Alkohol Biangnya Khamar?
Di kelas pak (alm) KH Prof. Dr. Ali Mustafa Ya'qub sewaktu dulu saya masih S2, beliau pernah menegaskan bahwa Alkohol itu najis.
Malah beliau tegas mengatakan bahwa kenajisan Alkohol itu lebih najis dari khamar.
Lho kok bisa?
Beliau berlogika sederhana. Khamar itu asalnya dari buah yang baik, yaitu kurma atau anggur. Lalu dibuatkan sari buahnya dan difermentasi.
Sampai disitu tidak ada masalah. Tetap halal, enak dan segar.
Tapi kalau proses fermentasi itu diteruskan an diteruskan, mulainya muncul kandungan alkohol. Maka jadilah khamar.
Jadi ketika belum ada alkohol, minuman itu halal 100%. Tapi begitu muncul alkoholnya, segea minuman itu berubah menjadi khamar dan haram.
Maka titik poin utama kapan minuman itu jadi khamar atau bukan adalah ketika alkoholnya ada atau tidak ada. Ada Alkohol = khamar. Tidak ada Alkohol = bukan khamar.
So, Alkohol itulah si khamar. Bahkan Alkohol itulah biangnya khamar. Sudah pasti hukumnya najis.
Kita pun di kelas pada mengangguk-anggukkan kepala. Saya angkat tangan ingin menyanggah. Tapi beliau langsung jawab. Tapi itu menurut saya lho. Dan bukan berarti satu-satunya kesimpulan.
Sebab masih banyak lagi para ulama kontemporer yang tidak menganggap Alkohol itu najis. Mereka punya logika dan nalar hukum yang berbeda.
Detailnya, silahkan baca disertasi saya ini. Maka beliau bagikan gratis disertasi itu kepada kami di kelas. Satu orang dapat satu. Langsung saya minta beliau tanda-tangani di halaman awal di balik cover.
oOo
Saya tidak tahu bila hari ini beliau masih ada di tengah kita, apakah beliau akan mengoreksi ulang pendapatnya bahwa Alkohol itu najis.
Perkiraan saya, mungkin beliau akan tetap bilang najis, tapi karena keadaan yang tidak memungkinkan, boleh jadi beliau membolehkan dengan alasan kedaruratan.
Sebab tahun 2020-2021 ini kitamasuk zaman covid, dimana hand sanitizer menjadi kebutuhan utama.
Dan di dunia medis, Alkohol adalah cairan yang amat sangat dibutuhkan. Sulit membayangkan dunia medis tanpa alkohol.
Kalau Alkohol itu haram dikonsumsi, saya kira semua sepakat haram. Tapi kalau najis, kita lihat dulu alur logikanya.
Di kalangan ulama Mazhab Syafi'i, khususnya yang di zaman belakangan, memang ada fatwa najisnya Alkohol.
Kalau kurang setuju dengan pandangan beliau, Monggo. Tapi jangan mendebat ke saya. Soalnya, saya pun kurang sependapat juga. Tapi saya tetap menghormati pendapatnya. Setidaknya begitulah pendapat sebagian kaum muslimin.
Koreksi boleh, tapi pelan-pelan saja. Jangan berisik. Belanda sudah dekat. Merdeka
Sumber FB Ustadz : Ahmad Sarwat
6 Juli 2021