Kekayaan Yang Diabadikan

Kekayaan Yang Diabadikan

KEKAYAAN YANG DIABADIKAN

Oleh Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq 

Bila sekarang berdiri megah sebuah hotel di kota Madinah dengan nama Ustman bin Affan, ternyata itu bukan cuma sekedar nama, seperti kebanyakan nama masjid, madrasah dan bangunan yang biasa memakai nama-nama orang shalih, tapi yang ini memang benar-benar milik sayidina Utsman.

Kan Utsman sudah meninggal ribuan tahun yang lalu ? Bagaimana ceritanya harta yang ia miliki masih ada ? Bukankah seharusnya hartanya sudah menjadi hak milik anak keturunannya ?

Nah ini sedikit berbeda. Ini adalah sebagian jenis harta Utsman yang tidak dibagikan kepada keluarganya, tapi yang terabadikan untuk dirinya. Bagaimana ceritanya ?

Semua itu bermula dari kisah nyata 14 Abad yang lalu itu. Masa setelah hijrah, jumlah kaum Muslimin di Madinah kian bertambah banyak. 

Diantara kebutuhan mendasar dan paling mendesak adalah ketersediaan air bersih untuk keberlangsungan hidup mereka sehari-hari. Kala itu sumur terbesar dan terbaik adalah sumur raumah, milik Yahudi yang pelit dan oportunis, yang menjual air tersebut. 

Prihatin atas kondisi umatnya, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam kemudian bersabda : 

مَنْ يَحْفِرْ بِئْرَ رُومَةَ فَلَهُ الْجَنَّةُ 

“Siapa saja diantara kalian yang membebaskan sumur raumah, maka baginya syurga.” (HR. Muslim).

Adalah Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu yang kemudian lebih dahulu bergerak untuk membebaskan sumur Raumah itu. Beliau mendatangi Yahudi pemilik sumur dan menawar untuk membeli sumur Raumah dengan harga yang tinggi. Sumur tersebut dibeli dengan total harga 40.000 dirham (sekitar Rp 2 milyar).

Sumur itu kian berkembang. Pada masa-masa berikutnya sudah melebar di tambah dengan perkebunan kurma nan luas. Di masa pemerintahan daulah Utsmaniah kebun wakaf Utsman bin Affan dirawat dengan baik dan kemanfaatannya tetap dikembalikan ke masyarakat.

Dimasa kerajaan Saudi, perawatan kebun itu semakin baik. Di kebun itu tumbuh sekitar dua ribuan pohon kurma. Melalui Kementerian Pertaniannya, kerajaan Saudi mengelola hasil wakaf perkebunan tersebut. 

Uang hasil panennya dibagi dua ; setengahnya dibagikan untuk keperluan fakir dan miskin, sedangkan separuhnya lagi di simpan di sebuah bank dengan rekening atas nama Usman bin Affan.

Kekayaan Utsman terus bertambah berlipat-lipat. Sampai akhirnya dibeli sebidang tanah di kawasan ekslusif dekat Masjid Nabawi. Di atas tanah tersebut kemudian dibangun sebuah hotel bintang lima. Saat  ini income tahunan diperkirakan mencapai lebih dari 50 juta riyal atau lebih dari 150 Milyar rupiah.

Pengelolaan penghasilan tersebut tetap sama. Separuh untuk fi sabilillah, sedangkan separuhnya lagi disimpan ‘untuk Utsman' dengan terus dikembangkan.

Masyaallah, orangnya telah lama wafat, hartanya masih terus berkembang berlipat-lipat di dunia dan akhirat....

Sumber FB Ustadz : Ahmad Syahrin Thoriq

5 September 2022  · 

©Terima kasih telah membaca kajian ulama ahlussunnah dengan judul "Kekayaan Yang Diabadikan - Kajian Ulama". Semoga Allah senantiasa memberikan Ilmu, Taufiq dan Hidayah-Nya untuk kita semua. aamiin. by Kajian Ulama Aswaja ®