Hadits Kemunculan Salafi Wahhabi?
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Cukup dengan satu hadits dibawah ini, sebagai bukti kebenaran kabar dari Nabi akan munculnya suatu kaum yang mereka suka menuduh syirik kepada sesama muslim.
Walaupun nabi tidak menyebutkan nama kelompoknya, tetapi nabi menyebutkan dengan jelas ciri khas dari kelompok ini, karena nama bisa saja diganti tetapi substansi ajaran akan tetap sama sampai mati.
Sampai hari ini, yang secara terang terangan tanpa ragu mensyirikkan amaliyah umat islam, terdapat pada kelompok yang menamakan diri mereka dengan salafi, dulu mereka dikenal dengan wahhabi.
Agar umat islam tidak terkecoh di nan tarang, kedua nama ini harus digabungkan karena casingnya yang berubah, tetapi isinya tetap sama, suka mensyirikkan amalan umat islam dari dahulu sampai sekarang.
Sebagai contoh, mereka memvonis sebagai pelaku syirik orang yang bertawassul, tabarruk, ziarah kubur wali - wali Allah, berdoa dikubur, dll
Adapun bunyi haditsnya sebagai berikut :
عن حُذَيْفَةَ حَدَّثَهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ مَا أَتَخَوَّفُ عَلَيْكُمْ رَجُلٌ قَرَأَ الْقُرْآنَ حَتَّى إِذَا رُئِيَتْ بَهْجَتُهُ عَلَيْهِ، وَكَانَ رِدْئًا لِلْإِسْلَامِ، غَيَّرَهُ إِلَى مَا شَاءَ اللَّهُ، فَانْسَلَخَ مِنْهُ وَنَبَذَهُ وَرَاءَ ظَهْرِهِ، وَسَعَى عَلَى جَارِهِ بِالسَّيْفِ، وَرَمَاهُ بِالشِّرْكِ، قَالَ: قُلْتُ: يَا نَبِيَّ اللَّهِ، أَيُّهُمَا أَوْلَى بِالشِّرْكِ، الْمَرْمِيُّ أَمِ الرَّامِي؟ قَالَ: بَلِ الرَّامِي (صحيح ابن حبان، / 282)
Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah seseorang yang rajin membaca al-Qur’an, kemudian tampak padanya kebagusannya terhadap Al-Qur’an dan menjadikanya pembela Islam, selanjutnya dia merubah arah maknanya dan meninggalkan Al-Qur’an, membuang apa yang dibacanya ke belakang punggungnya.
Kemudian datang kepada tetangganya dengan pedang terhunus dan menuduhnya melakukan kesyirikan”.
Aku Hudzaifah bertanya, “Wahai nabi Allah, siapakah yang lebih pantas disebut pelaku syirik, penuduh atau yang dituduh?”. Nabi menjawab, “ yang pantas adalah Penuduh”. (HR. Bukhari dalam at-Tarikh, Abu Ya’la, Ibnu Hibban dan al-Bazzar )
Dari hadits ini dapat dipahami, diantara yang paling ditakutkan nabi dari umatnya, seseorang yang rajin membaca Al Quran, kemudian merasa baik dengan bacaannya, sehingga dia dikuasai oleh hawa nafsunya dan membawanya memahami isi kandungan Al Quran sesuai hawa nafsunya, karena disebabkan memahami Al Quran berdasarkan hawa nafsunya, menjadikannya seolah - olah telah mencampakkan Al Quran itu sendiri, yang akhirnya membuatnya merasa paling benar sendiri, sedangkan yang lain salah dalam pandangannya.
Dan Nabi dengan sangat jelas menyebutkan dalam hadits ini, tahapan demi tahapan seseorang yang akan menjadi hobi menysirikkan umat islam diluar diri dan kelompoknya.
Tahapan pertama, rajin membaca Al Quran tanpa dibimbing seorang guru yang mumpuni.
