📌 (Asya'iroh Menjawab Fitnah)
Kita tahu bahwa umat Islam Indonesia didalam aqidah mengikuti apa yang diajarkan oleh Imam Asy'ari dan Maturidzi. Dan, kita tahu bahwa aqidah Imam Asy'ari dan Maturidzi ini dipegang oleh mayoritas umat Islam di seluruh dunia.
Meski demikian. Ada saja yang menuduh aqidah Asya'iroh adalah sesat, misalnya:
1. Taimiyyun menuduh Asya'iroh meyakini bahwa "Al Qur'an adalah makhluk."
✅ Faktanya: Di seluruh kitab Asya'iroh dari masa ke masa telah dijelaskan bahwa "Al Qur'an bukan makhluk". Kenapa Al Qur'an bukan makhluk? Karena Al Qur'an adalah sifat Allah.
2. Taimiyyun menuduh Asya'iroh sesat karena Asya'iroh meyakini bahwa:
"Mushaf adalah makhluk". "Tulidan didalam mushaf adalah makhluk"
Taimiyyun meyakini bahwa sesuatu yang bukan makhluk berada didalam mushaf.
✅ Faktanya: Mushaf memang makhluk. Tulisan didalam mushaf juga makhluk. Mushaf dan tulisan itu awalnya tidak ada kemudian ada. Sesuatu yang awalnya tidak ada kemudian ada maka jelas ia adalah makhluk. Maka: Tidak ada sesuatu yang bukan makhluk didalam mushaf.
3. Saat Asya'iroh berkata bahwa:
"Sesuatu yang bukan makhluk tidak berada didalam mushaf"
Serentak Taimiyyun menuduh Asya'iroh telah sesat karena perkataan tersebut dianggap sama dengan meyakini:
"Al Qur'an adalah makhluk."
Lucunya! Ketika Asya'iroh balik bertanya:
"Apakah kalian meyakini ada sesuatu yang bukan makhluk didalam mushaf-mushaf?"
🔴 Sebagian Taimiyyun yang ceroboh langsung menjawab "Ya. Sesuatu yang bukan makhluk berada didalam mushaf-mushaf"
Maka taimiyun yang ini telah terjerumus pada aqidah Wihdatul Wujud karena telah meyakini bahwa:
"Ada sesuatu yang bukan makhluk didalam makhluk"
🔴 Sebagian Taimiyyun yang lain mulai sadar atas kesalahan aqidahnya lalu memilih untuk tidak menjawab pertanyaan itu.
Taimiyyun ini pun akhirnya sadar, bahwa aqidah yang benar adalah:
"Sesuatu yang bukan makhluk tidak berada didalam mushaf-mushaf."
Taimiyun seringkali memfitnah Asya'iroh tapi tidak paham atas fitnahannya. Bahkan terkadang, ketika dijelaskan, atau ditanya dengan pertanyaan terbalik, justru mereka menyetujui atas apa yang awalnya ditolak itu.
Sumber FB Ustadz : Saiful Anwar