KRITIK SALAH SASARAN ATAS SUFI
Dalam kaidah manthiq disebutkan bahwa pemberian status hukum atas sesuatu adalah cabang dari gambaran terhadap sesuatu tersebut. Ketika gambarannya benar, maka status hukumnya akan benar. Sebaliknya ketika gambarannya salah, maka status hukumnya juga akan salah.
Kesalahan memberi vonis hukum yang disebabkan kesalahan gambaran dikenal sebagai strawman fallacy (sesat pikir orang-orangan sawah). Disebut demikian sebab seseorang membuat gambaran palsu seperti orang-orangan sawah yang dikira orang beneran kemudian dikritiklah orang-orangan sawah itu seolah orangnya betulan, padahal salah sasaran.
Demikianlah kritik terhadap tasawuf dan sufi yang dilancarkan kebanyakan kawan-kawan Wahabi-Taymiy. Dalam gambaran mereka, sufi adalah orang tak shalat, orang banyak makan, banyak tidur, tukang maksiat sok makrifat dan seterusnya. Akhirnya diserang dan disesatkan, padahal yang demikian itu bukan sufi. Intinya salah sasaran.
Contohnya adalah video ini, orang yang tak shalat dengan alasan levelnya sudah tinggi disebut sebagai sufi lalu dikritik dalam rangka mengkritik sufi. Padahal orang yang tak shalat dalam kitab tasawuf semisal Ihya' karya Imam Ghazali, imamnya para sufi, dinyatakan lebih layak dijatuhi hukuman mati daripada orang kafir yang memerangi umat Islam.
Orang yang tidak shalat, orang pemalas, ahli maksiat, ahli bid'ah, sama sekali bukan sufi meskipun ngaku-ngaku. Yang ada hanya menjadi sufi gadungan ketika orang seperti ini mengaku sufi. Imam Junaid al-Baghdadi, imam para sufi, menyatakan dengan tegas bahwa jalan kesufian hanya untuk mereka yang berpegang pada al-Qur’an dan hadis. Beliau menjadi contoh hidup tentang penguasaan ilmu, penerapan syariat, hakikat dan ma'rifat.
Video ini hanya membuat gambaran yang salah lalu mengkritik gambarannya sendiri tapi dihantamkan ke sufi akhirnya hanya jadi strawman fallacy.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad