Jangan Pakai Dalil Hadis Palsu atau Sangat Daif Bila Membela Amaliah Aswaja
Tahadduts binnikmah, saya diberi amanah menjadi Tim Aswaja NU Center sejak 2011. Tulis menulis dalil antar Dewan Pakar Aswaja sudah berlangsung sejak lama. Uji validitas dalil adalah saat didebat oleh kelompok yang kontra dengan Amaliah Aswaja. Sejak dulu kami tidak memakai 2 riwayat di gambar ini.
Pertama, gambar yang diberi tanda silang sampai sekarang tidak ditemukan referensinya seperti yang tercantum di Al-Hawi. Saya punya kitabnya yang berupa manual. Tidak saya jumpai. Kalau saya bilang "tidak ada" kuatir dituduh sombong. Tapi tolong yang menemukan bisa sampaikan kepada saya. Sekali lagi jangan pakai riwayat ini. Di samping akan diketawain sama Minhum, faktor terberat adalah dusta atas nama Nabi. Karena namanya hadis harus ada perawi awal dari sahabat dari perawi akhir.
Kedua, hadis ini dicantumkan oleh Imam Al Ghazali di kitab Ihya', juga dipakai oleh Syekh Nawawi al-Bantani di kitab Niyahatuz Zain. Saya husnudzan kepada 2 ulama panutan kami menilainya sebagai hadis daif biasa, yang boleh dipakai dalam keutamaan amal. Sebab ijtihad penilaian daif atau tidak sudah biasa di kalangan ahli hadis.
Akan tetapi para ulama yang mengkhususkan di bidang hadis memberi penilaian sebagai berikut:
ﺣﺪﻳﺚ «ﻣﺜﻞ اﻟﻤﻴﺖ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﻣﺜﻞ اﻟﻐﺮﻳﻖ ﻳﺘﻌﻠﻖ ﺑﻜﻞ ﺷﻲء ﻳﻨﺘﻈﺮ ﺩﻋﻮﺓ ﻣﻦ ﻭﻟﺪ ﺃﻭ ﻭاﻟﺪ ﺃﻭ ﺃﺥ ﺃﻭ ﻗﺮﻳﺐ»
"Perumpamaan mayit di kuburnya seperti orang tenggelam, mencari pertolongan dengan apapun. Ia menunggu doa anaknya, orang tuanya, saudaranya atau kerabatnya"
Al-Hafidz Al-Iraqi memberi penilaian:
ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺃﺑﻮ ﻣﻨﺼﻮﺭ اﻟﺪﻳﻠﻤﻲ ﻓﻲ ﻣﺴﻨﺪ اﻟﻔﺮﺩﻭﺱ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ ﺃﺑﻲ ﻫﺮﻳﺮﺓ ﻗﺎﻝ اﻟﺬﻫﺒﻲ ﻓﻲ اﻟﻤﻴﺰاﻥ ﺇﻧﻪ ﺧﺒﺮ ﻣﻨﻜﺮ ﺟﺪا.
Diriwayatkan oleh Dailami dalam Musnad Firdaus. Adz-Dzahabi menilainya sebagai hadis mungkar jiddan.
Di bagian lain beliau mengutip dari Adz-Dzahabi bahwa:
ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺃﺑﻮ ﻣﻨﺼﻮﺭ اﻟﺪﻳﻠﻤﻲ ﻓﻲ ﻣﺴﻨﺪ اﻟﻔﺮﺩﻭﺱ ﻣﻦ ﺣﺪﻳﺚ اﺑﻦ ﻋﺒﺎﺱ ﻭﻓﻴﻪ اﻟﺤﺴﻦ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ اﻟﻮاﺣﺪ ﻗﺎﻝ اﻟﺬﻫﺒﻲ ﺣﺪﺙ ﻋﻦ ﻫﺸﺎﻡ ﺑﻦ ﻋﻤﺎﺭ ﺑﺤﺪﻳﺚ ﺑﺎﻃﻞ.
Hasan bin Ali bin Abdul Wahid (salah satu perawi) pernah menyampaikan dari Hisyam bin Ammar dengan hadis palsu (Takhrij Ahadits Ihya')
Sumber FB Ustadz : Ma'ruf Khozin