Tahapan kedua, disebabkan membaca sendiri dan dipahami sendiri, mungkin hanya dengan bermodalkan terjemahan, atau buku karangan gurunya saja, sehingga dia merasa sudah menguasai isi kandungan Al Quran dan merasa sudah baik keislamannya.
Tahapan ketiga, membuatnya bersemangat membela islam, tampak dari ucapan, perbuatan dan penampilan, tetapi hatinya dipenuhi dengan merasa paling baik dan soleh.
Tahapan keempat, karena sudah merasa paling baik, Al Quran yang dibacanya tidak memberi pengaruh sedikit pun pada pola pikirnya.
Tahapan kelima, karena dangkal pemikiran dan merasa paling benar, sehingga mudah lisannya menuduh saudaranya sesama muslim sebagai pelaku syirik.
Tahapan keenam, jika seseorang sudah dituduhnya syirik dan diingatkannya kepada yang dituduhnya, kemudian yang dituduh tidak mengindahkannya, maka si penuduh tanpa ragu akan membawa pedang untuk menyerangnya.
Tahapan ketujuh, yang dituduh tidak senang terus menerus dituduh sebagai pelaku kesyirikan, maka akan bangkit untuk membantah dan melawan orang yang suka menuduh, yang berakhir dengan permusuhan dan peperangan.
Apakah tahapan yang disebutkan dalam hadits diatas sudah mulai berlaku ?
Di dalam muqaddimah buku 37 masalah populer karangan Ustad Abdul Somad ( UAS ), diceritakan, ada salah seorang jamaah mengadu kepada UAS, ketika ayahnya meninggal, seluruh keluarga sepakat menyelenggarakan jenazah ayahnya seperti kebanyakan umat islam yang lainnya, diawali dengan talqin, membaca surat dan ayat pendek, tahlil dan doa.
Salah seorang dari adik beradik mereka, ada yang sudah terpapar virus suka menysirikkan amalan umat islam ini, dengan nada keras mengancam, jika kalian laksanakan seperti yang dilakukan selama ini dan itu merupakan syirik dan bidah, maka akan aku bunuh kalian.
Ini sebagai contoh kecil, mungkin diluar sana masih banyak contoh yang lainnya, yang didengar dari orang yang dapat dipercaya, dari keluarga atau dari masyarakat umum, yang pernah mengalami hal yang sama.
Jika hadits ini tidak tepat ditujukan kepada salafi wahhabi, silahkan tunjukkan kaum yang suka menuduh amalan umat islam sebagai kesyirikan.
Pada prinsipnya, kami tidak masalah dengan salafi wahhabi yang berpendapat, tidak mau tawassul, tabarruk, talqin di kuburan dll, setiap orang punya hak untuk beramal sesuai pemahamannya, tetapi ketika orang yang bertawassul, tabarruk dituduh melakukan kesyirikan maka perlu diluruskan.
Kemudian setelah diluruskan, mereka tetap bertahan menuduh syirik, maka akal akan mencari pijakan dalam nash ayat atau hadits, apakah ada kabar tentang tipe orang seperti ini.
Setiap muslim yang berakal, ketika membaca hadits diatas, akan bertanya untuk siapakah hadits tersebut ?
Tahapan awal, dengan mengamati setiap kelompok yang ada, tahapan berikutnya, mencocokkan dan menyesuaikan dengan ciri yang disebutkan di dalam hadits tersebut.
Dan kami tidak akan balik menuduh mereka sebagai pelaku syirik, karena prinsip akidah aswaja tidak mudah menuduh orang lain sebagai pelaku syirik, sebab konsekuensi nya berat di sisi Allah.
Jika tuduhan tidak tepat pada sasaran, maka tuduhan kembali kepada si penuduh, yang mengembalikan tuduhan tersebut adalah Allah. Bukankah berat resikonya bagi penuduh ?
Dalu - dalu, Sabtu 12 Februari 2022
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
12 Februari 2022 ·
baca juga : Kenapa Sibuk Mengurus Salafi Wahhabi?