Wahhabi Itu Perusak Syariat
Oleh Ustadz : Rahmat Taufik Tambusai
Beberapa faktor penyebab kita harus bersikap khusus kepada wahhabi salafi, diantaranya :
1. Karena mereka menyelisihi pendapat mayoritas ulama.
Mereka mengatakan bahwa mayoritas tidak menjamin benar, maka kita katakan kepada mereka yang banyak saja tidak dijamin benar apalagi yang sedikit, lebih jauh dari benar.
Logika sunsang seperti ini selalu didoktrinkan kepada pengikutnya, sehingga pengikutnya tambah berani menyalahi mayoritas ulama, ditambah dibumbui dengan ayat Al Quran,
وَاِنْ تُطِعْ اَكْثَرَ مَنْ فِى الْاَرْضِ يُضِلُّوْكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنْ يَّتَّبِعُوْنَ اِلَّا الظَّنَّ وَاِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ
" Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. ( SQ Al an'am 116 )
Padahal ayat ini berkaitan dengan peringatan kepada nabi agar jangan mengikuti orang - orang kafir, lalu di tangan wahabi mereka diletakkan kepada mayoritas ulama islam, maka sangat tidak cocok, tetapi mereka cocok - cocokan untuk membenarkan kelompok mereka.
Kata ibnu umar bahwa diantara tanda khawarij adalah meletakkan ayat berkaitan orang kafir kepada umat islam.
2. Mereka mencampurkan adukkan antara ajaran pokok agama dengan cabang dalam agama.
Yang seharusnya di letakkan di bab fiqih mereka letakkan di bab Akidah, sehingga menyebabkan kerancuan dalam memahami agama, akibatnya suka memvonis muslim yang lain sebagai pelaku bidah, syirik, penyembah kubur, sesat dan kafir.
Sebagai contoh tawassul, ziarah kubur nabi, dan tabarruk mereka masukkan ke dalam bab akidah, sedangkan mayoritas ulama memasukkan ke dalam bab fiqih, akibat dari meletakkan di bab akidah, menuduh orang yang ziarah kubur sebagai penyembah kubur, berdoa kepada ahli kubur dan meminta kepada ahli kubur.
Anak kecil saja paham, bahwa datang ke kuburan untuk mendoakan ahli kubur, dan meminta ampun kepada Allah untuk ahli kubur, bukan menyembah kubur.
3. Mereka tidak amanah dalam menyampaikan ilmu.
Berdasarkan penelitian para pemerhati wahhabi, bahwa mereka tidak amanah menyampaikan ilmu, diantara yang masyhur di kalangan pecinta kitab, bahwa kitab riyadussolihin cetakan penerbit wahhabi bab tentang ziarah kubur nabi, mereka ganti dengan bab ziarah masjid nabi.
Kata kubur mereka ganti dengan masjid, karena pendapat wahhabi mengatakan haram hukumnya ziarah kubur nabi, yang mereka nukil dari Imam Ibnu Taimiyah.
4. Mereka suka menukil pendapat ulama sepotong dan tidak utuh.
Ini merupakan diantara kebiasaan buruk wahhabi, suka mengambil pendapat ulama mazhab tetapi sepotong - otong tidak utuh, tujuannya untuk disesuaikan dengan paham mereka, agar seolah - olah imam Mazhab mendukung pendapat mereka.
Sebagai contoh wahhabi berpendapat bahwa sufi itu sesat, untuk menguatkan pendapat mereka, mereka mengambil qoul imam syafii tentang sufi, yang berisi celaan imam syafii terhadap sufi, dan tidak mereka ambil utuh qoul imam syafii semuanya, padahal di qoul yang lain imam syafii memuji dan mendukung kaum sufi.
5. Mereka meletakkan pendapat ulama bukan pada konteksnya.
Ini sangat bahaya, karena akan mudah menghakimi umat islam yang tak sependapat dengan mereka sebagai ahli bidah.
