STATEMENT KONTROVERSIAL WAHABI
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Dan perangilah orang-orang musyrik semuanya, sebagaimana mereka memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa (QS. at-Taubah: 36)
Ayat tersebut mengandung sebuah Perintah dari al-Quran untuk memerangi orang musyrik di muka bumi. Bisa jadi ayat inilah pegangan yang menjadi pijakan Salafi Wahabi untuk menghalalkan darah Muslim seluruh dunia. Pastinya, setelah menvonis kafir dan sesat. Beberapa tahun silam, terjadi beberapa tuduhan miring serta mengerikan dari syekh Muhammad bin Abdul Wahab kepada penduduk Mekkah, Madinah, Hijaz bahkan seluruh negeri Islam, sehingga terjadi beberapa tragedi pembantaian yang tak pantas diulang kembali. Meski telah lewat beberapa tahun lalu, jiwa serta otak kita menolak untuk melupakannya.
Berikut Kami paparkan beberapa pernyataan takfir kaum Salafi yang menjadi pendorong mereka untuk mengklaim kita kafir.
Kembali kepada Al-Qur’an dan Hadis
Dikutip dari kitab ad-Dîn al-Khâlis (1/140) karangan al-Qanuji salah satu ulama Wahabi.
تَقْلِيدُ الْمَذَاهِبِ مِنْ الشِّرْكِ
Bertaklid kepada mazhab-mazhab termasuk sebuah kesyirikan.
Seperti biasa, mereka memvonis kafir lalu menumpahkan darah seperti sejarah kelam yang terjadi beberapa tahun silam. Seluruh umat muslim pasti mengetahui secara pasti bahwa al-Qur’an diturunkan untuk menjadi petunjuk manusia serta sebuah pelita terang yang menyinari jalan menuju Allah SWT. Tapi, pertanyaannya, apakah semua manusia yang tidak menyaksikan turunnya al-Qur’an seperti kita bisa memahaminya sesuai yang tuhan kehendaki? Jawabannya pasti tidak, sebab memahami teks al-Qur’an tidak semudah membaca novel atau koran harian, karena hal tersebut butuh pertimbangan yang banyak, ulama lalu merumuskan beberapa konsep ijtihad yang tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Sedangkan bagi orang yang tidak mampu untuk melakukan ijtihad diharuskan bertaklid kepada para imam yang memiliki kapasitas yang mumpuni untuk istinbat (mengambil hukum) hukum dari sumbernya. Sebagaimana ayat berikut:
فَسْـَٔلُوْٓا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَۙ
Maka, bertanyalah kepada orang-orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS. an-Nahl: 43)
Vonis kafir ini bukan hanya mengenai tubuh orang Muslim saja, Sahabat dan tabi’in pun tidak luput dari mulut tak beradap mereka. Ditukil dari salah satu ulama panutan mereka, Syekh Ibnu Taimiyah, dalam kitab Iqtidha’u Shiratil-Mustaqim (389). Ketika sahabat Abdullah bin Umar mengambil keberkahan dari tempat yang pernah didiami oleh Nabi untuk salat, divonis dengan redaksi:
وَذَلِكَ ذَرِيعَةُ الَى الشِّرْكِ
Perbuatan itu adalah sarana menuju kemusyrikan.
Dinasti Ottoman Kafir
Hamad al-Jasser seorang ulama Salafi dalam salah satu siaran langsungnya menyatakan kekafiran dinasti Ustmaniyah, karena tradisi mereka yang gemar berziarah kubur dan mereka divonis sebagai penyembah kuburan. Sebagaimana pernyataannya berikut:
انَّ السَّلَاطِين الْعُثْمَانِين كَانُوا يَحُثُّونَ النَّاسَ عَلَى عِبَادَةِ الْقُبُورِ
Bahwa kesultanan Ottoman menganjurkan orang untuk menyembah kuburan.
Disamping berziarah kubur, kesultanan Ottoman juga bermadzhab Maturidzi dalam akidah. Oleh karena itu, Wahabi juga sangat getol mengkafirkan mereka. Bukankah Rasulullah SAW bersabda;
لَتُفْتَحَنَّ القُسطَنْطِينِيَّةُ فلنعمَ الأميرُ أميرُها ولنعمَ الجيشُ ذلك الجيش .رواهُ أحمدُ والحاكم
Konstantinopel akan ditaklukkan. sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan itu.
Muhammad bin Abdul Wahab Menghalalkan Darah Orang Islam
Dalam kitab Ad-Durar as-Saniyyah fir-Rad ‘alâl-Wahhâbiyah (46) terdapat pernyataan Syekh Muhammad bin Abdul Wahab yang secara jelas menvonis kafir dan menghalalkan darah orang Islam diluar kelompoknya. Sebagaimana redaksi berikut:
وَكَانَ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ يَقُولُ إِنِّي أَدْعُوكُمُ الَى التَّوْحِيدِ وَتَرْكَ الشِّرْكِ بِاللَّهِ وَجَمِيعُ مَا هُوَ تَحْتَ السَّبْعِ الطِّبَاقِ مُشْرِكٌ عَلَى الْإِطْلَاقِ وَمَنْ قَتَلَ مُشْرِكًا فَلَهُ الْجَنَّةُ
Muhammad bin Abdul Wahab berkata: “Saya mengajak Anda untuk tauhid (mengesakan Allah SWT) dan untuk meninggalkan syirik kepada Allah SWT, dan semua yang ada di bawah tujuh tingkat benar-benar musyrik, dan siapa pun yang membunuh seorang yang musrik akan mendapatkan surga.
Sudah kami sebutkan beberapa statemen kontroversial ulama Wahabi yang mengkafirkan dan menghalalkan darah orang muslim di luar mereka. masih banyak lagi pernyataan-pernyataan mereka yang tidak sesuai pendapat jumhur. banyak lagi statement Wahabi yang membuat kita geleng-geleng kepala. Seperti pengkafiran Sayyidatuna Hawa’ yang kami temukan dalam kitab Ad-Din al-Kholis (160). Bagi yang ingin mendalaminya bisa dilihat di kitab Fadaih al-Wahabiyah.
Kholil Eko | Annajahsidogiri.id
***
Bagi-Bagi Buletin Gratis:
https://s.id/BuletinTauiyah
Podcast Annajah Center Sidogiri:
https://s.id/PodcastACS
Join Saluran:
https://s.id/SaluranACS
Gabung Komunitas:
https://s.id/KomunitasACS
#Sidogiri #AnnajahCenterSidogiri #KajianIslam