TAJASSUS
Oleh Ustadz : Abdul Wahid Al-Faizin
Salah satu perilaku yang dikecam dalam Al-Qur'an adalah
وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا یَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ
"Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu menggunjing sebagian yang lain" (Surat Al-Hujurat: 12)
Ulama' mengartikan Tajassu (التَّجَسُّسُ) sebagai berikut
التَّجَسُّسُ: البَحثُ عن العَوراتِ والمعايبِ، وكَشفُ ما ستَرَه النَّاسُ - التفسير المنير
قَالَ الْمُفَسِّرُونَ التَّجَسُّس الْبَحْث عَن عيب الْمُسلمين وعوراتهم فَالْمَعْنى لَا يبْحَث أحدكُم عَن عيب أَخِيه ليطلع عَلَيْهِ إِذا ستره الله - الكبائر للذهبي
"Menurut para mufassir tajassus adalah mencari aib (keburukan) dan kesalahan orang muslim. Maksudnya janganlah kalian mencari aib atau keburukan orang agar tampak ke permukaan padahal telah ditutup oleh Allah"
Di musim pilpres dan ribut pernasaban saat ini, perilaku tajassus ini merupakan perilaku favorit. Masing-masing pihak akan mencari kesalahan, kelemahan, kekurangan, bahkan aib dari pihak lawan.
Uniknya perilaku tersebut dibalut dengan jargon "Demi mencerdaskan umat dan perjuangan menyelamatkan masyarakat". Merekapun berusaha meyakinkan bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar dan merupakan bentuk kepedulian terhadap ummat. Akibatnya mereka sangat militan melakukannya.
Tapi yang perlu diingat adalah firman Allah berikut ini
بَلِ ٱلۡإِنسَـٰنُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦ بَصِیرَةࣱ وَلَوۡ أَلۡقَىٰ مَعَاذِیرَهُ
"Bahkan manusia menjadi saksi (tahu pasti) atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya" (Surat Al-Qiyamah: 14-15)
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahid Alfaizin