Menakar Kutipan Syaikh Ibnu Taymiyah (1)
Banyak orang sekarang percaya begitu saja terhadap kutipan Syaikh Ibnu Taymiyah, bahkan banyak yang sampai menganggapnya seperti hakim dan reviewer yang tak bisa salah menilai golongan mana pun. Akhirnya ketika Ibnu Taymiyah menjelaskan tentang golongan A, B, C, D, mereka tak mau bersusah payah membaca sendiri dan kroscek referensi primer dari golongan A, B, C, D tersebut. Pokoknya cukup keterangan Ibnu Taymiyah saja seolah pasti benar dan pasti akurat.
Padahal, tidak semua keterangan dan nukilan Syaikh Ibnu Taymiyah akurat. Berikut ini contohnya. Beliau menulis tentang akidah tokoh-tokoh besar Ahlussunah wal Jamaah dari kalangan Asy'ariyah dan Sufi semisal Imam Al-Ghazali, al-Amidi, dan lain sebagainya dengan celaan sebagai berikut:
وَأَخْرَجُوا مِنَ التَّوْحِيدِ مَا هُوَ مِنْهُ كَتَوْحِيدِ الْإِلَهِيَّةِ، وَإِثْبَاتِ حَقَائِقِ أَسْمَاءِ اللَّهِ وَصِفَاتِهِ، وَلَمْ يَعْرِفُوا مِنَ التَّوْحِيدِ إِلَّا تَوْحِيدَ الرُّبُوبِيَّةِ
"dan mereka mengeluarkan bagian tauhid yang sebenarnya menjadi bagiannya, seperti tauhid uluhiyah serta penetapan hakikat nama-nama dan sifat-sifat Allah, dan mereka tak kenal dari tauhid kecuali tauhid rububiyah saja.” (Ibnu Taimiyah, Minhâj as-Sunnah, juz III, halaman 288-289)
Seperti yang anda baca, ia menuduh Asy'ariyah tidak mengenal tauhid kecuali tauhid rububiyah saja dan mengeluarkan bahasan tauhid uluhiyah dari pembahasan tauhid. Benarkah demikian? Mari kita kroscek ke data primer Madrasah Asy'ariyah.
Imam Sanusi selaku pendiri madrasah terakhir ilmu kalam Asy'ariyah menjelaskan:
وقد أطبقتْ رُسُلُ المولى تبارك وتعالى وأجمعوا كلهم ، مِنْ لَدُنْ آدم عليه السلام إلى خاتم النبيِّينَ وسيّد المرسلين نبينا ومولانا محمد صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ .. على أنَّ اللهَ سبحانَهُ كَلَّفَ عبيده بتوحيده ، وحرَّم عليهمُ التشريكَ في ألوهِيَّهِ وعبادته ، وبلغوا عن المولى تبارك وتعالى أنَّ مَنِ ابْتُلِيَ بهذا المحرَّمِ ؛ وهو الشرك في الألوهية والعبادة ، ومات على ذلك .. فهو محرومٌ مِنْ جَميعِ نِعَمِ الآخرةِ ، مُخلَّدٌ في العذابِ العظيمِ إلى غير نهاية
"Para rasul Allah Yang Maha Mulia telah memastikan dan sepakat semuanya, dari Adam AS hingga Nabi terakhir dan pemimpin utusan kami, Nabi dan Mawlana kita, Muhammad SAW. bahwasanya Allah, Yang Maha Suci, telah memerintahkan hamba-hambanya untuk mengesakan-Nya, dan mengharamkan bagi mereka perbuatan menyekutukan-Nya dalam uluhiyah dan ibadah kepada-Nya. Mereka menyampaikan dari Tuhan Yang Maha Mulia bahwa siapa pun yang diuji dengan kesyirikan ini, yaitu syirik dalam uluhiyah dan ibadah terhadap-Nya dan meninggal dalam keadaan seperti itu, maka dia akan terhalangi dari segala nikmat di akhirat dan kekal dalam siksaan besar tanpa akhir." (As-Sanusi, Syarh al-Muqaddimat)
Saya kira tak perlu bagi saya menampilkan nukilan dari kitab-kitab Imam Ghazali dan lain-lain tentang kekafiran musyrikin yang menyembah selain Allah sebab itu sudah maklum. Jadi apa yang dikatakan oleh Ibnu Taymiyah di atas jauh dari fakta. Semoga Allah mengampuni beliau.
Semoga bermanfaat
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad