"Apakah Idul Abrar = Hari Raya Ketupat?"
Kata "Id", memang bisa diterjemahkan sebagai hari raya. Tapi, apakah kata "Abrar" = Ketupat? Tentu saja tidak.
Diksi Idul Abrar menimbulkan kesan (mafhum mukhalafah) bahwa orang yang tidak berpuasa 6 hari syawwal secara berturut-turut setelah Id tidak masuk golongan abrar (orang-orang baik), padahal tidak demikian. Barangkali itulah alasan ulama memakruhkan menyebut hari ke-7 setelah puasa syawwal berturut-turut dengan Idul Abrar.
Adapun diksi Id dalam bahasa Arab, dipakai secara urf misalnya idul syajarah. Dan itu tidak masalah, dan saya yakin bahwa ummat Islam hanya meyakini dua hari raya: Idul Fitri & Idul Adha sebagai Id syar'i, tidak yang lain.
Jadi, hari raya ketupat adalah urfi, berbagi ketupat/lontong/tepo itu hanya sifatnya urfi (tradisi) saja, bukan syar'i. Disana tak ada shalat tertentu/ syiar tertentu sebagaimana idul fitri maupun idul adha.
Sumber FB Ustadz : Nur Hasim