KUALITAS KITAB AL FIKROH KARYA Pak IMADUDDIN, TERNYATA SEGINI...
Tulisan ini sebenarnya iseng-iseng aja, mengisi waktu luang. Karena sebenarnya masih banyak pekerjaan yang lebih manfaat dari sekedar ngorek2 karya pak imad ini. Panggilan Pak Imad sepertinya nanti akan dianggap kurang sopan oleh para pendukungnya, yang sudah terlanjur jatuh hati ke segala apa yang disampaikan. Karena bagi Saya, untuk menyebutnya Kyai, justru malah kurang tepat, mengingat sebutan Kyai itu adalah mencerminkan orang Alim, Bijak, dan Mengikuti Jejak Para Ulama Salaf, dalam menyebarkan dakwah, menebarkan kedamaian, dan kebenaran, bukan sebaliknya, menyebarkan kebencian, provokasi, fitnah, dan Hoax. Itu jauh dari sebutan seorang Kyai.
OK, Saya akan masuk ke inti kualitas kitab karyanya ini. Dalam dunia akademik, itu dikenal istilah Plagiasi, yaitu meniru karya orang lain yang sudah ada, tanpa menyebut sumber tulisan. Dengan kata lain, menjiplak tulisan orang, agar supaya diakui karyanya sendiri. Di kampus tempat Saya ngajar, Mahasiswa Saya yang S-1 saja, ketika bimbingan Skripsi, persyaratan Proposal Skripsinya harus dicek plagiasi maksimal 10%. Dan nanti ketika sdh jadi Skripsi, maksimal bisa ujian Sidang Skripsinya, hasil cek plagiasinya maksimal 20-25%. Lebih dari itu, ditolak dan tidak bisa diterima, dan harus direvisi agar tingkat plagiasinya berkurang, sampai menjadi 20%.
Nah, bicara standar maksimal plagiasi untuk buku karya tulis ilmiah biasanya sangat rendah. Umumnya, tingkat kemiripan yang dapat diterima adalah sekitar 10-15% atau kurang. Namun, persentase yang tepat dapat bervariasi tergantung pada institusi atau penerbit.
Beberapa poin penting untuk diingat:
1. Kesamaan 0% tentu sangat sulit dicapai, terutama untuk istilah teknis atau kutipan² yang umum digunakan oleh seorang penulis.
2. Kesamaan yang terdeteksi harus diperiksa secara manual, karena beberapa kemiripan mungkin merupakan kutipan yang dikutip dengan benar atau penggunaan frasa umum.
3. Fokus utama seharusnya pada originalitas ide dan kontribusi baru terhadap bidang ilmu, bukan hanya pada persentase kemiripan.
4. Selalu mengutip sumber dengan benar dan memberikan kredit yang sesuai untuk ide atau karya orang lain. Ini kata kuncinya. Menghargai karya orang lain. Atau harus jujur secara akademik.
5. Beberapa institusi mungkin memiliki standar yang lebih ketat, misalnya maksimal 5-10% kemiripan dengan karya orang lain.
Ternyata, setelah Buku karya Pak Imad ini Saya cekkan ke Turnitin, yaitu sebuah tools untuk mengecek plagiasi sebuah karya tulis, yang umum digunakan dalam dunia akademik, didapat hasil plagiasinya 34%. Artinya, hampir separuh kitabnya isinya Copas, dan tanpa menyebutkan sumber tulisan. Dan ini, untuk sekelas Skripsi saja, udah gak layak diujikan, dan gak bisa disidangkan. Harus diperbaiki dulu tulisannya agar sesuai standar tulisan ilmiah.
Jika Lora Muhammad Ismael Al Kholili menyediakan waktunya membaca dan memeriksa tulisan Pak Imad ini hingga sampai 100 halaman lebih, dan menemukan kejanggalan2 teks dan kemiripan dengan situs Wahhabi, maka dalam tools Turnitin ini, akan melengkapi hasil kajian manual beliau. Hasil cek turnitin yg berwarna merah, itu menunjukkan bahwa itu ada kemiripan (plagiasi) dengan tulisan orang lain. Sumber atau link tulisan yang dicupliknya juga disebutkan dalam Turnitin tsb. Sehingga mudah bagi kita mengeceknya.
Jadi, Saya mau mengatakan, bahwa kualitas Buku ini, masih lebih bagus hasil karya Insya 'anak-anak Santri Asrama K sewaktu Saya ikut lomba Insya' dulu di Pesantren. Ini tidak berlebihan. Karena mereka menulisnya di dalam kelas, tanpa internet, diawasi, dan dikumpulkan dalam waktu 120 menit. Beda dengan buku Karya Pak Imad ini, ditulis dengan ketik komputer, yang terkoneksi dengan internet, dan parahnya lagi, meng-copas tulisan2 dari situs Ulama Wahhabi yang memang bertebaran di internet.
Ala kulli hal, buku ini jauh dari disebut ilmiah, jika tidak, bisa disebut jiplak atau plagiasi yang melebihi standard buku ilmiah. Saya sarankan, Pak Imad belajar dulu lah, cara menulis ilmiah yang benar, dan sesuai standar akademik agar bisa diakui sebagai hasil karya ilmiah yang apik dan baik. Jika mau belajar, bisa ikut kelas Saya, cara memproduksi tulisan ilmiah dengan cek plagiasi di bawah 10%, bahkan bisa sampe 5%. Ini sungguhan. Karena Saya memang buka kelas workshop penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi, bahasa Indonesia, Inggris, ataupun Arab, mulai Proposal penelitian hingga Uji Sidang.
Untuk Harga Workshop, tentu beda dengan hanya sekedar Konsultasi, atau Bimbingan sebagian Bab. Lebih lanjut, bisa hubungi Saya via inbox atau Wapri, supaya penelitian ilmiah anda cepat kelar, lulus dan bisa Married bajagia atau cari kasab yang layak. Hehe..
Pasuruan, 7 Agustus 2024
Baca juga kajian ulama berikut :
- Masih Banyak PR buat Kiai Imad Sebelum Maju ke Diskusi Nasab
- Fatwa Terbaru Kiai Imad, Jangan Amalkan Rotibul Haddad Lagi
- Kiai Imaduddin Utsman Malah Memberi Tutorial Sholat Istikhoroh
- Manakala Suatu Perkara Ditangani oleh Kalangan KRESEK
- Penolakan Syariat Imbas Memaksa Aturan 'Harus Kitab Sezaman'
- Ketika 'Syarat Kitab Sezaman' Kiai Imad Dimentahkan
- Kualitas Kitab Al Fikroh Karya Pak Imaduddin, Ternyata Segini
- Kiai Imaduddin Menulis Kitab Pemikiran NU Tapi Isinya 'copas' Dari Situs-situs Wahhabi
- Dua Ulama Wahhabi Dalam Mata Rantai Tesis Kiai Imad
- Rhoma Irama, Kiai Imad dan Sayyid Mahdi Raja'i
- Mengakhiri Polemik Nasab Ba'alawi
Sumber FB Ustadz : Mas Salam
Setelah di chek di TURNITIN (perangkat untuk mengechek plagiasi pada suatu karya ilmiyah), karya Kyai Imad ini ternyata hasilnya 34% hasil plagiasi, padahal kalo mahasiswa di beri batas toleransi 20-25 % nyontek ga masalah....
Jadi mohon maaf Pak Kyai Imad nggih..... 🙏🙏🙏😬
by Ustadz : Dodi ElHasyimi