Jangan Membatasi Diri
Dalam postingan saya beberapa hari yang lalu, ada seseorang yang seperti kebakaran jenggot saat membaca referensi yang saya pakai. Ia menyangka bahwa salah satu sumber yang saya gunakan adalah karangan tokoh syi’ah. Baginya, menggunakan rujukan syi’ah adalah sebuah kesalahan besar. Padahal kitab itu adalah karya Imam Abu Ya’la al-Khalili, salah seorang ulama Hanabilah.
Ini juga diantara serangan yang dilancarkan pada UAH saat menggunakan kitab Muruj adz-Dzahab karya al-Mas’udi sebagai salah satu referensi. Hal ini karena al-Mas’udi dianggap sebagai salah seorang tokoh Syi’ah. Ada juga ulama yang menganggap al-Mas’udi sebagai tokoh Mu’tazilah.
***
Mungkin inilah diantara penyebab sebagian kelompok merasa pendapat mereka paling benar. Hal itu karena mereka membatasi diri pada referensi-referensi tertentu yang sempit.
Bahkan, tidak hanya melarang merujuk pada ulama Syi’ah, mereka juga melarang pengikutnya untuk merujuk pada ulama ahlussunnah selain mereka (itupun kalau mereka masih mengakui selain mereka ahlussunnah).
Buku-buku yang berisi kritikan terhadap paham-paham salafi-wahabi, atau terhadap tokoh-tokohnya seperti Syekh Ibnu Taimiyah, Syekh Muhammad bin Abdul Wahab, Syekh Albani dan sebagainya juga ditahdzir untuk dibaca. Maka, buku-buku karya Syekh Sa’id Ramadhan al-Buthi, Syekh Hasan as-Saqqaf, Syekh Mahmud Sa’id Mamduh dan sebagainya masuk dalam daftar hitam mereka.
Ada lebih kurang 4oo kitab yang ditahdzir. Termasuk diantaranya kitab Muruj adz-Dzahab karya al-Mas’udi. Mau tahu daftarnya? Silahkan baca dalam: Kutub Hadzdzara minha al-‘Ulama.
***
Kalau begitu, apakah boleh kita merujuk pada ulama Syi’ah? Jawabannya perlu dirinci. Merujuk dalam hal apa dulu? Dalam kasus UAH, bukankah beliau hanya merujuk Muruj Dzahab untuk menjelaskan al-huda`ah dan sejarah musik di kalangan Arab? Apakah ada UAH merujuk Muruj Dzahab dalam hal hukum musik?
Rujukan itu ada untuk lil ihtijaj bihi; sebagai argumen pokok untuk masalah yang dibahas. Ada yang sekedar pelengkap dan lil isti`nas bihi. Kalau UAH merujuk halal dan haram apalagi tauhid dan akidah pada karya-karya Syi’ah muhtajjan bihi, disini baru UAH keliru dan perlu diluruskan. Tapi untuk masalah sejarah atau definisi istilah, kitab Muruj Dzahab adalah rujukan yang diakui ulama sepanjang masa.
***
Diantara buku terbaik yang membahas tentang sejarah penyebaran Islam dari masa ke masa adalah buku yang ditulis Sir Thomas Arnold berjudul The Preaching of Islam yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi الدعوة إلى الإسلام . Siapa Sir Thomas Arnold? Seorang Sunni? Tidak. Ia seorang orientalis beragama Kristen berkebangsaan Inggris.
Bukunya dipuji oleh banyak ulama. Walaupun tentu banyak kritikan yang diarahkan padanya. Apalagi dalam beberapa pembahasan, Sir Thomas terkesan mematikan ruh jihad dengan lebih mengedepankan Islam agama cinta damai dan seterusnya. Tapi ini tak menghalangi sebagian ulama mengutip dari buku ini.
***
Membatasi diri dalam lingkaran pengajian yang sempit, referensi yang terbatas, tokoh-tokoh yang sefikrah saja, ini yang membuat seseorang cenderung kaku dalam melihat perbedaan pendapat. Ia hanya disuapi satu pemahaman. Ia hanya melihat dari satu sudut pandang. Ia tak pernah mengetahui pandangan yang berbeda yang boleh jadi lebih kuat dan argumentatif dari yang selama ini ia dapatkan.
***
Secara pribadi saya merasa beruntung pernah di Mesir yang terbuka dengan segala keragaman pendapat dan pemahaman. Saya lebih beruntung lagi pernah menimba ilmu di Al Azhar yang mengajarkan keterbukaan tanpa mengabaikan pijakan, mengadu argumen dengan argumen, tidak memberikan penilaian sebelum melakukan pengkajian yang memadai dan tetap menghargai siapapun beserta pilihan-pilihannya.
[YJ]
Sumber FB Ustadz : Yendri Junaidi