Kenapa Sibuk Mengurus Salafi Wahhabi?
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Kenapa antum sibuk mengurus salafi wahhabi ? salah seorang kawan memulai pembicaraan.
Biarkan saja mereka, karena tidak ada juga pengaruhnya sama kita, kita tetap kokoh dengan manhaj Ahlus Sunnah Wal Jamaah, baik dalam akidah maupun dalam fiqih dan tasawuf.
Betul kawan, kita tidak akan terpengaruh sedikit pun dengan manhaj, ajaran dan doktrin mereka.
Yang menjadi pertanyaan, dengan diamnya kita apakah mereka berhenti menghujat amalan kita ?
Ilustrasi sederhana saja, ada seorang nenek pergi ke pasar untuk menjual pisang, setelah digelar jualannya.
Setiap pembeli bertanya kepada nenek si penjual pisang, nek berapa dijual jagungnya ?
Nenek pasti akan membantah, ini bukan jagung tapi pisang, lalu si pembeli menjawab, ini jagung nek.
Dan begitu seterusnya, setiap pembeli akan mengatakan pisang yang dijual nenek sebagai jagung.
Karena semua orang sudah mengatakan jagung, maka lambat laun si nenek penjual pisang akan mengatakan bahwa yang dijualnya adalah jagung.
Ini akibat orang yang tau diam dan tidak mau ikut meluruskan kesalahan, sehingga ketika sudah banyak yang terkontaminasi, tak sanggup lagi untuk meluruskannya.
Sebelum semua itu terjadi, maka orang yang tahu harus ikut membantu untuk meluruskannya, karena mereka salafi wahhabi bergerak secara aktif, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Sebagai contoh, di setiap pengajian guru - gurunya, mengatakan bahwa Qunut subuh bid'ah, azan ditelinga bayi baru lahir bid'ah, dll, kemudian diviralkan melalui YouTube, facebook, website , artikel dan meme.
Jika di setiap buka you tube dan facebook, pembahasan yang sama disodorkan setiap hari, kemudian tidak ada penyeimbang dan pengkonternya, maka lambat laun pemahaman umat islam akan berubah, akan meyakini bahwa Qunut subuh itu bid'ah.
Sebagai seorang penuntut ilmu, harus amanah dalam menyampaikan ilmunya, jika ada penyimpangan pemahaman dari pemahaman ulama salafus sholeh harus bersama - sama meluruskannya.
Dan kita ketahui bersama salafi wahhabi sangat menarik dalam membungkus pemahamannya yang dibumbui dengan doktrin kembali kepada Al Quran dan sunnah melalui pemahaman salaful ummah.
Bagi yang tidak mempunyai bekal yang cukup akan mudah terpengaruh, karena untuk meyakinkan kepada umat, setiap aktivitasnya dilabel dengan sunnah, dakwah sunnah, kajian sunnah, dan guru - gurunya digelari dengan Ustadz sunnah, pejuang sunnah, pembela sunnah dll.
Untuk meyakinkan umat islam indonesia yang bermazhab syafii, coba perhatikan, mereka menggunakan nama ulama - ulama Syafii sebagai nama lembaga sekolah mereka, sebagai contoh, ponpes Imam Nawawi, ponpes Imam syafii, Imam ibnu kasir dll, sedangkan buku ajarnya tidak memakai mazhab syafii, malahan menyalahkan dan membidahkan amalan yang disunnahkan Ulama syafii, kalau pun mereka memakai kitab bermazhab syafii tetapi syarahnya ala salafi wahhabi. Bukankah ini namanya penglabuan ?
Pertanyaan selanjutnya, apakah ada jaminan dengan diamnya kita, anak keturunan kita tidak terkontaminasi virus salafi wahhabi ini ?
Kalau ada jaminan, mari kita diam berjamaah atas tuduhan salafi wahhabi akan amaliyah kita yang dibidahkan, disyirikkan dan disebut penyembah kubur, sesat dan dhollah.
Jika tidak ada jaminan, mari sama - sama kita luruskan sesuai amanah ilmu yang disampaikan oleh ulama - ulama kita sepanjang sejarah umat islam, sehingga generasi berikutnya tahu mana yang asli dan mana yang imitasi.
Memang tidak bisa dipungkiri, ada tipe penuntut ilmu yang cuek dan tidak ambil pusing dengan virus salafi wahhabi dan berlaku sok bijak.
Dengan dalih menjaga persatuan umat islam, ketika kita balik bertanya, kalau kita saja yang menjaga, sedangkan mereka tidak pernah menjaga lisannya, apakah akan tercapai kesatuan dan persatuan umat islam ?
Sedangkan mereka telah memposisikan perkara cabang khilafiyah pada posisi ushul dan pokok, maka sampai mati pun tidak akan pernah berjumpa.
Yang bisa berjumpa, jika yang ushul diletakkan pada yang ushul dan yang cabang khilafiyah diletakkan pada cabang khilafiyah, tanpa menuduh perbedaan ditingkat cabang khilafiyah sebagai pelaku bidah, syirik dan penyembah kubur.
Dalu - dalu, Rabu 9 Februari 2022
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa sedang bersama Deswandi.
9 Februari 2022 pada 16.00 ·