Trik Syaikh Ibnu Taymiyah Ketika Membahas Tentang jisim - Bagian kedua
Pada tulisan sebelumnya di bagian pertama yang saya tulis pada tanggal 11 Februari 2023, saya sudah mengungkap bagaimana trik ngeles berputar-putar tidak jelas yang digunakan oleh Syaikh Ibnu Taymiyah di kitabnya yang berjudul Minhajus Sunnah ketika membahas definisi jisim. Intinya sesuai langkah berikut:
1. Beliau awalnya membahas definisi jisim secara bahasa, yakni jasad, badan atau sesuatu yang tebal besar (bervolume).
2. Kemudian setelah itu beliau definisi jisim ala ahli kalam yang beliau ketahui (sebenarnya definisinya banyak yang tidak akurat dan saya jamin tidak akan ditemukan sumber primernya dari kitab mutakallimin) lalu mencoba mengkritik penggunaan istilah-istilah itu
3. Hingga bagian akhir tidak menyinggung sama sekali apakah Allah itu punya badan atau jasad sesuai definisi kebahasaan sehingga titik tengkarnya tidak pernah jelas. Inilah cara beliau menetapkan kejisiman Allah dalam arti bahwa Allah berbadan dan berjasad di bagian-bagian lain dengan kalimat yang beragam. Tetapi karena dalam definisinya tidak pernah disebut jelas, maka posisi tajsim beliau disamarkan.
Pada tulisan pertama saya menulis bahwa trik serupa beliau gunakan "nyaris" di semua kitabnya. Kata nyaris saya gunakan seabagi penegas bahwa tidak di semua kitabnya trik ini digunakan sebab ada juga yang memakai cara lain. Kali ini saya akan membahas kitab beliau yang lain itu yang menggunakan trik semacam ini, misalnya di kitab-kitab berikut:
1, Tadmuriyah
Di kitab ini, pembahasan definisi jisim dimulai dengan menyebut definisi kebahasaan:
التدمرية: تحقيق الإثبات للأسماء والصفات وحقيقة الجمع بين القدر والشرع (ص: 53)
فإن لفظ «الجسم» للناس فيه أقوال متعددة اصطلاحية غير معناه اللغوي.
فأهل اللغة يقولون: الجسم هو الجسد والبدن. وبهذا الاعتبار فالروح ليست جسما، ولهذا يقولون: الروح والجسم،
lalu meskipun anda baca sampai akhir, anda tidak akan menemukan satu pun pernyataan beliau yang menyatakan dengan jelas apakah Allah berbadan atau berjasad.
2, al-Jawab ash-Shahih Liman Baddala Din al-Masih
Beliau lagi-lagi membahas makna lughaw bahwa jisim adalah jasad atau sesuatu yang tebal berukuran:
الجواب الصحيح لمن بدل دين المسيح لابن تيمية (4/ 428)
فَإِنَّ هَذَا اللَّفْظَ أَصْلُهُ فِي اللُّغَةِ هُوَ الْجَسَدُ. قَالَ غَيْرُ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ اللُّغَةِ، كَالْأَصْمَعِيِّ وَأَبِي زَيْدٍ وَغَيْرِهِمَا: الْجِسْمُ هُوَ الْجَسَدُ. وَهَذَا إِنَّمَا يَسْتَعْمِلُهُ أَهْلُ اللُّغَةِ فِيمَا كَانَ غَلِيظًا كَثِيفًا، فَلَا يُسَمُّونَ الْهَوَاءَ جِسْمًا وَلَا جَسَدًا، وَيُسَمُّونَ بَدَنَ الْإِنْسَانِ جَسَدًا.
kemudian setelah itu beliau membahas beberapa definisi versi mutakallim yang secara literal bunyinya berbeda-beda dan mencoba mengkritiknya. Tapi seperti biasa, meskipun anda membacanya sampai akhir tetap saja tidak akan ditemukan pernyataan tegas beliau sendiri apakah Allah itu berbadan atau berjasad.
3. Dar'u Ta'arud al-'Aqli Wa an=Naqli
Definisi jisim secara bahasa disebutkan dahulu
درء تعارض العقل والنقل (1/ 119)
ولفظ الجسم في القرآن مذكور في قوله تعالى {وزاده بسطة في العلم والجسم} [البقرة: 247] ، وفي قوله {وإذا رأيتهم تعجبك أجسامهم} [المنافقون: 4] .
وقد قال أهل اللغة: إن الجسم هو البدن. قال الجوهري في صحاحه: قال أبو زيد: الجسم الجسد، وكذلك الجسمان والجثمان. قال: وقال الأصمعي: الجسم والجسمان: الجسد.
kemudian seperti biasa mulai muter kemana-mana dan sampir akhir tidak menyebutkan apakah menurutnya sendiri Allah berbadan/berjasad.
