Wahhabi ; semua dipertanggung Jawabkan dihadapan Allah.
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Pada saat ulama ahlus sunnah wal jamaah menyampaikan pendapat dalam satu perkara agama yang didasari argumen dan dalil dari Al Quran dan sunnah, maka para wahhabi akan tetap mengatakan " Akhi, semua yang antum katakan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah ".
Seolah - olah kalimat ini sebagai bentuk penolakan atas pemahaman mayoritas ulama dan seolah - olah hanya pendapat wahhabi yang di atas kebenaran.
Kalimat " semua akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah " kalimat yang berlaku untuk semua hamba, dan lebih layak diucapkan untuk diri sendiri sebagai bentuk mawas diri dan kehati-hatian agar tidak melanggar syariat Allah.
Ketika kita akan melakukan sesuatu, maka yang harus pertama kita dilakukan, mengingatkan kepada diri kita, " wahai diri apa yang engkau lakukan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah, maka hati hatilah dalam berucap dan berbuat", sehingga membuat kita berhati - hati dalam bersikap dan bertindak.
Adapun ulama, mereka telah menggali isi kandungan Al Quran dan sunnah, dengan hati - hati dan takut kepada Allah, lalu wahhabi mengatakan " akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah" dengan nada sinis, seolah yang dilakukan oleh ulama tersebut perbuatan mungkar.
Kalimat " semua akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah " kalimat yang pantas ditujukan kepada seorang hamba yang berlaku zalim kepada sesama manusia dan melanggar aturan Allah, atau atas kekurangan diri kita pada saat memenuhi hak manusia dan hak Allah.
Dan kalimat yang baik, apabila diucapkan dengan nada merendahkan pertanda hati yang tak baik, dan hati yang tak baik disebabkan karena menimba ilmu di tempat yang salah, sehingga tak mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Orang yang sering mengucapkan kalimat ini untuk lawan bicaranya pertanda sifat sombong sedang bersarang di dalam hatinya, karena merasa lebih unggul dan baik dari lawan bicaranya.
Dan tanpa sadar telah memvonis bahwa yang berhak dipertanggung jawabkan di hadapan Allah hanya diluar kelompoknya, sedangkan wahhabi langsung masuk ke dalam surga.
Kalimat " semua akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah" merupakan kalimat Pamungkas yang diucapkan wahhabi pada saat kalah adu argumen dan dalil, dengan kalimat ini seolah - olah memposisikan lawan bicara sebagai orang yang tertuduh sesat dalam memahami syariat, dan harus dijauhi karena dianggap sebagai pelaku bidah, syirik, penyembah kubur, syiah, sesat dan kafir.
Seluruh amalan yang divonis wahhabi sebagai perbuatan bidah, padahal dalam kajian para ulama aswaja termasuk sunnah, akan mereka labeli dengan kalimat " akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah", seolah - olah perbuatan tersebut perbuatan dosa yang akan disiksa.
Pengikut wahhabi tidak mikir, bahwa ketika amalan sunnah dikatakan bidah maka akan lebih dipertanggung jawabkan dihadapan Allah.
Karena membidahkan sesuatu yang sunnah menurut mayoritas ulama dan mensunnahkan sesuatu yang bidah, menjadikan kata bidah untuk sesuatu yang sunnah, menyelisihi nabi dalam berucap dan berkata.
Akhi, semua yang antum ucapkan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah, antum mengatakan tawassul, baca Al Quran di kubur, ziarah kubur, talqin di kubur, azan di telinga bayi dll sunnah, padahal itu semua perbuatan bidah.
Semua amalan jika bersumber dari hadits nabi, lalu ulama berbeda dalam menetapkan kesunnahannya, maka tidak pantas dilaber mereka yang mengamalkannya dengan kalimat di atas, diiringi sifat sinis dan merendahkan, karena ijtihad para ulama bernilai pahala disisi Allah.
Apabila anda lebih cenderung dengan pendapat yang tidak membolehkannya, maka anda tidak boleh menginjak pendapat yang membolehkannya, karena kualitas ulama itu sama dan setara, sehingga ijtihad yang satu tidak bisa membatalkan hasil ijtihad ulama yang lainnya.
Jika ijtihadnya benar maka mendapatkan dua pahala, apabila ijtihadnya salah maka mendapatkan satu pahala.
Artinya semua amalan yang disunnahkan mayoritas ulama, akan mendapatkan pahala, sedang yang dipertanggung jawabkan adalah perbuatan yang bernilai dosa.
Karena semua perbuatan akan dipertanggung jawabkan apabila masuk wilayah syubhat dan haram, sedangkan yang sunnah akan diberi pahala.
Ucapanmu memvonis umat islam sebagai pelaku bidah, penyembah kubur, syirik, syiah, liberal, sesat dan kafir, karena masuk kategori fitnah maka akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah.
Dalu - dalu, Rabu 10 Mei 2023
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa