SULITNYA MENGIDENTIFIKASI AKIDAH HANBALI [?]
Setelah muncul narasi-narasi fiktif yang menyesatkan, diantara kampanye berjamaah bahwa akidah imam madzhab empat tidak sama dengan akidah Asy'ariyah, kemudian dibuat-buat fase kehidupan Imam al-Asy'ari dengan penuh ketidak jujuran, kini muncul narasi baru bahwa Hanbali judud [kekinian/muta'akhirin] menyelisihi Hanbali mutaqaddimin. Hanya demi membela akidah Imam Ibn Taimiyah seorang mereka rela melakukan narasi-narasi yang berpotensi memecah belah Ahlussunnah wal Jama'ah [Asy'ariyah, Maturidiyah, dan Atsariyah].
Karena jika mengikuti nalar mereka, maka betapa semakin sulitnya mengidentifikasi akidah Hanabilah yang sejati, sebab faktanya:
1. Al-Hafiz Ibn Syahin al-Hanbali [wafat 385 H.] mengatakan bahwa pengikut Imam Ahmad bin Hanbal ada yang mujassim.
2. Kurun ke-4 hijriyah, muncul kelompok bernama "Salafiyah" dari kalangan madzhab Hanabilah yang digawangi Imam Abu Ya'la, Imam Ibn Zaghuni, dan Imam Ibn Hamid dan mengaku berakidah salaf. Kemudian muncul kritik dari kalangan Hanbali lain, seperti Imam Ibnul Jauzi dan lain-lain bahwa mereka adalah mail kepada musyabbihah. Pada tingkat perselisihan ini, kawan-kawan Salafi Wahabi berada di kubu "Salafiyah" daripada kubu Imam Ibnul Jauzi dan lain-lain.
3. Kurun ke-7 hijriyah muncul Imam Ibn Taimiyah al-Hanbali yang kembali menghidupkan akidah "Salafiyah" diatas dengan lebih kokoh. Tapi kata pengikut beliau, Ibn Taimiyah adalah referensi sejati akidah Imam Ahmad bin Hanbal.
Sementara ulama' yang mengkritisi akidah Ibn Taimiyah diantaranya adalah Imam al-Baji, Imam Ibn Hajar al-Asqallani, Imam Dzahabi, Imam Abu Zur'ah al-Iraqi, Imam Taqiyuddin as-Subki, Imam Badruddin bin Jama'ah dan lain-lain. Dan jika benar akidah Imam Taimiyah adalah representasi akidah Imam Ahmad bin Hanbal, maka ulama'-ulama' tersebut telah berani mengkritik akidah Imam Ahmad bin Hanbal dan itu sangat tidak mungkin.
Ini belum memasukkan nama-nama ulama' Hanbali yang mufawwidh dan menyelisihi Imam Ibn Taimiyah yang sangat anti tafwidh.
4. Hambali muta'akhirin lebih soft, karena penjelasan mereka lebih dapat meminimalisir perbedaan antara Asy'ariyah dan Hanabilah dan menekankan bahwa khilaf mereka hanya khilaf furu' atau khilaf lafzhi dan juga mendudukkan akidah Imam Ibn Taimiyah dalam akidah Hanbali sebagaimana semestinya. Narasi ini lebih menyatukan, merangkul dan mendamaikan umat Islam seperti era sebelum terjadi perselisihan antara Hanabilah dan Asy'ariyah.
Imam as-Safarini, Imam Abdul Baqi al-Hanbali, Imam Ibn Syathhi, Imam al-Bairuti, Imam Abul Mawahib, dan Imam al-Mirdawi yang semua bermadzhab Hanbali dari kalangan muta'akhirin menegaskan bahwa, "Ahlussunnah wal Jama'ah adalah Asy'ariyah, Maturidiyah, dan Atsariyah [Hanabilah]".
Tapi kini muncul tuduhan dari kawan-kawan Salafi Wahabi, bahwa Hanbali judud [muta'akhirin] tidak sejalan dengan Hanbali mutaqaddimin. Kata mereka, ucapan as-Safarini al-Hanbali dan ulama' diatas sesat menyesatkan karena masih memasukkan Asy'ariyah dan Maturidiyah sebagai Ahlussunnah wal Jama'ah. Atau ketidak terimaan mereka karena tidak menganggap akidah Imam Ibn Taimiyah sebagai representasi utama akidah Imam Ahmad bin Hanbal yang sesungguhnya.
[Intaha, ganti bab 😀]
Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur
Kajian· 21 September 2021·