4. Syarh Hadits an-Nuzul
Beliau menukil definisi jisim menurut kebahasaan:
شرح حديث النزول (ص: 70)
حدها: أن تسمية ما يتصف بهذه الصفات بالجسم بدعة في الشرع واللغة، فلا أهل اللغة يسمون هذا جسمًا، بل الجسم عندهم هو البدن، كما نقله غير واحد من أئمة اللغة، وهو مشهور في كتب اللغة، قال الجوهري في [صحاحه] المشهور: قال أبو زيد: الجسم: الجسد، وكذلك الجسمان والجثمان، وقال الأصمعي: الجسم والجثمان: الجسد، والجثمان الشخص، قال: والأجسم الأضخم بالبدن، وقال ابن السكيت: تجسمت الأمر أي: ركبت أجسمه، وجسيمه أي: معظمه، قال: وكذلك تجسمت الرجل والجبل، أي ركبت أجسمه.
Seperti biasa, sampai akhir anda tidak akan menemukan pernyataan tegas apakah Alalh berbadan/berjasad/tebal/bervolume atau tidak.
Yang menarik di kitab ini, Ibnu Taymiyah membela Ibnu al-Haisham, seorang pemimpin aliran Mujassimah Karramiyah yang cukup terkenal yang menurutnya dia tidak menyifati Allah dengan sifat yang buruk tetapi hanya salah istilah secara kebahasaan. Beliau berkata:
شرح حديث النزول (ص: 75)
لكن يحكى عنهم نزاع في المراد بالجسم، هل المراد به أنه موجود قائم بنفسه، أو المراد به أنه مركب؟ فالمشهور عن أبي الهَيْصَم وغيره من نظارهم أنه يفسر مراده؛ بأنه موجود قائم بنفسه مشار إليه، لا بمعنى أنه مؤلف مركب. وهؤلاء ممن اعترف نفاة الجسم بأنهم لا يكفرون؛ فإنهم لم يثبتوا معنى فاسدًا في حق الله ـ تعالى ـ لكن قالوا: إنهم أخطؤوا في تسمية كل ما هو قائم بنفسه، أو ما هو موجود جسمًا، من جهة اللغة
Ya, jangan kaget mendengar ini. Ibnu Taymiyah membela maksud tokoh mujassimah Karramiyah yang menurutnya tidak salah tetapi hanya salah istilah sebab dia mengucapkan bahwa Allah adalah jisim yang tidak sama dengan seluruh jisim yang ada. Lalu apakah berarti menurut Ibnu Taymiyah sendiri aliran Karramiyah sejatinya maksudnya benar? Silakan simpulkan sendiri.
5. Majmu' ar-Rasa'il
Seperti biasa, beliau juga menukil makna jisim secara kebahasaan:
مجموعة الرسائل والمسائل لابن تيمية - رشيد رضا (3/ 30)
فقال الجمهور المنازعون للطائفتين أما قول أولئك لأنه لا تقوم به الصفات لأنها أعراض والعرض لا يقوم إلا بجسم وليس بجسم، فتسمية ما يقوم بغيره عرضاً اصطلاح حادث، وكذلك تسمية ما يشار إليه جسماً اصطلاح حادث أيضاً، والجسم في لغة العرب هو البدن وهو الجسد كما قال غير واحد من أهل اللغة منهم الأصمعي وأبو عمرو، فلفظ الجسم يشبه لفظ الجسد وهو الغليظ الكثيف.
Tapi sampai akhir anda tidak akan menemukan pernyataan apakah Allah berbadan, berjasad atau bervolume.
Lalu seperti pertanyaan saya sebelumnya, apa gunanya membahas panjang lebar kemana-mana dan merinci dengan banyak rincian serta mengkritik istilah ini dan itu apakah benar atau tidak tetapi sama sekali tidak jela menjawab apakah Allah berbadan atau berjasad? Ini adalah trik ngeles yang sudah menipu banyak pembaca.
Bila ada yang bisa membuktikan bahwa apa yang saya tulis tentang trik Syaikh Ibnu Taymiyah di kitab Minhajus Sunnah (pada tulisan pertama) dan pada kelima judul kitab dalam tulisan ini salah, dan dapat membuktikan bahwa beliau dengan jelas membahas tentang badan atau jasad Allah dan menafikannya sehingga beliau terbebas dari tuduhan Tajsim, maka saya akan meralat tulisan ini dan mengakui kesalahan saya.
Silakan dibuktikan sebaliknya bagi kawan-kawan Taymiyun yang selalu mengesankan saya salah dan memfitnah. Bila tidak bisa membuktikannya, maka akui saja bahwa apa yang saya tulis benar dan jangan bertahan dalam kesombongan. Bila ada yang tidak dapat membuktikan dan mau mengajak berputar-putar tidak jelas, maka silakan jawab dengan lugas dan singkat pertanyaan yang tidak dijawab oleh Syaikh Ibnu Taymiyah apakah Allah berbadan, bertubuh, berjasad atau tebal?
Saya menulis ini sebagai panduan bagi yang kesulitan membaca dan memahami tulisan Syaikh Ibnu Taymiyah yang berbelit-belit. Semoga bermanfaat.
Sumber FB Ustadz : Abdul Wahab Ahmad