﺩﻩ اﺳﺘﻮاء ﻣﻨﺰﻫﺎ ﻋﻦ اﻟﻤﻤﺎﺳﺔ ﻭاﻻﺳﺘﻘﺮاﺭ ﻭاﻟﺘﻤﻜﻦ ﻭاﻟﺤﻠﻮﻝ ﻭاﻻﻧﺘﻘﺎﻝ ﻻ ﻳﺤﻤﻠﻪ اﻟﻌﺮﺵ ﺑﻞ اﻟﻌﺮﺵ ﻭﺣﻤﻠﺘﻪ ﻣﺤﻤﻮﻟﻮﻥ ﺑﻠﻄﻒ ﻗﺪﺭﺗﻪ ﻭﻣﻘﻬﻮﺭﻭﻥ ﻓﻲ ﻗﺒﻀﺘﻪ
Dia beristiwa di atas arasy sebagaimana yang Dia firmankan, dengan arti yang Dia kehendaki, tanpa persentuhan, tanpa menempati benda, tanpa menetap di tempat, tanpa menyusup pada benda, dan tanpa berpindah pindah. Allah tidak dipikul oleh arasy justru arasy dan malaikat pemikulnyalah yang dipikul oleh kelembutan kekuasaanNya dan dikuasai penuh dalam genggamanNya.
ﻭﻫﻮ ﻓﻮﻕ اﻟﻌﺮﺵ ﻭاﻟﺴﻤﺎء ﻭﻓﻮﻕ ﻛﻞ ﺷﻲء ﺇﻟﻰ ﺗﺨﻮﻡ اﻟﺜﺮﻯ ﻓﻮﻗﻴﺔ ﻻ ﺗﺰﻳﺪﻩ ﻗﺮﺑﺎ ﺇﻟﻰ اﻟﻌﺮﺵ ﻭاﻟﺴﻤﺎء ﻛﻤﺎ ﻻ ﺗﺰﻳﺪﻩ ﺑﻌﺪا ﻋﻦ اﻷﺭﺽ ﻭاﻟﺜﺮﻯ ﺑﻞ ﻫﻮ ﺭﻓﻴﻊ اﻟﺪﺭﺟﺎﺕ ﻋﻦ اﻟﻌﺮﺵ ﻭاﻟﺴﻤﺎء ﻛﻤﺎ ﺃﻧﻪ ﺭﻓﻴﻊ اﻟﺪﺭﺟﺎﺕ ﻋﻦ اﻷﺭﺽ ﻭاﻟﺜﺮﻯ
Allah di atas arasy di atas langit di atas segala sesuatu hingga dasar bumi. KetinggianNya tidak menambah semakin dekat kepada arasy dsn langit, juga tidak membuatNya semakin jauh dari bumi dan dasar bumi. Akan tetapi Dia maha tinggi derajatnya dari arasy dan langit, sebagaimana Dia maha tinggi derajatnya dibanding bumi dan dasar bumi.
ﻭﻫﻮ ﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﻗﺮﻳﺐ ﻣﻦ ﻛﻞ ﻣﻮﺟﻮﺩ ﻭﻫﻮ ﺃﻗﺮﺏ ﺇﻟﻰ اﻟﻌﺒﺪ ﻣﻦ ﺣﺒﻞ اﻟﻮﺭﻳﺪ ﻭﻫﻮ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺷﻲء ﺷﻬﻴﺪ ﺇﺫ ﻻ ﻳﻤﺎﺛﻞ ﻗﺮﺑﻪ ﻗﺮﺏ اﻷﺟﺴﺎﻡ ﻛﻤﺎ ﻻ ﺗﻤﺎﺛﻞ ﺫاﺗﻪ ﺫاﺕ اﻷﺟﺴﺎﻡ
Meskipun begitu, Dia tetap dekat dengan segala sesuatu. Dia lebih dekat kepada hambanya melebihi dekatnya urat nadi. Dia menyaksikan segala sesuatu. Sebab, kedekatanNya berbeda sama sekali dengan kedekatan suatu benda. Sebagaimana zatNya sama sekali berbeda dengan zat benda.
ﻭﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺤﻞ ﻓﻲ ﺷﻲء ﻭﻻ ﻳﺤﻞ ﻓﻴﻪ ﺷﻲء ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻦ ﺃﻥ ﻳﺤﻮﻳﻪ ﻣﻜﺎﻥ ﻛﻤﺎ ﺗﻘﺪﺱ ﻋﻦ ﺃﻥ ﻳﺤﺪﻩ ﺯﻣﺎﻥ ﺑﻞ ﻛﺎﻥ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺧﻠﻖ اﻟﺰﻣﺎﻥ ﻭاﻟﻤﻜﺎﻥ ﻭﻫﻮ اﻵﻥ ﻋﻠﻰ ﻣﺎ ﻋﻠﻴﻪ ﻛﺎﻥ
Dia tidak menyusup ke dalam sesuatu, dan tidak disusupi sesuatu. (Tidak bertempat dan tidak ditempati). Maha Suci Allah. Tidak mungkin Dia dikelilingi oleh tempat (ruang), sebagaimana Dia maha suci dari dibatasi oleh waktu. Allah telah ada sebelum Dia menciptakan waktu dan sebelum dia menciptakan tempat. Saat ini Dia masih dalam keadaan yang sama (tidak bertempat dan tak dibatasi waktu).
(الغزالي، قواعد العقائد)
Al Ghazali, Qawaid Aqaid.
Untuk para kyai mohon koreksi terjemahannya biar lebih mudah dicerna.
--
Ini lagu bagus simak sampai ada bahasa indonesia.
Najih Ibn Abdil Hameed
11 November 2018 ·
Ahlussunnah Asyariyah :
"ALLAH TIDAK MEMERLUKAN TEMPAT"
Dia tidak bertempat sebelum terciptanya tempat (alam semesta), dan setelah tercipta tempat Dia tetap ada tanpa tempat.
Jahmiyah :
"ALLAAH BERTEMPAT DI MANA MANA SETIAP TEMPAT"
Salafiyah :
"ALLAH BERTEMPAT DI ATAS LANGIT DI ATAS ARASY"
Kita berakidah Ahlussunnah Asyariyah.
Najih Ibn Abdil Hameed
1 Desember 2020 ·
Namun penjelasan gamblang seperti itu senantiasa dibantah oleh sebagaian orang terutama kelompok xyz. Mereka bersikukuh mengartikan dhohir ayat sesuai kemauan mereka bahwa Allah berada di atas.
Apakah dengan keyakinan yang penuh dusta itu mereka menjadi kafir??
Menurut Ahlussunnah, keyakinan "Allah berada di arah mata angin tertentu" merupakan keyakinan salah yang tidak sesuai fakta. Akan tetapi meyakininya tidak sampai menyebabkan kafir.
Imam An Nawawi mengkhususkan tidak kafir bagi orang awam saja, sebab memahami "tiada tempat tiada arah" memang bukan hal mudah bagi orang awam.
Meyakini Allah ada di atas tidak menyebabkan kafir karena secara umum arah atas mengandung nilai keagungan. Sedangkan meyakini Allah ada di bawah maka jelas kafir sebab ada konotasi merendahkan.
Keyakinan yang benar Allah tidak bertempat dan tidak bisa ditunjuk jari ke arah mata angin mana pun.
Sumber FB Ustadz : Najih Ibn Abdil Hameed
28 Maret 2021 pada 09.33 ·