Identitas Aswaja
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Maraknya aliran dan kelompok sempalan di tengah umat islam, faktor utamanya karena ulama Aswaja jarang menyampaikan materi identitas Aswaja di dalam ceramah, pengajian dan tablig akbar.
Sedangkan mereka para penyeru aliran sempalan mengaku sebagai Aswaja dan yang paling benar keislamannya, bagi yang awam akan identitas Aswaja yang sebenarnya, akan mudah percaya karena ketidaktahuannya.
Akibatnya terjadi perselisihan di tengah umat islam, karena saling mengklaim, bahwa kelompoknya yang paling benar islamnya, yang paling mengikuti sunnah, yang paling mengikuti salafus soleh dan yang paling Aswaja, sedangkan diluar kelompoknya belum benar keislamannya.
Sehingga merusak barisan umat islam dari dalam, hilang persaudaraan dan persatuan umat islam, mudah diadu domba, dan hilang kepercayaan antar sesama muslim, akhirnya umat islam mudah dihancurkan.
Aswaja kependekan dari ahlus sunnah wal jamaah, nama untuk mayoritas umat islam yang mengikuti salafus soleh, dan untuk membedakan dari kelompok Muktazilah, Khawarij, Qodariyah, Jabariyah, Syiah, Murjiah, Salafi Wahhabi, Mujassimah, Musyabbihah, hasyawiyah, Karramiyah dan yang semisalnya.
Agar umat islam tidak mudah terjerumus kepada aliran di luar Aswaja, maka para ulama, Ustadz dan mubaligh, senantiasa menyampaikan materi tentang identitas Aswaja atau keaswajaan, diantaranya :
1. Yang dikatakan Aswaja, mengikuti akidah yang disusun oleh Imam Abu Hasan Asy'ari, Imam Abu Mansur Al Maturidi dan Imam Ahmad bin Hambal atau yang serupa dan sejalan dengan mereka.
2. Yang dikatakan Aswaja, yang mengikuti fiqih yang disusun oleh Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Ahmad Bin Hambal atau yang mengikuti metode mereka.
3. Yang dikatakan Aswaja, yang mengikuti tasawuf yang disusun oleh Imam junaid dan Imam Ghazali atau yang serupa dan sejalan dengan mereka berdua.
4. Yang dikatakan Aswaja, meletakkan yang ushul pokok pada ushul pokok, dan yang cabang khilafiyah pada cabang khilafiyah, sehingga tidak mudah memvonis umat islam sebagai pelaku bidah, syirik, penyembah kubur dan sesat.
5. Yang dikatakan Aswaja, meletakkan bab hukum pada bab hukum dan meletakkan bab akhlak pada bab akhlak, sehingga tidak mudah menganggap diri lebih baik dan merendahkan orang lain.
6. Yang dikatakan Aswaja, yang keilmuannya bersambung sampai kepada Nabi Muhammad, yang dibawa oleh ulama super cerdas di setiap masa.
7. Yang dikatakan Aswaja, majlis ilmunya terbuka, tidak tertutup atau sembunyi - sembunyi.
8. Yang dikatakan Aswaja, tidak mudah menuduh amalan umat islam sebagai bidah, syirik, penyembah kubur, syiah, sesat dan kafir.
9. Yang dikatakan Aswaja, tidak memberontak kepada penguasa yang sah, tidak melakukan teror kekerasan, jika ada yang tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah, maka disampaikan sesuai aturan yang berlaku.
10. Yang dikatakan Aswaja asli, tidak akan menyebarkan pemahamannya dengan cara menipu, sebagai contoh, menamakan lembaga pendidikannya dengan nama salah satu ulama Aswaja tetapi yang diajarkan tidak sesuai dengan paham ulama Aswaja tersebut, nama sekolahnya Imam Syafii tetapi yang diajarkan menyalahkan ajaran Imam Syafii, berarti nama tersebut hanya sebagai topeng.
Demikian beberapa identitas Aswaja yang harus dikuatkan di tengah umat islam, agar mereka tidak terjebak oleh Aswaja imitasi, aspal dan palsu.
Karena Aswaja imitasi, aspal dan palsu marketing mereka bagus, polesan mereka cantik dan topeng mereka indah, karena fulus mereka banyak, sehingga umat islam mudah tertipu.
Dalu - dalu, Sabtu 16 Desember 2023
Yuk umroh yang minat hubungi kami AZKIA GROUP #PembimbingBersertifikat
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa