Kelompok Radikal
Salah satu ciri mendasar kelompok radikal adalah, mereka memonopoli klaim kebenaran serta mendaku satu-satunya kelompok yang merepresentasikan Islam berdasarkan Quran dan Sunah. Oleh sebab itu, mereka akan melebeli setiap muslim yang berbeda “pendapat” dengan mereka (di luar masalah yang mujma’ ‘alaihi dan ma’lum minddin bidh dharurah) sebagai pihak yang menyelisihi Allah dan Rasul-Nya, atau memusuhi dan menentang Islam.
Setelah itu, mereka akan menyesatkan, lalu mengkafirkan. Jika sudah mendapatkan kesempatan dan kekuatan, mereka akan menghalalkan darah (membunuh) siapa saja yang mereka anggap tidak sejalan dengan pendapat mereka. Ini semua mereka lakukan dengan dalih (bukan dalil) amar ma’ruf nahi mungkar dan membela agama Allah.
Semua umat Muslim yang tidak berafiliasi (bergabung) dengan mereka, maka akan mereka vonis firqah dhallah (kelompok sesat) dan masuk ke dalam tujuh puluh dua golongan yang akan masuk Neraka. Mereka mengklaim sebagai satu-satunya kelompok yang akan masuk Surga (Firqah Najiyah). Mereka begitu yakin, seolah ada wahyu yang turun kepada mereka dalam hal ini.
Dalam melancarkan aksinya, mereka akan memakai nama, istilah, dan slogan yang keren dan menarik, seperti : “pengikut Nabi”, “pengikut Salaf”, “pembela Quran dan sunah”, dan yang semisalnya. Tujuannya, agar umat muslim tertipu dan mengikut mereka. Modus operandinya tidak jauh beda dengan kelompok radikal Khawarij zaman dulu yang membunuh sahabat Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu.
Dari ciri mendasar di atas, lahirlah ciri turunannya yang lain, yaitu sikap ekslusif dan intoleran dengan perbedaan dan keragaman pendapat yang ada. Karena bagi mereka, semua masalah agama sifatnya ushul (pokok), tidak ada furu (cabang), semuanya mujma’ alaihi (disepakati), tidak ada istilah khilafiyyah ijtihadiyyah. Dan biasanya, kelompok ini cenderung reaktif, keras, dan kontrol emosionalnya sangat lemah.
Selain itu, mereka ini sering makukan playing victim (melakukan kesalahan, lalu melemparkan kesalahan kepada orang lain), mendzalimi tapi teriak didzalimi, menyesatkan tapi teriak disesatkan, intoleran tapi teriak toleran dan seterusnya.
Semoga Allah Ta’ala menyelamatkan kita dan seluruh umat muslim dari kerusakan kelompok ini. Amin ya Rabbal ‘alamin. Wallahu ‘alam bish shawab.
(Abdullah Al-Jirani)
Sumber FB Ustadz : Abdullah Al Jirani
12 Juli 2021