Para Nabi dalam Al-Quran : Arab vs Non Arab #2
Banyak orang kecele menyangka bahwa semua nabi itu orang Arab. Padahal justru yang orang Arab itu sedikit sekali.
Yang pasti kearabannya hanya Nabi Muhammad SAW saja. Sedangkan nabi yang lain masih jadi perdebatan ke-arab-annya.
Sebutlah misalnya Nabi Ibrahim, memang Beliau pernah berada di Mekkah dan mendirikan Ka'bah. Namun Beliau pernah juga ada di mana-mana, seperti di Palestina dan lainnya. Jadi bisakah Ibrahim disebut sebagai orang Arab? Disitu para ulama beda pendapat.
Mungkin kalau Nabi Ismail puteranya bisa dibilang orang Arab. Walau pun Ismail juga tidak lahir di Arab. Ingat kan ketika Ismail yang masih bayi dan ibunda Hajar, ditinggal di lembah di tengah gurun yang nantinya jadi cikal bakal Mekkah.
Ismail tidak lahir di Mekah, namun benar sekali bahwa belaiu melewati masa kecil, remaja dan dan dewasa memang di Mekkah. Setidaknya Beliau berbahasa Arab. Apakah Ismail bisa disebut sebagai orang Arab? Disitu ulama beda pendapat lagi.
Selain Ibrahim dan Ismail, yang sering disebut-sebut Nabi berkebangsaan Arab adalah Nabi Hud dan Nabi Sholih alaihimassalam. Dan kearaban mereka pun jadi diskusi panjang.
oOo
Anggaplah kita ngotot mengatakan bahwa Ibrahim, Ismail, Hud dan Sholih itu nabi yang orang Arab, namun tetap saja kalau dibandingkan dengan 25 nama mereka yang disebut Al-Quran, jelaslah nabi yang bukan Arab itu lebih banyak.
Apalagi bila dibandingkan dengan jumlah total semua nabi dan rasul yang mencapai 123.000 orang, maka nabi yang Arab itu nyaris tidak ada apa-apanya.
oOo
Lalu bagaimana sampai timbul kesan bahwa semua Nabi itu orang Arab?
Ini hanya kesilapan orang kita saja yang sering menggeneralisir orang asing.
Misalnya, semua orang Eropa dan Amerika disebut Belanda (Londo). Padahal Eropa itu terdiri dari sekian banyak negara. Begitu juga Amerika. Tapi buat orang kita, semua itu kita paksa jadi Belanda.
Beberapa film Indonesia yang menampilkan sosok tentara Belanda, biasa cari talen di Bali. Pokoknya asal bule, bisa disuruh memerankan jadi orang Belanda.
Begitu juga dengan Cina. Semua orang Asia disebut Cina, padahal negaranya beda-beda. Ada RRT, Korea, Jepang, Singapura, Taiwan, dan Hongkong.
Dan ini dia, semua yang mirip Arab ya dibilang Arab. Padahal mereka beda negara, ada Saudi, Yaman, Mesir, Sudan, Suriah, Palestina, Jordan, Libanon, Iraq, Kuwait, Qatar, Bahrain, UAE dan seterusnya. Dan lucunya, orang India dan Pakistan pun dituduh Arab juga oleh bangsa kita.
oOo
Padahal kalau kita kembali ke zaman kenabian dulu 1.400 tahun yang lalu, wilayah Arab itu sempit sekali. Mesir, Suriah, Palestina dan Iraq di masa itu belum disebut Arab. Yaman pun tidak semuanya dianggap sebagai negeri Arab.
Namun seiring perjalanan waktu dengan semakin menyebarnya agama Islam, batas geografis Arab menjadi semakin luas. Sebab negeri-negeri yang awalnya bukan Arab itu kemudian bertransformasi menjadi negeri Islam, dimana penduduknya mulai berbahasa Arab.
Ada teori yang menyebutkan bahwa disebut Arab itu kalau penduduknya menggunakan bahasa Arab.
oOo
Meski kebanyakan nabi dan rasul itu bukan orang Arab dan tidak berbahasa Arab, namun uniknya semua kisah mereka di dalam Al-Quran tampil dalam bahasa Arab.
Kalau pinjam istilah film, semuanya didubbing berbahasa Arab. Sehingga terkesan dialog-dialog antara Nabi Musa dengan Fir'un terjadi dalam bahasa Arab.
Padahal keduanya sama-sama bukan orang Arab. Fir'aun itu bangsa Mesir, punya bahasa sendiri yaitu bahasa Mesir (Egyptian). Musa sendiri aslinya orang Yahudi, pastinya berbahasa Ibrani.
Kalau pun ada dialog langsung antara Musa dan Fir'aun, kemungkinan dialognya terjadi dalam bahasa Mesir. Sebab Musa sendiri lahir di Mesir, meski pun keturunan Yahudi. Wajar kalau Secara logika, kita maklum kalau Beliau paham dua bahasa.
Bahkan di dalam Al-Quran, dialog antara Allah SWT dengan Malaikat dan Iblis terkait rencana menjadikan Adam sebagai khalfiah di bumi, semua tersajikan di dalam Al-Quran dengan bahasa Arab.
Padahal kalau kita mengacu ke sejarah perkembangan bahasa, masih jadi perdebatan, apa benar usia bahasa Arab setua itu. Setua usia manusia.
Dan belum diketahui apa bahasa yang digunakan oleh Nabi Adam ketika turun ke bumi. Sebab bahasa itulah nantinya yang akan digunakan oleh anak-anak Nabi Adam generasi pertama.
oOo
Tentang para nabi dan rasul itu tidak berbahasa Arab, karena umat manusia kemudian berkembang-biak dengan berbeda warna kulit dan berbeda bahasa.
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. (QS. Ar-Rum : 22)
Karena Allah SWT mengutus nabi kepada suatu kaum secara ekslusif, maka sudah pasti nabinya harus menguasai bahasa kaumnya. Dan hal ini memang dijelaskan di dalam Al-Quran.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ
Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. (QS. Ibrahim : 4)
oOo
Karena kebetulan Nabi Muhammad SAW orang Arab, maka Al-Quran pun turun dalam bahasa Arab.
Hanya saja kenabian Muhammad SAW ini unik, karena risalahnya berlaku untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk orang Arab saja. Padahal Al-Quran dan Hadits Nabawi tersaji hanya dalam bahasa Arab.
Maka umat Islam sedunia punya pe-er tambahan, yaitu bagaimana agar mereka bisa memahami kitab suci yang bukan bahasa mereka.
Kalau yang dilakukan di masa lalu, pendidikan agama sejak dini sudah meng-include-kan pelajaran bahasa Arab. Sehingga ketika mereka dewasa, sama sekali tidak punya problem dalam memahami sumber-sumber berbahasa Arab.
Malahan negeri yang dulunya bukan Arab pun akhirnya berubah jadi negeri Arab. Contohnya Mesir yang lokasinya bukan di Jazirah Arab tapi di Benua Afrika.
Ketika Islam masuk ke Mesir, bukan hanya penduduknya memeluk Islam, namun mereka pun mempelajari bahasa Arab dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dan lucunya, bahasa asli mereka sendiri justru tergeser.
Hari ini bangsa Mesir semuanya berbahasa Arab, bahkan yang non-muslim sekalipun tetap saja berbahasa Arab. Agamanya Kristen, tapi bicara dalam bahasa Arab.
Malahan, nama resmi negara mereka pun pakai kata Arab : Republik Arab Mesir (جمهورية مصر العربية).
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
26 November 2021 pada 09.51 ·