Beberapa Jenis Penglihatan
Setidaknya ada lima jenis penglihatan:
1. Penglihatan manusia di dunia nyata
Manusia normal (bukan tunanetra) sehari-hari melihat berbagai objek di dunia nyata. Agar penglihatan ini bisa berjalan lancar, setidaknya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:
Syarat pertama: harus ada cahaya
Tanpa cahaya, manusia normal sulit (atau bahkan tak mampu) melihat objek. Oleh sebab itu, di kegelapan kita tidak melihat apa-apa, meskipun ada apa-apa.
Syarat kedua: harus ada arah (posisi)
Agar bisa terlihat, objek harus berada di arah depan mata. Meskipun ada cahaya, tapi kalau objek berada di belakang mata, maka manusia juga tak mampu melihat.
Syarat ketiga: harus ada jarak tertentu
Agar bisa terlihat, objek harus berada pada jarak tertentu. Jarak yang terlalu jauh membuat mata tak mampu melihat objek karena terlalu kecil. Sebaliknya, terlalu dekat juga membuat mata tak mampu melihat objek tersebut karena terlalu besar.
Syarat keempat: bola mata harus sehat
Meskipun tiga syarat di atas terpenuhi tapi kalau bola mata tidak sehat maka manusia juga tidak bisa melihat. Misalnya orang buta tidak bisa melihat karena bola matanya tidak berfungsi.
Syarat kelima: tidak ada penghalang
Meskipun empat syarat di atas terpenuhi, tapi jika ada penghalang yang menghalangi pandangan seseorang, maka objek menjadi tidak terlihat. Misalnya, bintang terhalangi mendung sehingga tidak terlihat.
Syarat keenam: objek harus dapat dilihat
Meskipun lima syarat di atas terpenuhi tapi jika objek tidak dapat dilihat, maka kita tidak dapat melihatnya. Misalnya jin, udara dan sebagainya.
2. Melihat di alam mimpi
Berbeda dengan sebelumnya, melihat di alam mimpi tidak membutuhkan cahaya, arah, posisi dan bola mata secara nyata. Meskipun kita tidur di tempat paling gelap sekalipun, kita masih bisa melihat objek di alam mimpi. Bahkan otak kita mampu menciptakan objek buatan, cahaya buatan, arah (posisi) buatan dan jarak buatan.
3. Penglihatan Rasulullah SAW
Berbeda dengan manusia biasa, Rasulullah SAW bisa melihat tanpa harus menghadap ke objek yang dilihat. Beliau bersabda:
إِنِّي وَاللَّهِ لَأُبْصِرُ مِنْ وَرَائِي كَمَا أُبْصِرُ مِنْ بَيْنِ يدي
“Sungguh demi Allah, aku benar-benar bisa melihat di belakang sebagaimana aku melihat di depan.” (HR. Muslim)
Tentu saja ini merupakan salah satu keistimewaan yang Allah berikan kepada beliau.
4. Penglihatan orang beriman di akhirat
Orang-orang beriman di akhirat bisa melihat Allah tanpa syarat-syarat seperti cahaya, arah, jarak dan lain-lain.
Dalam kitab Al Fiqhul Akbar, Imam Abu Hanifah menuliskan sebagai berikut:
وَاللهُ تَعَالى يُرَى فِي الآخِرَة، وَيَرَاهُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَهُمْ فِي الْجَنّةِ بِأعْيُنِ رُؤُوسِهِمْ بلاَ تَشْبِيْهٍ وَلاَ كَمِّيَّةٍ وَلاَ يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ خَلْقِهِ مَسَافَة.
“Dan kelak orang-orang mukmin di surga nanti akan melihat Allah dengan mata kepala mereka sendiri. Mereka melihat-Nya tanpa adanya keserupaan (tasybih), tanpa sifat-sifat benda (Kayfiyyah), tanpa bentuk (kammiyyah), serta tanpa adanya jarak antara Allah dan orang-orang mukmin tersebut.” ( Lihat Al Fiqhul Akbar dengan syarah Syekh Mulla Ali al-Qari, h. 136-137).
Pada bagian lain dari kitab Syarhul Fiqhil Akbar, yang juga dikutip dalam kitab Al Washiyyah, Imam Abu Hanifah berkata:
ولقاء الله تعالى لأهل الجنة بلا كيف ولا تشبيه ولا جهة حق
“Bertemu dengan Allah bagi penduduk surga adalah kebenaran. Hal itu tanpa dengan Kayfiyyah, dan tanpa tasybih, dan juga tanpa arah” (Al Fiqhul Akbar dengan Syarah Mulla ‘Ali al-Qari’, h. 138).
Adapun hadis Nabi SAW:
إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ
“Sungguh kalian akan melihat Tuhan kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini.” (Muttafaq Alaih)
Maksudnya adalah benar-benar melihat. Bukan berarti Allah seperti bulan. Al Qadhi Iyadh berkata:
وقوله: " كما ترون القمرَ " وقوله بعد ذكر الشمس والقمر: " إنكم ترونه كذلك " تشبيه الرؤية بالرؤية والإدراك بالإدراك فى الوضوح ورفع الشك واتساع مسرح النظر، لا تشبيه المرئى بالمرئى
“Maksud hadis ini adalah menyerupakan penglihatan dengan penglihatan dalam hal kejelasan, kepastian dan keluasan tempat melihat, bukan menyerupakan objek dengan objek yang dilihat.” (Ikmalul Mu’lim, 1/543)
5. Penglihatan Allah SWT
Berbeda total dengan semua jenis penglihatan di atas, penglihatan (bashor) Allah tidak memerlukan syarat apapun. Allah melihat semua yang wujud, apapun, kapan pun, di mana pun, dengan jarak berapapun dan dalam kondisi apapun. Pandangan Allah adalah sempurna tanpa kekurangan sedikit pun.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai jenis-jenis penglihatan. Semoga mudah dipahami.
Sumber FB Ustadz : Danang Kuncoro Wicaksono