Mata Hati Manusia
Pada penjelasan kitab Al Hikamnya Syekh yusri menjelaskan bahwasanya mata hati dalam melihat ciptaan Allah ini ada beberapa macam. Bagi orang kafir, mata hati mereka adalah tertutup dengan kegelapan alam ini sehingga tidak melihat Allah. Sebagaimana mereka terhijab dari Allah Ta’ala sehingga tidak beriman, begitu pula di akhirat nanti, balasan bagi mereka adalah tehijab dari Tuhannya. Ini adalah merupakan siksa yang paling menyakitkan diatas siksa neraka lainnya yang disebutkan dalam Al Qur’an. Allah berfirman
“إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ “
yang artinya “ Sesungguhnya mereka pada hari kiamat nanti adalah terhalang dari Tuhan mereka “ (QS. Al Muthaffifin:15).
Balasan sesuai dengan jenis pekerjaan. Dan kenikamatan yang paling besar bagi seorang mukmin di akhirat nanti adalah melihat Allah Ta’ala diatas kenikamatan sorga yang ada, sebagaimana dalam AlQur’an disebutkan
“إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ”
, yaitu “ kepada Tuhannya mereka (ahli sorga) melihatNya “(QS. Al Qiamah:23).
Adapun orang yang beriman, mereka memiliki beberapa tingkatan. Diantara mereka yang adalah orang awam, yaitu mereka yang mengetahui cahaya alam semesta ini, akan tetapi tidak melihatNya. Mereka mengetahui dengan akal mereka sehingga beriman kepada Allah Ta’ala. Mereka adalah orang yang selamat, dengan keimanannya. Kemudian diantara orang mukmin itu, ada yang merupakan ahlu al bidayah ( orang yang mengawali diri untuk menuju wushul kepada Allah). Mereka memulai dengan muroqobah ( merasa diawasi Allah Ta’ala dan mengawasi Nya dengan berdzikir). Sebagaimana di dalam hadits Nabi SAW bersabda”
الإِحْسَانُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ”
yang artinya “ al ihsan adalah kamu menyembah Allah seperti kamu melihatNya, meskipun kamu tidak melihatNya, maka sesungguhnya Allah Dzat yang melihatmu”(HR.Bukhari).
Dirinya memiliki pantulan cahaya mata hati, sehingga bisa merasakan
“ الله معي الله ناظر إلي الله قادر علي “
yaitu “ Allah selalu bersamaku, Allah Maha Melihatku, dan Allah Maha Kuasa atasku “.
Sebagaimana Imam As Sary As Saqty guru dari Imam Al Junaid mentarbiahnya untuk mengamalkan kalimat ini sebelum tidur. Imam Al Junaid berkata bahwa dirinya mendapatkan buahnya setelah mengamalkannya. Pantulan cahaya mata hati ini menjadikanmu menyaksikan atas kedekatanNya, dengan Sifat IlmuNya. Sehingga kamu merasa malu jikalau Allah melihatmu pada tempat atau keadaan yang tidak diridhaiNya, atau tidak menemukanmu pada hal yang telah Allah perintahkannya untukmu. Allah berfirman
“وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ ”
, yang artinya “ Dan Dia bersama kalian dimanapun kalian berada “QS. Al hadid :15).
Allah adalah Maha Dekat
“وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ”
“ dan Kami lebih dekat kepadanya (makhluk) dari pada urat lehernya.”(QS. Qaf:16).
Adapun kita adalah yang jauh dengan hawa nafsu, dengan dosa kemaksiatan kita.
Tingkatan berikutnya adalah orang mukmin yang melihat kaun ( makhluk Allah ) ini dengan mata hatinya, sehingga mereka tidaklah menyaksikan kecuali Allah. Karena Allah adalah Dzat yang Wujud dengan Dzatnya bukan karena yang lain, adapun makhluknya wujud mereka adalah billah ( dengan Allah). Nabi SAW bersabda
“كَانَ اللَّهُ وَلَمْ يَكُنْ شَىْءٌ غَيْرُهُ”
,yaitu “ Allah wujud, dan tidak ada selainNya “(HR. Bukhari ).
Mereka adalah ahlulmusyahadah (orang yang menyaksikan Allah pada segala sesuatu).
Allah berfirman
“"فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ
, yang artinya “ maka diamanapun kamu menghadap maka disitu ada Allah”(QS. Al Baqarah). Allah A’lam.
Sumber FB Ustadz : Ahbab Maulana Syeikh Yusri Rusydi Al Hasany
5 Maret 2022