Dosa Kontemporer

Dosa Kontemporer - Kajian Islam Tarakan
Dosa Kontemporer

Fiqih kontemporer itu kadang bikin saya bingung sendiri. Karena susah cari padanannya dalam fatwa ulama klasik. Masalahnya muncul dari teknologi yang dulu belum ada. 

Contohnya pertanyaan dari seorang jamaah. Ada artis panas jadul yang sekarang sudah insyaf dan pakai jilbab. Tapi rekaman film jaman dulunya masih banyak ditonton orang. Ya masih umbar aurat lah. Nah apakah si artis insyaf ini masih terus dapat dosa mengalir?

Ya kan susah-susah gampang menjawabnya. Dibilang tidak dosa sih bisa saja  kan sudah tobat. 

Tapi rekaman filmnya tetap saja masih jadi bahan maksiat buat banyak orang, karena nonton auratnya. Dipikir-pikir iya juga sih. 

Awalnya saya kasih perbandingan misalnya ada arsitek dulu bikin rumah prostitusi. Terus dia insyaf dan gak mau lagi ngerjain proyek maksiat. 

Walaupun rumah prostitusinya masih berjalan sampai sekarang, tapi kita bisa pastikan si arsitek sudah lepas tanggung-jawab dan tidak berdosa. Kan sudah dijual dan lepas tanggung-jawab secara total.

Tapi lain halnya dengan main film dan ada rekaman sosok dirinya. Memang benar sih itu dosa masa lalu. Harusnya dihapus oleh Allah dengan ditutupi aibnya.

Tapi teknologi punya jejak digital yang tidak mudah bisa dihapus begitu saja. 

Di internet filmnya masih banyak diputar orang. Belum lagi di layar tancap, mengingat ada ratusan bahkan ribuan pengusaha layar tancap di seluruh NKRI. 

Ini kan rada susah juga mendudukkan masalahnya. Dosa yang tidak mudah dihapus karena pengaruh teknologi. Kalau dosa lain, bisa terkubur dan terhapus oleh waktu,seolah tidak pernah terjadi.

Secara hukum, pemain film itu bukan pemilik materi film. Pemain film cuma dibayar, yang punya materi rekaman filmnya adalah perusahaan film. 

Sebagai perbandingan, saya dulu pernah jadi Nara sumber di Trans 7 selama beberapa tahun. Rekamannya sih masih ada di komputer atau di gudangnya Trans 7 jadi milik perusahaan pak CT. 

Secara official, saya meski jadi Nara sumber, tapi tidak bisa memiliki rekaman acara Khazanah itu secara resmi. 

Paling saya punya 'bajakan'-nya. Soale dulu waktu masih disiarkan tiap Jumat pagi, sempat ada beberapa yang saya rekam langsung dari TV pakai TV tunner.

Semua pihak sudah saya kontak, mulai produser sampai ekskutif produser, tapi tidak berhasil. Ribet banget urusannya. Tetap saja secara offislcial saya bukan pemilik konten rekaman ceramah saya sendiri.

Maka bisa saya bayangkan betapa ribetnya masalah yang dihadapi si mantan artis itu. Orangnya sih sudah taubat, tapi materi filmnya yang masih beredar itu bagaimana? 

Dia sih sudah berlepas diri, tapi rekaman filmnya masih diputar orang, tanpa dia berkuasa untuk mencegahnya. Semacam dosa yang tidak bisa dihapus, karena tetap ada dan nyata. Orang masih nonton auratnya tanpa bisa dia cegah.

Ibaratnya jadi punya dosa model pasif income. Tidak usah bikin dosa baru, dosa yang lama pun nambah terus. Soalnya rekaman filmnya masih diputar orang terus. 

Terus gimana caranya?

Ada rumus sederhana dari ayat Al-Quran, yaitu bikin amal yang juga produktif dan terus menerus melahirkan pahala dan kebaikan. Sehingga amal baik ini nantinya bertugas menghadapi dosa-dosa produktif.

 ۚ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ۚ ذَٰلِكَ ذِكْرَىٰ لِلذَّاكِرِينَ

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (QS. Hud : 114)

Untungnya video saya video yang baik-baik. Isinya ceramah agama dan ilmu. Mungkin ada satu dua yang orang tidak setuju karena masalah khilafiyah,oke lah. Tapi kebanyakannya tetap dapat manfaat lalu berterima kasih. Alhamdulillah.

link : https://www.youtube.com/watch?fbclid=IwAR0jObUdSJ0HLMMgFAvXHe4GRrAJpss02wH4i_xoX9xIr9-lLo_uZvv3lD4&v=irOKHslBNTA

Sumber FB : Ahmad Sarwat

3 Januari 2021 pada 08.21  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Dosa Kontemporer - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®