Nasehat bagi Pencaci Nasab
Setiap rabu malam kamis, kami mengkaji kitab tajul arus, karya as syekh ibnu atho'illah as sakandari. Didalam kitab tersebut, ada satu keterangan tentang bagaimana cara seseorang agar bisa mendapat kebaikan sempurna didunia maupun akhirat, yaitu dengan cara ittiba' kepada rasulullah saw dalam semua hal. Beliau menekankan, seseorang tidak akan bisa diberi taufik oleh allah untuk ittiba' kepada rasulullah saw selama dia memiliki kesalahan kepada orang lain. Menariknya beliau mencontohkan termasuk kedzoliman adalah mencaci (menafikan) nasab orang lain.
إذا طلبت الخير كله فقل اللهم إنى أسألك المتابعة لرسولك صلى الله عليه و سلم فى الأقوال و الأفعال، و من أراد ذلك فعليه بعدم الظلم لعباد اللّه فى أعراضهم و أنسابهم فلو سلموا من ظلم بعضهم بعضا لانطلقوا إلى اللّه و لكنهم معوقون كالمديان بسبب من يطلبه.
Jika kamu memohon segala kebaikan, maka katakanlah,
اللهم إنى أسألك المتابعة لرسولك صلى الله عليه و سلم فى الأقوال و الأفعال.
Barang siapa yang menginginkan pertolongan itu hendaknya tidak menganiaya hamba-hamba Allah yang lain, baik dalam kehormatan dan nasabnya. Seandainya mereka terhindar dari orang-orang yang menganiaya satu sama lain, niscaya mereka akan sampai kepada Allah (wushul), namun sayangnya mereka terhambat, tak ubahnya seperti orang yang banyak hutang yang terhalangi karena adanya orang-orang yang menagihnya.
Memang mencaci, menafikan nasab orang lain termasuk dosa besar, rasulullah saw pernah memperingatkan hal itu.
اثنتان في الناس هما بهم كفر: الطعن في النسب، والنياحة على الميت. رواه مسلم.
Ada dua hal dalam diri manusia yang bisa menimbulkan kekufuran: mencaci nasab orang lain, dan meratapi orang mati.
Kita tentu tau, bahwa salah satu penghambat seorang hamba untuk wushul kepada allah adalah perbuatan dosa. Maka, mereka yang gemar mancaci nasab bisa dipastikan bukanlah orang sholeh, apalagi walinya allah.
Masih didalam kitab tersebut, ibnu atho'illah juga menjelaskan tentang keadaan seorang hamba dihari kiamat jika memiliki kedzoliman terhadap orang lain.
فكيف بك إذا جئت يوم القيامة و مائة ألف إنسان أو أكثر يطلبونك بديون مختلفة من أخذ مال و قذف عرض و غير ذلك فكيف يكون حالك.
Lantas bagaimana keadaan anda, jika seadainya anda datang pada hari kiamat dan ada seratus ribu orang atau lebih yang meminta berbagai haknya kepada Anda, seperti mengambil uang, mencemarkan nama baik orang lain, dan sebagainya.
Bayangkan, jika yang anda nafikan nasabnya adalah ribuan sholihin, ribuan awliya', juta'an ulama', dari abad ke 5 hingga sekarang, mau ditaruh mana muka anda dihadapan allah!?
Betapa meruginya anda, jika dihari kiamat anda datang dengan membawa segunung pahala ibadah, namun harus terhambat sebab mendzolimi orang lain.
Rasulullah saw bersabda,
المفلس من هذه الامة من يأتي يوم القيامة بحسنات عظيمة، وأعمال صالحات كثيرة من صلاة وصيام وزكاة، فيأتي وقد شتم هذا، وضرب هذا، وأخذ مال هذا، وقذف هذا، وسفك دم هذا، والناس يريدون أن يأخذوا حقهم؛ فما لا يأخذونه في الدنيا يأخذونه في الآخرة.
Orang yang bangkrut dari ummat ini adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa segudang amal shaleh, berupa shalat, puasa, dan zakat, lalu dia datang dihari kiamat dalam keadaan dulu dimasa hidupnya pernah menghina orang lain, memukuli orang orang lain, mengambil uang, dan memfitnah orang lain, menumpahkan darah. Kemudian orang² yang didzoliminya ingin menuntut hak²nya. Apa yang tidak mereka ambil di dunia, akan mereka ambil di akhirat.
Maka sudahilah caci mencaci nasab, nafi menafikan nasab, jika kita ingin selamat.
Apa yang diklaim sebagian orang sebagai temuan ilmiah itu, tak lain hanyalah duga'an dan asumsi.
یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱجۡتَنِبُوا۟ كَثِیرࣰا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ إِثۡمࣱۖ
Wahai orang yang beriman, jauhilah terlalu banyak sangka, karena sebagian duga'an dan sangka'an adalah dosa.
Keterangan: Untuk para aktivis pengajian, insyaallah kajian tasyawuf kitab tajul arus dan pembacaan ratib syaikhona kholil, akan dimulai tanggal 1 mei 2024, hari rabu malam kamis, setelah jama'ah isya', tempat Musholla Asrama MNC gondan sarang. (Status sekaligus Pengumuman) ☺️🙏🏽☺️
Baca juga kajian tentang Nasab berikut :
- Menggugat Kesepakatan Para Ahli
- Nasab, Sufi dan Otoritas Keilmuan
- Masih Banyak PR buat Kiai Imad Sebelum Maju ke Diskusi Nasab
- Nasehat bagi Pencaci Nasab
- Mengakhiri Polemik Nasab Ba'alawi
- Penisbahan Nasab Anak Zina - Bab Munakahat & Jinayat
- Kemuliaan Nasab atau Kemuliaan Ilmu?
- Nasab Harus Tertulis?
- Bangga Nasab dan Mencela Keturunan
- Ahlul Bait Yang Tak Mengandalkan Nasab
Sumber FB Ustadz : Iemam Waee