🌺 HADITS PERINTAH MEMBUAT MAKANAN UNTUK KELUARGA JAKFAR
لَمَّا أُصِيبَ جَعْفَرٌ رَجَعَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - إِلَى أَهْلِه، فَقَالَ: "إِنَّ آلَ جَعْفَرٍ قَدْ شُغِلوا بِشَأْنِ مَيِّتِهِمْ، فَاصْنَعُوا لَهُمْ طَعَامًا"
"Ketika Ja'far terkena musibah, maka Rasulullah SAW pulang menuju KELUARGANYA, dan berkata "Sesungguhnya keluarga Ja'far telah disibukkan dengan urusan mayit mereka. Maka, BUATKANLAH MAKANAN untuk mereka"
📌 Mari kita bahas poin per poin:
✅ 1. Apakah hadits tersebut berisi larangan terhadap keluarga Ja'far untuk membuat makanan? Tidak! Keluarga Ja'far sebagai shohibul musibah tidak dilarang oleh Rasulullah SAW untuk membuat makanan sendiri. Silahkan saja! Hadits tersebut adalah perintah anjuran untuk membuatkan makanan demi membantu keluarga Ja'far yang sedang sibuk mengurus jenazah.
✅ 2. Hal yang sering dilupakan adalah : Perintah Rasulullah SAW itu ditujukan kepada keluarga Rasulullah SAW sendiri, yang artinya masih punya hubungan keluarga dengan Ja'far juga. Keluarga Rasulullah SAW dan keluarga Ja'far adalah sama-sama ahlul bait. Bukankah demikian?
✅ 3. Kemudian, acara tahlilan yang dilakukan di Indonesia:
- Barang-barang adalah sumbangan dari saudara dan tetangga
- Pihak yang memasak adalah saudara dan tetangga
- Biasanya setelah selesai hari ke 7 masih banyak sisa barang. Barang-barang hasil sumbangan tersebut kemudian dijual oleh pihak shohibul musibah dan uangnya digunakan untuk kebutuhan anak-anak mereka sehari-hari.
Lalu apa yang mau dipersoalkan lagi?
Sumber FB Ustadz : Saiful Anwar