Sebagai contoh, ulama salaf menggunakan istilah ahli bidah untuk kelompok yang mereka berbeda dalam hal akidah dan pokok ajaran islam, bukan dalam hal cabang khilafiyah, seperti kelompok khawarij, muktazilah, murjiah, qodariyah, jabariyah, mujassimah, musyabbihah, hasyawiyah, syiah dll
Sedangkan wahhabi meletakkan istilah ahli bidah untuk yang berbeda dengan mereka dalam hal cabang, seperti maulid nabi, qunut subuh, ziarah kubur, tawassul, talqin di kuburan, azan di telinga bayi baru lahir, zikir berjamaah, majlis sholawat dll
6. Mereka suka membenturkan pendapat imam mazhab dengan pengikutnya atau dengan ulama mazhab lainnya.
Untuk membenarkan kelompoknya, mereka menggunakan cara yang tak sehat, diantaranya membenturkan pendapat imam mazhab dengan pengikutnya, agar kelihatan pendapat mereka yang sesuai sunnah.
Padahal imam mazhab berbeda dalam hal cabang khilafiyah itu biasa, selama ada dalilnya, dan mereka tidak pernah menginjak pendapat ulama yang lain, tetap saling menghargai.
Berbeda dengan wahhabi mengangkat satu pendapat tinggi - tinggi, yang lain dinjak injak seolah bukan bagian dari agama, dengan tuduhan pelaku bidah.
7. Mereka menganggap umat islam di luar kelompoknya sebagai pelaku bid'ah dan syirik.
Kewaspadaan kita kepada wahhabi karena mereka telah memvonis kita umat islam sebagai pelaku bidah dan syirik, sedangkan nabi saja dalam haditsnya telah menyatakan bahwa nabi tidak khawatir dan takut umatnya jatuh kepada kesyirikan.
Maka bertentangan dengan yang disampaikan oleh nabi, oleh sebab itu umat islam harus waspada terhadap wahhabi karena manhaj mereka tidak sesuai dengan pernyataan nabi.
8. Mereka suka mengambil ayat injil dan taurat untuk menguatkan logika dan pemahaman mereka.
Mereka lebih percaya kepada injil dan taurat dari pada pendapat ulama dalam memahami syariat, dan mereka gunakan injil dan taurat untuk menguatkan pendapat mereka.
Salah satu contoh yang sedang viral, salah seorang ustad wahhabi mengatakan yahudi dan nasrani saja yakin Allah punya tangan kenapa kita umat islam tidak yakin Allah punya tangan.
Atau kadang mereka menggunakan logika firaun, abu lahab dan abu jahal untuk menguatkan manhaj mereka, sebagai contoh firaun saja yakin Allah di atas langit kenapa kita tidak yakin.
9. Mereka menstandarkan kebenaran beragama hanya kepada pendapat ibnu taimiyah dan penerus pendapatnya.
Nabi menyatakan sebaik - baik generasi adalah tiga abad pertama, tetapi wahhabi menjadikan ibnu taimiyah sebagai standar kebenaran pemahaman salafus sholeh.
Mereka selalu berkoar koar bahwa kami mengikuti pemahaman salafus sholeh, tetapi ketika ditanya melalui imam siapa ? mereka jawab ibnu taimiyah, ibnu qoiyim, al bani, bin baz, usaimin, sholih fauzan, al jazari, muqbil, madkhali dll padahal mereka tidak ada satu pun yang hidup tiga abad pertama.
Lalu mereka mengatakan walaupun tidak hidup di abad ketiga tetapi pemahamannya seperti ulama salaf, bro anda jarang menelaah, mayoritas pendapat ibnu taimiyah dan penerusnya jauh dari pemahaman ulama salaf.
Adapun sikap kita kepada kelompok wahhabi salafi :
1. Tidak membenarkan dan tidak pula menyalahkan yang disampaikan oleh guru - guru mereka.
Jika sesuai dengan mayoritas ulama ahlus sunnah wal jamaah maka ikuti dan cukup sebagai penambah wawasan.
2. Jika menukil dan mencatumkan pendapat ulama maka wajib merujuk ke kitab asli nya, untuk memastikannya.
Karena kebiasaan wahhabi tidak menyampaikan pendapat ulama tidak secara utuh, atau meletakkan pendapat ulama tersebut bukan pada konteks nya.
3. Kita tidak mengkafirkan mereka, karena mereka masih mengakui Allah sebagai tuhan, nabi muhammad sebagai nabi, kabah arah kiblat, dan mereka masih sholat, puasa dan haji.
Karena yang kita jauhi adalah pemahaman mereka yang jauh dari mayoritas ulama dan umat islam.
Dalu - dalu, Kamis 20 April 2023.
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa