Bertaubat Sebagai Nasehat Pertama dan Utama
Dalam perjalanan kehidupan spiritual, seorang salik (pejalan) harus melalui tangga-tangga spiritual, dan maqam-maqam tasawuf yang beraneka ragam.
Dan sesiapa yang menginginkan berjalan di jalan Allah agar wushul (sampai) pada keridhaan Allah, hendaknya menjaga dan mengamalkan sembilan nasehat atau wasiat berikut ini, yaitu (1) taubat, (2) qana'ah, (3) zuhud, (4) mempelajari ilmu agama (5) menjaga kesunahan-kesunahan, (6) tawakal, (7) ikhlas, (😎 uzlah, dan (😎 menjaga waktu.
Nasehat Pertama, Taubat.
Syekh Sayyid Abi Bakr ad-Dimyathi dalam Kifayatul Atqiya mensyarahi,
من الوصايا التسع التوبة وهي اول الوصايا وأهم قواعد الدين واول منازل السالكين وأصل مقامات الطالبين
Di antara sembilan nasehat itu adalah taubat. Ia adalah nasehat pertama, dan merupakan fondasi yang paling penting bagi agama, dan awal bagi titian para salik, serta fondasi bagi berbagai maqam (kedudukan) orang-orang yang mencari ridla Allah.
فالتوبة لغة الرجوع يقال تاب اذا رجع وشرعا الرجوع عما كان مذموما في الشرع الى ما هو محمود فيه
Taubat secara bahasa memiliki arti rujuk (kembali), dikatakan "taba" ketika sesuatu atau seseorang itu kembali. Sedangkan taubat secara syariat adalah kembali dari sesuatu yang tercela secara syarak (agama) menuju pada sesuatu yang terpuji dalam syarak.
Syekh Ibn Araby mengklasifikasi taubat menjadi tiga, yaitu (1) yang bertaubat karena takut siksaan Allah disebut shahibut taubah, (2) yang bertaubat karena mengharapkan pahala disebut shahibul inabah, dan (3) yang bertaubat karena menjaga atau melaksanakan ubudiyah semata, bukan karena memburu pahala, dan takut siksa, disebut shahibul awbah.
Agar taubat diterima dan absah, maka perlu memenuhi empat prasyarat, yaitu:
Pertama, menyesali dosa-dosa yang telah diperbuat, bukan sekedar pernyataan di bibir saja.
Kedua, bertekad bulat tidak akan mengulangi lagi dosa yang pernah diperbuat.
Ketiga, berhenti melakukan perbuatan dosa.
Keempat, membebaskan diri dari hak tanggungan kemanusiaan.
Berikut ini nadzam Hidayatul-Adzkiya terkait syarat-syarat taubat tersebut:
اطلُب مَتابا بالنّدامةِ مُقلِعا :: وبِعزْم تركِ الذنب فيما استقبلا
"Upayakan bersegera taubat dengan (1) penyesalan, (2) penghentian kemaksiatan, serta (3) bertekad meninggalkan dosa di masa yang akan datang."
و براءةٍ مِن كُل حقّ الأدمي : ولهذه الأركان فارْعَ وكملا
"(4)Serta usaha pembebasan dari setiap hak adami. Dan jagalah rukun-rukun dari taubat ini, serta sempurnakanlah."
Bagi seorang yang dzalim dan ia dalam keadaan papa, maka hendaknya ia berjanji di dalam hatinya, "akan melunasi tanggungannya jika sewaktu-waktu diberikan rezeki oleh Allah." Seandai hinga ajal menjemputnya ia masih belum mampu melunasi, hendaknya ia hanya bisa berharap kemurahan Allah, agar diampuni.
#Kajian Hidayatul-Adzkiya' dengan syarah Kifayatul Atqiya' dan Salalimul Fudlala'.
Volume 8
Sumber FB Ustadz : Yusuf Suharto sedang bersama Yusuf Suharto.
29 Juni 2021 pada 18.52 ·