Nabi Dan Para Sahabat Bersyair
Untuk menjawab tulisan singkat seorang ustaz salafi ini akan saya jelaskan:
Pertama, kutipan hadis tersebut secara makna memang sama dengan riwayat Bukhari tapi redaksinya ada sedikit berbeda. Berikut yang terdapat dalam riwayat Imam Bukhari:
«ﻷﻥ ﻳﻤﺘﻠﺊ ﺟﻮﻑ ﺃﺣﺪﻛﻢ ﻗﻴﺤﺎ ﺧﻴﺮ ﻟﻪ ﻣﻦ ﺃﻥ ﻳﻤﺘﻠﺊ ﺷﻌﺮا»
Kedua, tidak semua bentuk syair dilarang. Terbukti Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersyair:
وَاللهِ لَوْلاَ أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا وَلاَ تَصَدَّقْنَا وَلاَ صَلَّيْنَا
فَأَنْزِلَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا إِنَّ الأُلَى قَدْ أَبَوْا عَلَيْنَا
وَيَرْفَعُ بِهَا صَوْتَهُ
Rasulullah mengeraskan suaranya (HR Bukhari dan Muslim)
Demikian pula saat para Sahabat Muhajirin dan Anshar menggali tanah di sekitar Madinah, mereka bersyair:
نَحْنُ الَّذِينَ بَايَعُوا مُحَمَّدًا عَلَى الإِسْلاَمِ مَا بَقِينَا أَبَدًا
"Kami adalah orang yang berbaiat kepada Muhammad di atas Islam selamanya, selama kami ada".
Kemudian Rasulullah menjawab dengan doa syair yang bersajak:
اللَّهُمَّ إِنَّ الْخَيْرَ خَيْرُ الآخِرَهْ فَاغْفِرْ لِلأَنْصَارِ وَالْمُهَاجِرَهْ
"Ya Allah, sesungguhnya kebaikan adalah kebaikan akhirat maka ampunilah sahabat Ansor dan Muhajirin" (HR al-Bukhari No 2835 dan Muslim No 4777)
Apakah sahabat suka bersyair? Berikut jawaban hadisnya:
ﻋﻦ ﺟﺎﺑﺮ ﺑﻦ ﺳﻤﺮﺓ، ﻗﺎﻝ: «ﺟﺎﻟﺴﺖ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﻣﺎﺋﺔ ﻣﺮﺓ، ﻓﻜﺎﻥ ﺃﺻﺤﺎﺑﻪ ﻳﺘﻨﺎﺷﺪﻭﻥ اﻟﺸﻌﺮ، ﻭﻳﺘﺬاﻛﺮﻭﻥ ﺃﺷﻴﺎء ﻣﻦ ﺃﻣﺮ اﻟﺠﺎﻫﻠﻴﺔ ﻭﻫﻮ ﺳﺎﻛﺖ، ﻓﺮﺑﻤﺎ ﻳﺘﺒﺴﻢ ﻣﻌﻬﻢ»
Jabir bin Samurah berkata: "Saya menemani duduk Rasulullah shalallahu alaihi wasallam lebih 100 kali. Para Sahabat menyanyikan syair dan menyebutkan cerita di masa Jahiliah. Nabi diam dan terkadang tersenyum bersama mereka" (HR Tirmidzi)
Berapa syair? Ratusan...
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin