Rasulullah Wafat Bukan Karena Diracun?

RASULULLAH WAFAT BUKAN KARENA DIRACUN?

RASULULLAH WAFAT BUKAN KARENA DIRACUN?

Ada seorang ustadz yang menyangsikan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meninggal dunia karena diracun, padahal riwayat tentang hal itu sahih dan meninggal dunia karena diracun atau "maqtul"/dibunuh merupakan salah satu pintu menuju kesyahidan. Syahid akhirat. 

Awal mula wafatnya Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah disebabkan sakit yang tak tertahankan, karena sisa racun yang pernah dihidangkan bersamaan dengan makanan favorit Rasulullah oleh wanita Yahudi Khaibar yaitu Zainab binti Harist. Nabi pernah mengaduh kepada istrinya,

 يَا عَائِشَةُ، مَا أَزَالُ أَجِدُ أَلَمَ الطَّعَامِ الَّذِي أَكَلْتُ بِخَيْبَرَ فَهَذَا أَوَانُ وَجَدْتُ انْقِطَاعَ أَبْهَرِي مِنْ ذَلِكَ السُّمِّ 

“Wahai Aisyah, aku masih merasakan sakit karena makanan yang aku makan saat di Khaibar. (sepertinya) Inilah waktu terputusnya urat nadi leherku karena racun itu.” (HR. Bukhari 4428 dari Aisyah r.a).

Sahabat Nabi, Abdullah bin Mas’ud, salah satu orang yang sangat dekat dengan Nabi memberikan komentar dengan tegas perihal kematian Rasulullah: 

لأن أحلف تسعا أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قتل قتلا أحب إلي من أن أحلف واحدة أنه لم يقتل وذلك أن الله عز وجل جعله نبيا واتخذه شهيدا

“Sungguh aku bersumpah sebanyak sembilan kali bahwa, aku lebih senang mengatakan Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam meninggal dunia karena dibunuh daripada aku bersumpah satu kali untuk mengatakan dia meninggal dunia tidak karena dibunuh. Oleh sebab itulah, Allah ‘Azza Wajalla memberikan dua kedudukan untuknya; kedudukan sebagai Nabi, dan sebagai syahid." (Abu Bakar Al-Baihaqi, Dalailun Nubuwah (Beirut: Darul Kutub Ilmiyah, 1405 H), vol. 7, hlm. 172.) 

Pembahasan ini mengingatkan saya saat mengkaji kitab hadis Sahih Bukhari di Masjid Al-Azhar Kairo, Mesir kepada salah seorang ulama Al-Azhar, Syekh Yusri Rusydi Al-Hasani. Syekh yang juga dokter ahli bedah itu menjelaskan, bahwa Rasulullah Shallahu ‘Alaihi wa Sallam meninggal dunia karena diracun dan syahid di atas tempat tidurnya. 

Rasulullah meninggal dunia karena diracun sehingga Rasulullah termasuk syahid akhirat. Syekh Yusri mengutip dan menjelaskan firman Allah, 

وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولࣱ قَدۡ خَلَتۡ مِن قَبۡلِهِ ٱلرُّسُلُۚ أَفَإِی۟ن مَّاتَ أَوۡ قُتِلَ ٱنقَلَبۡتُمۡ عَلَىٰۤ أَعۡقَـٰبِكُمۡۚ وَمَن یَنقَلِبۡ عَلَىٰ عَقِبَیۡهِ فَلَن یَضُرَّ ٱللَّهَ شَیۡـࣰٔاۗ وَسَیَجۡزِی ٱللَّهُ ٱلشَّـٰكِرِینَ 

“Muhammad itu adalah seorang urusan Allah. Sungguh, beberapa rasul lain telah datang mendahuluinya. Apabila dia wafat atau DIBUNUH, apakah kalian kembali murtad? Barang siapa yang kembali murtad, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan (kebaikan) kepada orangorang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran: 144)

Syekh Yusri yang di setiap majelisnya selalu menebarkan cinta kepada Rasulullah itu juga menlanjutkan, jika kita imani Rasulullah meninggal dunia karena sebab racun dan dibunuh, berarti maqom/kedudukan Rasulullah sempurna karena beliau Nabi, Rasul, bahkan pemimpin para nabi dan rasul, "shiddiqin" (pecinta kebenaran), "syuhada" (Orang-orang yang syahid), "sholihin" (Orang-orang saleh) sehingga Nabi kita pemimpin orang-orang yang diberi nikmat Allah dalam akhir surat Al-Fatihah dan An-Nisa' ayat 69.

وَمَن یُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ مَعَ ٱلَّذِینَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَیۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِیِّـۧنَ وَٱلصِّدِّیقِینَ وَٱلشُّهَدَاۤءِ وَٱلصَّـٰلِحِینَۚ وَحَسُنَ أُو۟لَـٰۤىِٕكَ رَفِیقࣰا

"Dan siapa yang menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang orang salih. Mereka itulah teman terbaik (di akhirat)."

Wallahu A'lam... 

baca juga : Dalil Perasaan Mengalahkan Dalil Shohih?

Sumber FB Ustadz : Achmad Ainul Yaqin

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Rasulullah Wafat Bukan Karena Diracun? - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®