Phobia Perayaan Maulid
Sekelompok orang yang phobia dengan perayaan Maulid, sering mempersoalkan adanya (mahallul qiyam/maqom) berdiri saat lantunan pujian, sholawat dan salam kepada Nabi SAW yang biasanya diiringi dengan tabuhan rebana / Dufuf (dalam bahasa arab)
Biasanya mereka menggunakan hadits tentang larangan Nabi SAW untuk berdiri kepada para sahabat saat Nabi datang di majlis / perkumpulan mereka. Mereka memahami larangan itu sebagai “tahrim” ( larangan bermakna haram )
Berikut kami sampaikan, pada suatu saat Nabi SAW datang di tengah-tengah sahabat yang sedang berkumpul, lalu mereka semua berdiri sebagai bentuk penghormatan kepada Insan termulia itu
Lalu Nabi SAW bersabda kepada mereka (para sahabat yang berdiri)
لا تقوموا لي كما تقوم الأعاجم إلى ملوكها ، إنما أنا ابن امرأة تأكل القديد في مكّة (الحديث)
Janganlah kalian berdiri untuk saya sebagaimana orang-orang ajam berdiri saat menghormati rajanya, saya hanyalah anak seorang wanita yang memakan daging yang diasinkan dan dikeringkan di Makkah
Tiba-tiba berdirilah “Hassan bin Tsabit” seorang penyair ulung dalam memuji Nabi SAW, dan mendapat pengakuan dari Nabi, bahkan Nabi menyatakan bahwa Hassan bin Tsabit di backup oleh “Ruhul Quds” yakni Malaikat Jibril a.s.
Maka Hassan bin Tsabit berdiri menjawab larangan Nabi tersebut dengan syiirnya yang luar biasa
قيامي للعزيز علىّ فرض
وترك الفرض ما هو مستقيم
عجبتُ لمن له عقل وفهم
يرى هذا الجمال ولا يقوم
Berdiriku karena menghormati orang yang mulia adalah wajib - Dan meninggalkan hal yang wajib bukanlah sesuatu yang baik - Aku merasa heran dengan orang yang berakal dan memiliki pemahaman yang benar-melihat keindahan ini (keindahan Nabi SAW) lalu ia tidak berdiri
Mendengar jawaban Hassan ini Nabi pun diam dan tidak mengingkari. Ini artinya larangan Nabi SAW itu adalah bentuk Tawadhu’ dan beliau sedang memberi keteladan Tawadhu’, bukan mengharamkan mereka berdiri untuk menghormatinya
Adapun para sahabat rhadiallahu anhum seperti Hassan bin Tsabit memahami Tawadhu’nya Nabi SAW dan menganggap bagaimana mungkin tidak berdiri menghormati manusia yang termulia sejagat raya, shallahu a’laihi wa sallam
Di sisi lain, ketika Saad bin Mu’adz” datang, pada saat Nabi SAW sedang duduk bersama para sahabatnya, beliau bersabda kepada para kaum Ansor :
قوموا إلى سيدكم
Berdirilah kalian untuk menghormati orang yang mulia diantara kalian! hadits ini diriwayatkan dalam sahihain
Berdiri menyambut orang yang datang adalah salah satu dari “hadyunnabi” ajaran Nabi SAW, siapapun dia. bahkan beliau selalu berdiri menyambut putrinya Sayyidah Fatimah alaihassalam sebagai rasa ta’dzim dan menunjukkan kecintaannya kepada putri terkasihnya itu
Nabi Shallahu alaihi wa sallam juga tidak mengingkari saat putrinya Fatimah alaihassalam menyambutnya dengan berdiri. Hal ini sebagaimana diriwayatkan Abu Daud dan Tirmidziy rhadiallahu anhuma
Ringkasnya berdiri menghormati orang-orang mulia adalah sesuatu yang disyari’atkan ( Masyru’). Dan hal ini dianggap sebagai perkara yang “mustahsan” yang dianggap baik dan bagian dari kearifan. Ibnu mas’ud meriwayatkan :
ما استحسنه المسلمون فهو عند الله حسن وما استقبحوه فهو عند الله قبيح
Semua yang dianggap baik oleh kebanyakan muslimin maka hal itu baik disisi Allah. Sebaliknya semua hal yang dianggap buruk oleh muslimin maka itu buruk di sisi Allah. Dan “tidak mungkin orang islam mayoritas bersepakat atas kesesatan”
لن تجتمع أمّتي على ضلالة
Berdiri menghormati orang-orang mulia adalah sesuatu yang disyariatkan (Masyru’) Imam Nawawi mengarang kitab khusus dalam hal ini dan dikuatkan oleh Ibnu Hajar, bahkan Ibnu Hajar menjawab orang-orang yang menentang pendapat Imam Nawawi dalam kitab khusus berjudul:
رفع الملام عن القائل باستحباب القيام
Berdiri dalam majlis maulid saat mahallul qiyam, memang tidak wajib atau sunnah kata Assayyid Muhammad Almaliky r.a. Tapi orang yang hadir dalam majlis maulid berdiri dengan khusyu’ dan khidmat dalam rangka mengekspresikan kegembiraan, sambil membayangkan kehadiran ruhaniah Nabi SAW
Karena kita meyakini bahwa Nabi SAW tetap hidup dalam barzakhnya “hayatan barzakhiyyah” dengan sempurna yang sesuai dengan maqomnya. dan ruhnya yang mulia senantiasa berkeliling di alam malakut dan bisa kemana saja, seperti menghadiri majelis-majelis yang mulia dan seterusnya.
رسول الله عليه الصلاة والسلام حيّ في قلوبنا بدا
Kalau ruh orang mukmin biasa saja dibebaskan oleh Allah SWT, dan bisa ke mana saja yang ia kehendaki atas izin Allah SWT, sebagaimana perkataan Imam Malik dan Salman Alfarisi, lebih-lebih ruh manusia termulia sayyidina Muhammad Shallahu a’laihi wa sallam
Maka anda yang mempersoalkan qiyam / berdiri di majlis maulid, apakah anda tidak akan berdiri saat ada tamu yang datang ke rumah anda ? atau misalnya ada ulama/orang terhormat, atau kepala negara/raja yang tiba-tiba datang mengunjungi anda? Sungguh ironis mempersoalkan hal ini.
#utas #maulid #phobiamaulid
Baca juga kajian tentang Maulid berikut :
- Abu Lahab mengalahkan kita dalam Kegembiraan
- Maulid Nabi Di Madura
- Fatwa Aneh Asy-Syatibi
- Mengulang-ulang Pertanyaan Dalil Maulid
- Perayaan Peringatan Maulid Nabi Tradisi Turun Temurun Umat Islam
Sumber Twitter Ustadz : Abubakar Assegaf @abubakarsegaf
10.10 AM · 10 Okt 2021·