Ahli sholawat tidak mudah membid'ahkan.
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Lisan yang selalu bersholawat kepada Nabi Muhammad tidak akan mudah untuk menyalahkan dan membid'ahkan amalan umat islam serta mengkafirkan orang yang beriman.
Karena semakin banyak shalawatnya semakin besar cintanya kepada nabi, maka akan semakin besar pula cintanya kepada sesama umat Nabi, sehingga akan sulit baginya untuk menyakiti sesama umat Nabi Muhammad SAW.
Semakin panjang sholawatnya semakin dalam kerinduannya kepada nabi, maka semakin tinggi rasa hormatnya kepada orang yang mengagungkan Nabi Muhammad SAW.
Semakin lama shalawatnya semakin tenang batinnya, maka semakin erat kasih sayangnya kepada sesama umat Nabi Muhammad SAW.
Shalawat yang dilantunkan oleh seseorang muslim akan memberi pengaruh kepada perilakunya, sehingga berusaha untuk mencontoh sikap Nabi dalam menyelesaikan setiap masalah.
Sebagai contoh, ketika lisannya ingin menyalahkan suatu perbuatan, maka shalawat yang telah mendarah daging dalam tubuhnya akan mengingatkannya bagaimana Nabi bersikap.
Akan terbayang di pelupuk matanya, bagaimana sikap Nabi terhadap arab badui, yang masuk ke dalam masjid Nabi, kemudian langsung mengambil posisi salah satu sudut dinding masjid lalu buang air kecil.
Melihat kejadian tersebut, sebagian sahabat marah, lalu Nabi mencegah sahabat dan mengatakan ; biarkan dia menyelesaikan hajatnya.
Padahal perbuatan tersebut sudah jelas salah tetapi Nabi tidak menyalahkannya, berbeda dengan yang terjadi hari ini, kelompok sebelah menyalahkan dan membidahkan amalan umat islam yang mana ulama berbeda dalam menetapkan status hukumnya karena masuk dalam khilafiyah furu'iyah disebabkan setiap mazhab mempunyai dasar dari Al Quran dan Sunnah.
Kisah yang lain, Seorang sahabat ketahuan ingin membocorkan rahasia, akan penaklukan kota mekkah, sebagian sahabat berang ingin memenggalnya, tetapi Nabi melarangnya dan ketika dihadapkan kepada Nabi, lalu Nabi bertanya dengan lemah lembut, kenapa engkau ingin membocorkan rahasia ini ? kemudian sahabat tersebut menjawab Ya Rasulullah aku takut keluarga ku terbunuh pada saat penaklukan kota mekah.
Perbuatan sahabat ini sangat jelas melanggar kesepakatan, tetapi Nabi tidak seta merta menyalahkan dan menjatuhkan hukuman kepadanya.
Sementara hari ini, ada satu golongan kecil dari umat islam, dengan berani memvonis salah dan bid'ah amalan yang mana Nabi tidak pernah melarangnya, malahan masih bersumber dari Al Quran dan Sunnah, sebagai contoh Talqin, membaca Al Quran di kuburan, azan di telinga bayi baru lahir dll.
Ahli shalawat tidak akan mudah memvonis bidah jika perkara tersebut tidak ada larangan tegas dari Nabi.
Apalagi perbuatan tersebut ada landasannya dari Al Quran dan Hadits yang menyatakan perbuatan tersebut dibolehkan dan dianjurkan, sebagai contoh peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.
Ulama yang membolehkan maulid nabi mendasarkan pendapat mereka dengan ayat dan hadits, diantaranya :
قُلْ بِفَضْلِ اللّٰهِ وَبِرَحْمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوْاۗ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.”
Nabi Muhammad merupakan rahmat terbesar yang Allah berikan kepada umat ini, maka Allah memerintahkan kita untuk bergembira atas rahmat yang Allah berikan, bergembira atas kelahiran nabi merupakan salah satu bentuk syukur kepada Allah yang telah mengutus seorang Nabi yang menyelamatkan kita di dunia dan akhirat.
Orang - orang yahudi bergembira atas Keselamatan dari kejaran firaun dengan puasa asyura, kemudian diakui nabi bagian dari syariat islam, maka mensyukuri nikmat keselamatan dunia akhirat dengan kelahiran nabi lebih utama dilakukan.
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ رواه البخاري
“Tidak sempurna iman salah seorang dari kalian sehingga menjadikan aku lebih ia cintai dari orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia”.
Bergembira dengan kelahiran nabi, yang menyelamatkan kita di dunia akhirat merupakan bentuk ekspresi cinta kepada Nabi.
Para sahabat telah mencontohkan bagaimana mengekspresikan cinta kepada Nabi, ada yang meminum darah bekam nabi, ada yang menampung ludah nabi lalu mengusapkannya ke muka dan badannya, ada yang memeluk dan mencium tanda kenabian, dan ada yang dengan harta dan nyawanya.
Kita hari ini, baru hanya sebatas berkumpul mendengarkan kisah tentang kehidupan Nabi, kemudian dibid'ahkan kelompok sebelah !
Padahal apa yang kita lakukan merupakan bentuk ekspresi cinta kepada Nabi, jika dikatakan tidak pernah diajarkan Nabi, bagaimana dengan sahabat yang mengekspresikan cintanya kepada Nabi yang tidak dicontohkan Nabi, apa berani kita katakan perbuatan bid'ah ?
Oleh sebab itu, agar jangan mudah lisan berucap bid'ah, maka perbanyaklah shalawat kepada Nabi.
Dalu - dalu, 20 Oktober 2021
Yuk Umroh 2021 yang minat hubungi kami.
Sumber FB Ustadz : Abee Syareefa
20 Oktober 2021 pada 14.36 ·