Perbedaan Dzabaha dan Nahara
Perintah menyembelih qurban dalam Al-Quran menggunakan fi'il amr yaitu kata wan-har (وانحر). Lengkapnya surat Al-Kautsar ayat kedua yaitu :
فصل لربك وانحر
Maka shalatlah untuk tuhanmu dan sembelihlah (Qurban).
Bahasa Indonesia tidak membedakan antara dzabaha (ذبح) dan nahara (نحر), keduanya sama-sama diterjemahkan menjadi : menyembelih.
Padahal meski punya prinsip sama, yaitu tehnik mematikan hewan dengan cara mengeluarkan 2/3 atau 74% darah hewan itu, namun lokasi titik penyembelihannya beda.
Kalau dzabaha (ذبح) itu menyembelih di leher hewan seperti yang umumnya kita kenal, lokasi titik penyembelihannya di bagian atas leher, lebih dekat ke dagu. Ini biasanya dilakukan untuk kambing atau sapi yang lehernya pendek.
Sedangkan untuk unta yang lehernya panjang, yang dipotong justru leher bagian paling bawah. Makanya disebut dengan Nahr (نحر).
Terus apa pengaruhnya?
Dengan ditusuk bagian leher dengan dengan badan, maka jantung unta akan memompa lebih banyak darah karena tempat pengorbanan dekat dengannya. Proses ini dibantu oleh gerakan kaki yang memompa darah dan mengeluarkannya sebanyak mungkin dari tubuh.
Jika kita menggunakan metode dzabaha (ذبح) pada unta, yaitu menyembelihnya dari atas leher ke arah kepala, maka hal ini akan mengganggu mekanisme keluarnya darah dari tubuh.
Soalnya titik penyembelihan jauh dari jantung, karena panjangnya leher unta. Hal ini akan menyulitkan kerja jantung karena tidak akan mampu memompa darah sebanyak jika tempat penyembelihan dekat dengannya.
Akibatnya, prosesnya tidak akan seefisien dengan cara Nahr. Bahkan ada kemungkinan hewan mati sebelum darahnya keluar sebanyak mungkin.
* * *
Sebenarnya tehnik mematikan hewan secara syar'i tidak terbatas pada dzabaha dan nahara saja, masih ada 'aqar, bahkan juga dengan cara shaid alias berburu.
Nanti kita bahas di lain waktu.
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat