Waspadai Putaran Uang Haram
Di saat pandemi ini, banyak yang putar otak agar dapat uang banyak. Salah satunya dengan memutar uang melalui sistem rekruitmen anggota baru yang diwajibkan membayar sejumlah uang tertentu dengan modus tertentu. Uang anggota baru tersebut kemudian dibagi ke anggota lama dalam sebuah skema. Anggota yang ada kemudian disuruh merekrut lagi agar ada anggota baru yang menyetor uang lagi. Begitu terus hingga akhirnya bisnis runtuh sebab tak ada anggota baru yang bergabung lagi. Yang bergabung di awal untung, yang bergabung di akhir buntung.
Yang seperti itu adalah putaran uang haram. Istilahnya money game atau skema ponzi. Orang-orang wajib tahu ini sebab banyak modusnya. Ada yang murni tanpa barang atau tugas, tetapi hanya iuran keanggotaan seperti di atas. Biasanya mereka menyebutnya investasi, tetapi bodong tentunya sebab tak ada barang atau jasa yang dilibatkan. Ada juga yang memakai barang murah yang wajib dibeli dengan harga mahal. Ada yang memakai poin atau apalah yang tidak berwujud namun wajib dibeli agar ada uang riil yang masuk ke anggota lama. Ada yang pura-pura memberi tugas yang sejatinya tidak berguna baginya, semisal nyuruh nonton iklan, pura-pura nyuruh melipat kardus/bungkus produk, pura-pura nyuruh apalah yang tak jelas betul keuntungan yang bisa didapat dari tindakannya. Intinya semua mewajibkan merekrut anggota baru agar dapat uang dan mewajibkan anggota baru tersebut untuk mengeluarkan uangnya agar bisa diputar ke anggota lama.
Ada juga yang memakai modus berbau agama seperti sedekah bersama, saling membantu, manusia membantu manusia, grup pengajian, grup shalawat, grup ziarah atau apa pun yang bernuansa religius tetapi ada sistem keanggotaannya dan anggota baru harus menyetorkan uang untuk diputar. Tak peduli nama setorannya apa atau dibuat seindah apa, semuanya haram.
Ada banyak orang yang mikir untung sendiri; dia tahu bisnis money game itu akan runtuh pada akhirnya tetapi ia tetap ikut karena money gamenya masih baru jalan sehingga dilihat masih akan banyak yang bisa direkrut. Pikirannya simpel, asal modal yang dia keluarkan bisa balik dan dapat laba, maka tak masalah. Dia tak peduli bahwa orang di bawahnya akan rugi, yang penting dia untung. Yang begini ini berat nanti urusannya di akhirat. Sudah tau bisnis tipu-tipu tetapi malah dibantu agar ikut dapat untung.
Biar gampang diingat, keuntungan yang halal itu berasal dari salah satu dari dua sumber utama, yakni (1) jual beli barang yang halal dan bermanfaat. (2) Jual beli jasa halal yang jelas dan transparan. Dari dua sumber utama ini barulah bercabang berbagai jenis transaksi dan model kerjasama yang diakui syariah. Bila kedua sumber utama tersebut tak ada, cuma memindah uang saja dari satu pihak ke pihak lain lalu ada yang dapat untung, maka tidak halal keuntungannya.
Sumber FB: Abdul Wahab Ahmad
Kajian · 14 Februari 2021 pada 06.02 ·
beberapa komentar di status :
Muhammad Iqbal Jalil
Hati-hati dengan penipuan dan bisnis haram yang banyak beredar akhir-akhir ini. Jangan hanya berpikir keuntungan pribadi tanpa peduli dengan kerugian yang dirasakan orang lain. Hati-hati, sebagaian dari bisnis seperti ini memanfaatkan orang-orang yang dianggap "tokoh agama" untuk menjadi "juru dakwah" dalam memuluskan misi mereka.