Ada salafi puber yang mendebat qunut subuh di postingan yang lalu, dia bawa hadis Abu Malik al-Asyja'i bahwa beliau nanya ke bapaknya (yang merupakan seorang sahabat) tentang qunut subuh lalu bapaknya jawab itu muhdats, orang itu lalu menutup argumentasinya dengan kalimat "mana yang lebih paham agama? Sahabat atau para imam itu?"
Saya kemudian menjawab begini: para ulama mazhab sudah bahas itu jauh sebelum anda lahir, jangan dikira mereka ga tau hadis itu, 14 abad kajian internal mazhab Syafi'i tetap bilang qunut subuh Sunnah meski mereka sejak lama sudah tau hadis itu.
Saya lalu tampilkan gambar ini (dan dia ga bales lagi), tujuannya adalah agar dia khususnya bisa tahu bahwa para sahabat itu biasa berbeda dan (yang lebih penting) meski seorang sahabat bilang suatu hal itu bid'ah belum tentu sahabat lain sependapat dengannya.
Anda bisa lihat di garis merah yang pertama hadis dari Putranya Abdullah b. Mughaffal bahwa ia bercerita Bapaknya pernah mendengarkan dia baca basmalah dengan keras dalam shalat dan Bapaknya lalu berkata bahwa itu adalah muhdats, persis seperti hadis qunut subuh Abu Malik al-Asyja'i di atas. Tapi anda bisa melihat pada garis merah yang kedua bahwa Abdullah b. Abbas mendengar Rasulullah pernah baca basmalah dengan keras, meski dari sisi sanad kurang kuat namun masih ada sejumlah hadis lain yang menguatkan hal tersebut.
Kemudian lihatlah garis hijau nya, anda akan melihat bahwa ada sahabat yang ga baca basmalah dengan keras dan ada juga sahabat yang baca basmalah dengan keras. Jadi kesimpulannya apa? Kalopun seorang sahabat bilang suatu hal itu bid'ah ya belum tentu yang lain menyatakan hal yang sama.
Nyambung dengan serangkaian tulisan tentang salafi kemarin, metode pengajaran fikih dalam internal salafi sejak lama melahirkan manusia2 puber semacam ini, mereka merasa sudah benar dan ga peduli dengan pendapat pihak lain padahal dia cuma sebutir debu di tengah luasnya padang pasir keilmuan fukaha lintas zaman. Kalo metodenya ga diubah ya manusia2 puber semacam itu akan terus datang silih berganti, yang lama lalu sadar trus muncul lagi orang2 puber yang baru.
baca juga: Fenomena Kepedean Salafi Puber
Sumber FB Ustadz : Fahmi Hasan Nugroho