Ibn Taimiyah Tidak Bisa Dianggap Merepresentasikan Akidah Imam Ahmad
Bagi yang membaca dengan inshof dan menghindari ta'assub berlebihan, Imam Ibn Taimiyah tidaklah bisa dianggap mewakili atau merepresentasikan akidah Imam Ahmad bin Hanbal radhiyallahu 'anhu. Kita akan mudah menjumpai akidah keduanya yang berbeda atau saling berlawanan, baik dalam pemahaman akidah dasar [masdar talaqqi] atau methode istidlalnya. Apalagi Imam Ahmad sangat berhati-hati dalam menetapkan atau sekedar membuat narasi akidah. Karena itu, jika ada yang mengatakan bahwa akidah Imam Ahmad bin Hanbal secara umum sama dengan akidah Imam Ibn Taimiyah, maka dipastikan dia berdusta.
Karena itu, hingga kini saya kekeh menyatakan bahwa akidah Hanbali [Atsariyah] berbeda dengan akidah Taimiyah [akidah pengikut Imam Ibn Taimiyah]. Dan ini bukan statemen baru, tapi pernyataan ulama'-ulama' dahulu hingga sekarang, termasuk ulama' Hanbali sendiri.
Dan sebatas pembacaan saya, banyak ulama' Hanbali yang menolak dengan cara halus akidah atau pemahaman Imam Ibn Taimiyah. Mungkin itu karena keilmuan dan kewibawaan beliau di kalangan Hanbali sehingga banyak yang segan. Dan tidak pernah saya temui, ulama' Hanbali, baik dahulu hingga sekarang, yang secara frontal menyerang atau menulis tulisan khusus untuk menguliti akidah Imam Ibn Taimiyah, sebagaimana ulama' Asy'ariyah atau Maturidiyah. Yang saya lihat, mereka mengkritik dengan halus setiap pernyataan atau narasi akidah sekira dianggap bertentangan dengan akidah salaf, atau akidah mayoritas, atau akidah Hanbali sendiri.
Mauqif pribadi saya terhadap Imam Ibn Taimiyah adalah sebagaimana Imam Taqiyuddin as-Subki, Imam Abu Zur'ah al-Iraqi, Imam Ibn Hajar al-Asqallani, Imam Badruddin al-Aini, Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Imam Ibn Abidin al-Hanafi, Syaikh Yusuf an-Nabhani, atau ulama' kontemporer seperti Imam Abu Zahrah, Imam Abdul Fattah Abu Ghuddah, Syaikh Shalahuddin al-Idlibi, Imam Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi, Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, Syaikh Ali Jum'ah, dan lain-lain. Mauqif mereka adalah mengakui kepakaran, keluasan ilmu, dan jasa Imam Ibn Taimiyah dalam Islam, tetapi juga wajib mengingatkan kesalahan dan bid'ah-bid'ah beliau agar tidak diikuti, termasuk kecenderungan tajsimnya [saya tidak mengatakan mujassimah], sebagai nasehat kepada muslimin. Tetapi saya juga menghormati pendapat lain yang berbeda karena alasan ghairah diniyah atau pembelaannya terhadap akidah Islam.
Mari beragama dengan jujur, tidak melakukan talbis, menipu, membuat-buat fitnah murahan, tahrif, atau tadlis, baik kepada diri sendiri atau orang lain.
Sumber FB Ustadz : Hidayat Nur
20 September 2021 pukul 07.04 ·
beberapa komentar :
Rahmat Adistia
Terima kasih atas ma'lumaatnya Kyai Hidayat Nur.
Saya pribadi berasal dari basis kajian para pengkaji literatur Ibni Taimiyyah. Secara mindset personal, saya open minded untuk menelaah literatur di lintas afiliasi. Tulisan-tulisan Yai Hidayat, Gus Wahab, dll memberi asupan informasi yang tidak saya dapati di kajian "kami".
Di sisi kajian salafi, silabusnya yang pernah saya kaji jelas dari ushul tsalatsah hingga wasithiyah. Di sisi kajian asyairah, alhamdulillah saya sudah hafal aqidatul awwam dan mengikuti sebagian durus syaikh said fodah.
Terkait dengan info Yai di status, pertanyaan saya atau permintaan saya, sebagai bahan telaah lebih lanjut, boleh mohon Yai infokan contoh kitab-kitab aqidah hanabila yang berbeda dengan aqidah ibni taimiya ataupun kitab tokoh hanabila yang mengkritik halus Ibni Taimiya.
Terima kasih sebelumnya. Semoga Allah satukan hati kaum muslimin, semoga Allah mengampuni kita, dan memasukkan kita semuanya ke dalam surga-Nya.
Hidayat Nur
Rahmat Adistia Saya anjurkan baca kitab "As-Sadah al-Hanabilah wa Ikhtilafuhum Ma'as-Salafiyyah al-Mu'ashirah" karangan Syaikh Musthofa Hamdu Ulayyan al-Hanbali (terjemah versi Indonesia sudah ada), atau kitab-kitab Syaikh Abdul Fattah bin Qudaisy al-Yafi'i. Beliau berdua berakidah Hanbali yang sangat moderat dan inshof.
Rahmat Adistia
Hidayat Nur Syaikh Yafi'i ma'lum indanaa. Saya pernah baca manhajiyah 'aamah beliau..
Maturnuwun sanget yai
Dodi ElHasyimi
Rahmat Adistia ...
MADZHAB TAIMIYYAH.... !!!
Dari UNGKAPAN SYEKH IBNU TAIMIYYAH sendiri ini, jelas sekali bahwa DALAM BERAQIDAH, beliau itu punya MANHAJ SENDIRI, bukan BERMANHAJ HAMBALI ataupun yg lain, lebih gampangnya kita namakan saja MANHAJ TAIMIYYAH :
مجموع الفتاوى (3/ 229)
مَعَ أَنِّي فِي عُمْرِي إلَى سَاعَتِي هَذِهِ لَمْ أَدْعُ أَحَدًا قَطُّ فِي أُصُولِ الدِّينِ إلَى مَذْهَبٍ حَنْبَلِيٍّ وَغَيْرِ حَنْبَلِيٍّ، وَلَا انْتَصَرْت لِذَلِكَ، وَلَا أَذْكُرُهُ فِي كَلَامِي، وَلَا أَذْكُرُ إلَّا مَا اتَّفَقَ عَلَيْهِ سَلَفُ الْأُمَّةِ وَأَئِمَّتُهَا.
Sesungguhnya saya (Ibnu Taimiyyah) sepanjang umur saya sampai sekarang ini, saya sama sekali tidak pernah mengajak seorangpun dalam masalah USHULUDDIN (AQIDAH) untuk mengikuti MADZHAB HAMBALI dan selainnya, saya tidak pernah menolong kepada madzhab-madzhab tsb, saya tidak pernah menyebutkan demikian di dalam ucapan saya, dan saya tidak pernah menyebutkan (dalam masalah aqidah) kecuali perkara-perkara yang telah disepakati oleh UMAT dan para IMAM SALAF....
Keterangan :
Dalam banyak kasus, ungkapan pengakuan "KESEPAKATAN" dari SYEKH IBNU TAIMIYYAH rahimahullâh itu TIDAK BISA DIJADIKAN PEGANGAN, karena terbukti tidak sesuai dengan FAKTA......!!!
Wallaahu A'lam....